Presentasi
Presentasi
adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan
pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik,
presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
Tujuan
dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya dibawakan
oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau
untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah
pendapat tertentu).
Teknik
Presentasi
a.
Prinsip Motivasi
Ada
beberapa cara agar seseorang termotivasi untuk mendengarkan sesuatu hal,
diantaranya dengan menggunakan prinsip 5W1H.
What,
apa yang dibicarakan?
Who,
siapa yang diajak berbicara?
When,
kapan seorang pembicara itu melakukan pembicaraan?
Where,
dimana seorang pembicara melakukan pembicaraan?
Why,
mengapa ia melakukan pembicaraan?
How,
bagaimana ia cara melakukan pembicaraan?
b.
Prinsip Perhatian
Pendengar
akan memperhatikan pembicara apabila yang dibicarakan itu bersifat menarik.
Dengan kata lain pendengar akan mempunyai minat mendengarkan apabila pembicara
dalam menyampaikan informasinya melakukan sesuatu hal yang menarik, baik itu
bersifat aneh, lucu, sesuai kebutuhan dan bersifat menegur.
c.
Prinsip Kegunaan
Prinsip
ini menghendaki pembicara untuk menentukan terlebih dahulu kegunaan dari uraian
ceramah yang akan disampaikan. Hal ini bertujuan agar pendengar tidak mempunyai
rasa penasaran, mengapa seorang pembicara menyampaikan informasi tersebut
kepada pendengar.
d.
Prinsip Keindraan
Prinsip
ini menghendaki seorang pembicara untuk menggunakan alat yang berhubungan
dengan panca indera dalam melakukan pembicaraan atau presentasi. Alat peraga
berfungsi untuk memperkenalkan topik pembicaraan dengan dibantu oleh
peragaan-peragaan visual lainnya. Hal ini membantu pembicara dalam mengatakan
suatu hal atau kata demi kata. Contoh alat peraga yang sering digunakan pada
waktu presentasi yaitu: OHP (Overhead Projector), slide, video, tape, grafik,
gambar, brosur dan lain-lain.
e.
Prinsip Ulangan
Prinsip
ini mengharuskan pembicara untuk mengulang kembali materi yang diutarakan, hal
ini supaya pendengar lebih mudah mengingat apa yang disampaikan. Prinsip
ulangan ini biasanya menekankan suatu topik/maksud yang penting dari isi
presentasi. Oleh karena itu, agar informasi yang penting dari suatu presentasi
dapat ditangkap dan mudah dimengerti, hendaknya seorang pembicara
mengungkapkannya secara berulang-ulang.
f.
Prinsip Pengertian
Ketika
mempresentasikan suatu hal, seorang pembicara dalam menyampaikan informasi
perlu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh para pendengar. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam menangkap informasi yang diberikan kepada para
pendengar. Oleh karena itu, ketika ada pembicaraan yang kurang dimengerti oleh
pendengar hendaknya diperjelas atau diberi pengertian.
Syarat
Presentasi
a. Menguasai
materi dan bahasa dengan baik
b. Mempunyai
keberanian
c. Memiliki
ketenangan sikap
d. Sanggup
menampilkan gagasan secara lancar dan terature.
e. Sanggup
mengadakan reaksi yang cepat dan tepat terhadap situasi apapun yang mungkin
timbul saat presentasif.
f. Memperlihatkan
sikap yang tidak kaku dan tidak canggun
Jenis
Presentasi
a. Presentasi
Dadakan (Impromptu)
Pembicaraan impromptu merupakan
jenis presentasi yang dilakukan secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam
hal ini pembicara ditunjuk langsung untuk menyampaikan informasi kepada para
pendengar, tanpa melakukan persiapan segala sesuatunya, baik itu mengenai tema
pembicaraan maupun alat bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan
mengejutkan.
Ada beberapa kelebihan dan
kelemahan apabila menggunakan jenis presentasi dadakan atau impromptu.
Kelebihan:
informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang sesungguhnya,kata
atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas,membuat pembicara terus
berpikir selama menyampaikan informasi.
Kelemahan:
informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu untuk
berpikir dan mengolah kata,tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya,
karena secara mendadak untuk menyampaikan informasi,terjadi demam panggung,
karena belum ada persiapan apapun mengenai apa yang harus disampaikan.
b. Presentasi
Naskah (Manuscript)
Presentasi naskah merupakan jenis presentasi
dimana dalam menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya dengan
membaca naskah. Tidak sedikit orang dalam menyampaikan informasi menggunakan
naskah berupa teks. Setiap kata-kata yang keluar merupakan hasil dari sebuah
naskah, pembicara melupakan tugasnya yang utama yaitu melakukan kontak mata
dengan pendengar. Jadi dapat dikatakan pembicara bukan menyampaikan pidato,
tetapi membacakan naskah pidato.
Kelebihan:
penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis, kata yang keluar diungkapkan
secara baik dan benar,tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.
Kelemahan:
pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya, bagi pendengar tidak
termotivasi untuk mendengarkannya, tidak menarik dalam menyampaikan
informasinya, terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak
mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.
c. Presentasi
Hafalan (Memoriter)
Jenis presentasi yang dilakukan
menghapal dari teks yang telah disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter
tidak menggunakan naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan
persiapannya dengan menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang
akan disampaikan. Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript.
Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata dari
naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.
d. Presentasi
Ekstempore
Jenis Ekstempore merupakan jenis
presentasi yang paling baik untuk dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara
mempersiapkan materi dengan garis besarnya saja, kemudian pada saat presentasi
akan dijabarkan secara mendetail.
Kelebihan:
pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada persiapan
sebelumnya, dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan, kemungkinan besar
pembicara dalam menyampaikannya menarik perhatian pendengar, karena tidak
berpedoman kepada naskah ataupun hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis
besar materi, lebih leluasa dalam penyampaiannya, pembicara dapat melakukan
kontak mata dengan pendengar, sehingga akan terlihat apakah pesan yang
disampaikan menarik atau tidak.
Kelemahan:
perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan dibicarakan, membutuhkan
waktu yang lama dalam persiapan presentasi, bagi pemula, sulit untuk dilakukannya
karena membutuhkan keahlian dan pengalaman yang cukup.
Tujuan
Presentasi
1.
Menyampaikan informasi
Banyak pada
perusahaan-perusahaan melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan berupa
informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting
atau bahkan rahasia. Perusahaan mengundang seseorang yang dianggap pantas untuk
menyampaikan informasi sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam hal ini
pembicara memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan pengalamannya.
2. Meyakinkan
pendengar
Presentasi yang dilakukan berisikan
informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang disusun secara logis
sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang
merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan
ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara,
seseorang/kelompok orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan.
3. Menghibur
pendengar
Pada era globalisasi ini banyak
acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara hiburan tersebut dipimpin
oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur para penonton. Prensenter
dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan
profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara tersebut.
Selain acara televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta
perayaan-perayaan. Contoh: pesta perayaan pernikahan, ulang tahun dan
lain-lain. Presenter ditugaskan untuk berbicara dan menyelipkan kata-kata yang
dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta perayaan tersebut.
4. Memotivasi
dan menginspirasi pendengar untuk melakukan suatu tindakan
Demi tercapainya suatu tujuan
perusahaan, seorang pimpinan dituntut untuk mengarahkan dan membimbing para
karyawannya agar dapat bekerja secara maksimal dan tidak lupa untuk
memperhatikan kualitasnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, pimpinan
perusahaan juga dapat melakukan motivasi agar para karyawannya dapat bekerja
dengan semangat yang tinggi. Kegiatan memotivasi tersebut dapat dilakukan
dengan mengadakan suatu forum. Forum tersebut terdiri dari para karyawan dimana
bertindak sebagai pendengar, sedangkan yang bertindak sebagai pembicara yaitu
pihak pimpinan perusahaan itu sendiri. Pimpinan bertugas untuk menyampaikan
informasi yang bersangkutan dengan tujuan perusahaan serta memotivasinya, baik
dengan cara mempromosikan karyawan maupun kenaikan gaji karyawan.
5. Melakukan
penjualan
Tujuan presentasi yang keempat
yaitu melakukan penjualan. Hal ini bersangkutan dengan perusahaan yang ingin mempromosikan
suatu produk tertentu. Perusahaan menugaskan kepada salah seorang atau kelompok
karyawan untuk mempromosikan produknya kepada calon pembeli. Karyawan tersebut
dibekali pengetahuan mengenai produk dan dibantu dengan alat bantu peraga untuk
memudahkan penyampaian pesan.
6. Membuat
suatu ide atau gagasan
Presentasi yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta pendengar. Tipe
tujuan ini biasanya diterapkan pada suatu perusahan/organisasi yang mengalami
suatu masalah yang sulit untuk dipecahkan sehingga membutuhkan pendapat/argumen
orang lain untuk memecahkannya. Forum yang dilakukan sering dikenal dengan
istilah rapat. Perusahaan mengundang peserta rapat yang dianggap penting
baginya serta dapat memunculkan suatu ide/gagasan sehingga secara tidak
langsung dapat membantu suatu tujuan perusahaan.
7. Menyentuh
emosi pendengar
Tujuan yang keenam yaitu untuk
menyentuh emosi pendengar. Dalam hal ini pembicara bertugas untuk melakukan
pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaaan/emosi seseorang. Sebagai contoh
pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai korban bencana
yang terjadi akhir-akhir ini. Presentasi yang dilakukan pembicara membuat
pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana dengan cara
menyumbangkan sebagian hartanya.
8. Memperkenalkan
diri
Presentasi demikian biasa digunakan
ketika melakukan wawancara, seperti seseorang yang melamar pekerjaannya
kemudian ia memperkenalkan dirinya dengan menyebutkan data pribadi dan daftar
riwayat hidupnya kepada pihak yang menanyakan.
Macam-macam
presentasi
1. Microsoft
Powerpoint : Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan
dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program
berbasis multi media. Didalam komputer, biasanya program ini sudah
dikelompokkan dalam program Microsoft Office.
2. KPresenter
: Program pembuat presentasi yang satu ini sepertinya memang mengerti kebutuhan
Anda. Dengan interface yang indah dan mudah, pembuatan presentasi menjadi
kegiatan yang menyenangkan.
3. OpenOffice
Impress (Presentation) : Tidak jauh berbeda dengan Writer atau TextDocument
yang mirip MS Word, dan SpreadSheet (Calc) yang mirip dengan MS Excel,
Presentation (Impress) ini juga sangat mirip dengan MS PowerPoint.
4. Magic
Point : MagicPoint adalah suatu alat bantu presentasi berbasis XWindow. Alat
bantu ini didisain untuk membuat presentasi yang sederhana dan mudah dan juga
memungkinkan membuat suatu presentasi yang komplek.
Wawancara
Wawancara
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab)
secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya,
1985). Wawancara adalah salah satu
metode untuk dapat mendapatkan data anak atau orangtua dengan mengadakan
hubungan secara langsung dengan informan/face to face relation(Bima Walgito,
1987). Wawancara adalah alat untuk memperoleh data atau fakta atau informasi
dari seorang murid secara lisan (Dewa Ktut Sukardi, 1983).
Wawancara
informatif adalah suatu alat untuk memperoleh fakta/data informasi dari murid
secara lisan. Dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan
(W.S.Winkel, 1995)
Jenis Wawancara
- Man in the street interview. Untuk mengetahui
pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan diangkat jadi
bahan berita.
- Casual interview. Wawancara mendadak.
Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.
- Personality interview. Wawancara terhadap
figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki
kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan
berita.
- News interview. Wawancara untuk
memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau reputasi
di bidangnya.
Wawancara yang Baik
Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya
diperhatikan hal-hal - antara lain - sebagai berikut:
- Lakukanlah persiapan
sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut outline
wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai
sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan
sebagainya.
- Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di
tempat pelaksanaan wawancara tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang
dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang
juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan
tempat pelaksanaan wawancara.
- Jangan mendebat nara
sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi
sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak
setuju dengan pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus
didebat, sampaikan dengan nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.
Contoh yang baik:
"Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim
demokrasi itu sendiri, Pak?"
Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"
Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"
Contoh yang tidak baik:
"Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu
sendiri, Pak."
- Hindarilah
menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-hal
yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara
sumber.
- Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang
sesingkat mungkin dan to the point. Selain untuk menghemat waktu, hal ini
juga bertujuan agar nara sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si
pewawancara.
- Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali
bertanya. Hal ini dapat merugikan kita sendiri, karena nara sumber
biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan terakhir yang
didengarnya.
- Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri
terhadap berbagai karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang pendiam,
pewawancara hendaknya dapat melontarkan ungkapan-ungkapan pemancing yang
membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan untuk nara sumber
yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan pembicaraan
agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
materi wawancara.
- Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan
personal dengan nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang yang
tersedia sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah pihak dapat ngobrol
mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal lain yang berguna
untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses wawancara itu
sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-waktu
yang akan datang.
- Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki
lawan ataupun musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita memihaknya,
walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti kata pepatah, "Jangan
bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing".
- Bagi seorang reporter pers yang belum ternama,
seperti pers kampus dan sebagainya, kendala terbesar dalam proses
wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri, melainkan proses untuk
menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber tertentu dengan
sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa
menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang
dekat dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai
nara sumber tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam
berapa saja dia ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan
sebagainya.
Metode
Wawancara Kelompok Petani (MWKP)
Metode Wawancara Kelompok Petani adalah
suatu metode pengumpulan data dalam survai informal melalui wawancara yang
dilakukan oleh seorang peneliti atau lebih (biasanya 2 orang) terhadap
sekelonmpok petani (8-10 orang) secara sekaligus. Wawancara dilakukan dengan
menggunakan panduan daftar pertanyaan kunci. Unit analisis dan MWKP adalah
kelompok. Anggota petani dalam kelompok dipilih secara sengaja (bukan acak)
berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan topik permasalahan yang diteliti.
Negosiasi
Shani
and Lau (2005, 176) mendefinisikan negosiasi sebagai : “ In situations where
there is both conflict and interdependency, the process used to deal with
conflict is negotiations” Dalam hal ini, negosiasi diartikan sebagai proses
penyelesaian konflik, dimana pihak-pihak yang terlibat konflik saling
bergantung. Dalam contoh diatas, terjadi peluang terjadi negosiasi ada pada
poin pertama : dari sisi manajemen, karyawan sangat berkompeten dan memiliki
kontribusi yang besar bagi perusahaan, sedangkan di sisi lain, karyawan merasa
membutuhkan perusahaan karena perusahaan memiliki sistem konpensasi, career
development dan prospek yang bagus. Terdapat saling ketergantungan, sehingga
membuka peluang terjadinya negosiasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mc Shane and
Von Glinow (2003, 402) : “ Negotiations occurs whenever two or more conflicting
parties attemp to resolve their divergent goals by redefining the term of their
interdependence.”
Pola
Perilaku Negosiasi
Dalam
melakukan negosiasi, setiap pihak dapat menunjukkan empat pola perilaku sebagai
berikut:
- Moving against (pushing). Menjelaskan memperagakan,
mengarahkan,mengulang-ulangi, menjernihkan masalah, mengumpulkan
perasaan,berdebat, menghimbau, menghakimi, tak menyetujui,
menentang,menunjukkan pihak lain
- Moving
with (pulling) . Memperhatikan, mengajukan
gagasan,menyetujui, meringkaskan gagasan-gagasan pihak lain, menjajagi
- Moving away (withdrawing) . Menghindari konfrontasi,
menghindarihubungan dan sengketa, menarik kembali isipembicaraan, berdiam
diri,tak menanggapi pertanyaan.
- Not
moving (letting be). Mangamati, memperhatikan,
memusatkan perhatian pada “here
and now”, mengikuti arus, luwes, menyesuaikan diri dengan situasi
dan menyukainya.
Tipe
negosiasi
Pada
dasarnya, ada 2 tipe negosiasi yaitu distributive
negotiations dan integrative negotiations
1.
Distributive
negotiations, yaitu negosiasi dimana pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya saling
bersaing untuk mendapatkan keuntungan terbesar dari negosiasi tersebut,
sehingga distributive negotiations seringkali disebut win-lose bargaining.
Contoh distributive negotiations adalah negosiasi gaji antara manajemen dan
karyawan. Di satu sisi, karyawan menginginkan gaji tinggi, sebaliknya,
manajemen berusaha menekan gaji serendah mungkin, demi efisiensi organisasi.
Dalam distributive negotiations, informasi memainkan peran yang sangat penting.
Pihak yang memiliki informasi lebih akurat, memiliki peluang lebih besar untuk
meraup keuntungan lebih banyak. Semakin sedikit lawan kita mengetahui tentang
kelemahan, ataupun preferensi kita yang sebenarnya, maka semakin kuatlah
kedudukan kita. Dalam negosiasi gaji karyawan, semakin karyawan tahu bahwa
manajemen sangat membutuhkan dia dan takut dibajak perusahaan pesaing, maka
semakin kuat pula bargaining dari karyawan untuk meminta gaji yang lebih
tinggi. Di satu sisi, apabila manajemen mengetahui, bahwa konpensasi di
perusahaan pesaing jauh lebih buruk daripada di perusahaannya, atau keluarga
karyawan lebih suka kalau karyawan tersebut bertahan, maka semakin kuatlah kedudukan manajemen.
Dalam
distributive negotiations,gaya penyelesaian yang tepat dapat dirumuskan dengan
melihat tingkat relationship dan outcomenya. Adapun gaya penyelesaian
distributive negotiations adalah sebagai berikut :
a) Accomodating
: ketika relationship sangat penting,
sementara substantive outcome tidak
begitu penting, maka pihak yang satu akan mencoba mengakomodasi keinginan
lawannya. Hal ini tampak pada saat jual beli barang. Apabila pihak penjual
merasa calon pembeli ini berpotensi untuk melakukan pembelian ulang, maka dia
akan mencoba mengakomodasi harga yang
diinginkan oleh pembeli, dengan harapan dapat menjadi pelanggan yang loyal.
b) Competing
: ketika relationship tidak begitu
penting, namun outcome sangat
penting. Hal ini seperti negosiasi antara jaksa dan pengacara :sama-sama tidak
mengenal dan tidak memiliki kepentingan jangka panjang. Jaksa berusaha
memberikan hukuman seberat-beratnya bagi terdakwa, di satu sisi pengacara
berusaha meminta hukuman teringan bagi terdakwa yang tak lain adalah
kliennya.
c) Collaborating :
ketika relationship dan outcome sama pentingnya.
d) Avoiding
: ketika relationship dan outcome sama-sama tidak penting.
2.
Integrative
Negotiations : Dalam integrative negotiations, pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi
memilih jalur kooperatif guna mencapai
keuntungan maksimal yang mungkin dapat dicapai kedua belah pihak. Mereka
memilih saling menuangkan keinginan mereka dalam suatu perjanjian bersama yang
saling menguntungkan serta berusaha untuk saling berbagi keuntungan dari
negosiasi tersebut. Contoh integrative negotiations adalah negosiasi antara
perusahaan dengan suppliernya. Di satu sisi, perusahaan menginginkan harga
termurah, namun di sisi lain supplier tentu saja menginginkan harga
setinggi-tingginya. Sementara itu, diantara mereka, setelah terjalin hubungan
yang cukup lama, secara tidak sadar, muncul kondisi ketergantungan : Perusahan
merasa bahwa supplier tersebut adalah yang terbaik di bidangnya, produknya
dapat diandalkan, inovatif serta adanya kemudahan klaim , di sisi lain supplier
merasa bahwa
perusahaan
tersebut merupakan pelanggan yang sudah lama sekali membeli produknya, dengan
jumlah pesanan yang terus meningkat, selain itu perusahaan tersebut selalu
membayar tepat waktu. Sadar atas kondisi tersebut, kedua belah pihak sepakat
untuk berunding, saling membuka keinginannya masing masing, sehingga satu sama
lain saling mengerti keinginan masing-masing, baru setelah itu mereka sepakat
menuangkan dalam suatu perjanjian kerjasama, misalnya perusahaan menyanggupi
harga yang diinginkan supplier, namun supplier memberikan tenggang waktu
pembayaran yang lebih lama., sehingga perusahaan tidak terlalu banyak
mengalokasikan working capitalsnya dan berbagai macam kemungkinan yang lain.
Mayoritas kerjasama ataupun aliansi statejik melalui proses integrative negotiations ini. Integrative negotiations memerlukan
keterbukaan, extensive communications,
learning, kepandaian dan pemecahan
masalah bersama.
Konsultasi
Salah satu definisi konsultasi
seperti yang dikemukakan oleh Zins (1993), bahwa konsultasi ialah suatu proses
yang biasanya didasarkan pada karakteristik hubungan yang sama yang ditandai
dengan saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka, bekerja sama dalam
mengidentifikasikan masalah, menyatukan sumber-sumber pribadi untuk mengenal
dan memilih strategi yang mempunyai kemungkinan dapat memecahkan masalah yang
telah diidentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam pelaksanaan dan
evaluasi program atau strategi yang telah direncanakan. Konsultasi menurut
wiktionary adalah sebuah pertemuan atau konferensi untuk saling bertukar
informasi dan saran.
Konsultasi didefinisikan oleh Audit
Commission (1999) sebagai sebuah proses dialog yang mengarah kepada sebuah
keputusan. Definisi tersebut menyiratkan empat aspek dalam konsultasi : Konsultasi
adalah sebuah dialog, di dalamnya ada aktifitas berbagi dan bertukar informasi
dalam rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi agar mengetahui lebih
dalam tentang suatu tema. Oleh karenanya konsultasi adalah sesuatu yang
edukatif dan inklusif.
Konsultasi adalah sebuah proses yang
interaktive dan berjalan. Konsultasi adalah tentang aksi dan hasil. Konsultasi
harus dapat memastikan bahwa pandangan yang dikonsultasikan mengarahkan kepada
sebuah pengambilan keputusan. Oleh karenanya konsultasi adalah tentangaksi dan
berorientasi kepada hasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar