Indikator
Keberhasilan Pembangunan
Untuk
mengukur berhasil tidaknya pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa,
maka diperlukan sejumlah indikator yang mewakili kondisi objek suatu bangsa
pasca dilakukannya proses pembangunan.
Secara
umum, indikator keberhasilan pembangunan adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan
Per Kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara selama periode
tertentu, biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita menunjukkan tingkat
kesejahteraan yang dicapai oleh penduduk suatu negara. Sehingga dapat dijadikan
sebagai indikator keberhasilan pembangunan.
2.
Peningkatan Produktivitas Per Kapita
Produktivitas
Per Kapita adalah hasil produksi yang dihasilkan atas usaha dalam tiap jam
kerja per tenaga kerja. Jika diformulasikan sebagai beriku
Peranan
Pertanian Dalam pembangunan Perekonomian Indonesia
Pembangunan
Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan
ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian
nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya
negatif. Beberapa alas an yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia :
(1)
potensi sumberdayanya yang besar dan beragam,
(2)
pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar,
(3) besarnya penduduk yang menggantungkan
hidupnya pada sektor ini dan
(4)
menjadi basis pertumbuhan di pedesaan
Potensi
pertanian yang besar namun sebagian besar dari petani banyak yang termasuk
golongan miskin adalah sangat ironis terjadi di Indonesia. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi
sektor pertanian keseluruhan. Disisi lain adanya peningkatan investasi dalam
pertanian yang dilakukan oleh investor PMA dan PMDN yang berorientasi pada
pasar ekspor umumnya padat modal dan perananya kecil dalam penyerapan tenaga kerja
atau lebih banyak menciptakan buruh tani.
Berdasarkan
latar belakang tersebut ditambah dengan kenyataan justru kuatnya aksesibilitas
pada investor asing /swasta besar dibandingkan dengan petani kecil dalam
pemanfaatan sumberdaya pertanian di Indonesia, maka dipandang perlu adanya
grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani kecil. Melalui
konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor pertanian, sehingga
pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian
Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran :
(1)
mensejahterkan petani,
(2)
menyediakan pangan,
(3)
sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan pendapatan
antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah,
(4)
merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri,
(5)
menghasilkan devisa,
(6)
menyediakan lapangan pekerjaan,
(7)
peningkatan pendapatan nasional, dan
(8)
tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya.
POTENSI
AGRIBISNIS INDONESIA
Indonesia
mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis bahkan
dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembangunan nasional. Potensi
agribisnis tersebut diuraikan sebagai berikut :
1.
Dalam Pembentukan Produk Domestik bruto , sektor agribisnis merupakan penyumbang
nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperkirakan
sebesar 45 persen total nilai tambah.
2.
Sektor agrbisnis merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar
diperkirakan sebesar 74 persen total penyerapan tenaga kerja nasional.
3.
Sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat.
Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok beras telah berperan secara
strategis dalam penciptaan ketahanan pangan nasional (food security) yang
sangat erat kaitannya dengan ketahanan social (socio security), stabilitas
ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan atau
ketahanan
nasional (national security).
4.
Kegiatan agribisnis umumnya bersifat resource based industry. Tidak ada satupun
negara di dunia seperti Indonesia yang kaya dan beraneka sumberdaya pertanian
secara alami (endowment factor). Kenyataan telah menunjukkan bahwa di pasar
internasional hanya industri yang berbasiskan sumberdaya yang mempunyai
keunggulan komparatif dan mempunyai konstribusi terhadap ekspor terbesar, maka
dengan demikian pengembangan agribisnis di Indonesia lebih menjamin perdagangan
yang lebih kompetitif.
5.
Kegiatan agribisnis mempunyai keterkaitan ke depan dan kebelakang yang sangat
besar (backward dan forward linkages) yang sangat besar. Kegiatan agribisnis
(dengan besarnya keterkaitan ke depan dan ke belakang) jika dampaknya dihitung
berdasarkan impact multilier secara langsung dan tidak langsung terhadap
perekonomian diramalkan akan sangat besar.
6.
Dalam era globalisasi perubahan selera konsumen terhadap barangbarang konsumsi
pangan diramalkan akan berubah menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi
hasil pertanian diramalkan pula terjadi pergeseran dari pasar tradisional
menjadi model Kentucky. Dengan demikian agroindustri akan menjadi kegiatan
bisnis yang paling attraktif.
7.
Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin
tinggi pendapatan
seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.
8.
Kegiatan agribisnis umumnya menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga
pengembangannya melalui agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah namun
juga dapat menghindari pengurasan sumberdaya sehingga lebih menjamin
sustainability.
9.
Teknologi agribisnis sangat fleksibel yang dapat dikembangkan dalam padat modal
ataupun padat tenaga kerja, dari manejement sederhana sampai canggih, dari
skala kecil sampai besar. Sehingga Indonesia yang penduduknya sangat banyak dan
padat, maka dalam pengembangannya dimungkinkan oleh berbagai segmen usaha.
10.
Indonesia punya sumberdaya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian
umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era
globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap
saat, dengan kualitas tinggi dan tidak busuk dan makan tempat, maka peranan
agroindustri akan dominant.
ARAH PEMBANGUNAN
SEKTOR PERTANIAN MASA DATANG
Secara
teoritis arah pembangunan secara umum adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan
sosial (social welfare) yang harus memenuhi empat komponen tujuan utama, yakni:
pertumbuhan,
pemerataan, kelestarian, hak asasi manusia.
Oleh
karena itu dalam pembangunan pertanian tujuan utama ini dicoba akan diwujudkan
sesuai dengan potensi dan peluangnya. Berdasarkan identifikasi masalah dan isu
pembangunan pertanian sesuai dengan tuntutan demokratisasi dan globalisasi
tersebut, maka dapat dibuat arah pembangunan pertanian pada masa datang.. Arah
pembangunan pertanian tersebut dirumuskan dalam bentuk visi, misi, tuan dan
strategii pembangunan pertanian.
Visi
Visi
pembangunan pertanian adalah membangun petani melalui bisnis pertanian yang
modern, efisien, dan lestari yang terpadu dengan pembanguna wilayah.
Ciri-ciri
dari visi ini adalah :
(a)
Membangun petani mengandung pengertian prioritas pembangunan pertanian harus
mendahulukan kesejahteraan petani dalam arti luas sehingga mampu menumbuh
kembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial-ekonomi
petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
(b)
Bisnis pertanian mengandung pengertian pertanian harus dikembangkan dalam suatu
sistem agribisnis pertanian mulai dari bisnis input produksi, hasil produksi
pertanian, deversifikasi usaha pertanian, serta bisnis hasil olahannya yang
mampu akses ke pasar internasional. Melalui aktifitas agribisnis pertanian yang
lebih luas ini diharapkan mampu lebih meningkatkan peran pertanian terhadap
pembangunan nasional baik terhadap penyerapan tenaga kerja, pendapatan
nasional, perolehan devisa, maupun peningkatan gizi masyarakat
(c)
Modern mengandung pengertian menggunakan teknologi yang dinamis dan spesifik
lokasi pengembangan sesuai dengan tutuntan zaman.
(d)
Efisien mengandung pengertian mampu berdaya saing di pasar internasional yang
dicirikan pada pengembangan yang didasarkan sumberdaya yang mempunyai
keunggulan komparatif dan berkualitas tinggi
(e)
Lestari mengandung pengertian menggunakan sumberdaya yang optimal dan tetap
memperhatikan aspek kelestarian sumberdaya pertanian.
(f)
Terpadu dengan pembangunan wilayah mengandung pengertian pembangunan pertanian
harus didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun
pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan.
Misi
Berdasarkan
visi pembangunan tersebut, maka misi pembangunan pertanian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Memfasilitasi dan mengembangkan pusat-pusat petumbuhan komoditas unggulan yang
berdaya saing yang terorganisasi oleh organisasi ekonomi petani dalam system
agribisnis
2.
Memodernisasi sektor pertanian sebagai aktifitas bisnis berspektrum luas mulai
dari bisnis input produksi, deversifikasi usaha pertanian, penangan pasca
panen, serta bisnis hasil olahannya yang mampu akses ke pasar internasional
melalui inovasi teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan
3.Memfasilitasi
dan mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia baik aparat pemerintah,
maupun pelaku agribisnis khususnya petani melalui pengetahuan dan ketrampilan
petani pada setiap pusat pertumbuhan agribisnis melalui sekolah pertanian
lapang dengan melibatkan perguruan tinggi dan libang-litbang pertanian
4.Memfasilitasi
dan mendorong berkembangnya usaha-usaha agroindustri hulu maupun pengolahan
hasil dengan prioritas skala kecil di setiap wilayah
5.
Memfasilitasi dan mendorong keterpaduan pembangunan agribisnis dengan pembangunan
wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi
kemasyarakatan.
6.Memfasilitasi
dan mendorong citra produk-produk pertanian Indonesia melalui promosi di pasar
internasional
Tujuan
1.
Meningkatkan kesejahteraan petani terutama kelompok masyarakat yang mata
pencahariannya berkaitan
langsung dengan sumberdaya pertanian.
2.
Meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif produk agribisnis baik produk
primer maupun olahan, sehingga mampu berdaya saing di pasar internasional
3.
Meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelembagaan petani dan
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani sehingga mampu meningkatkan
berpartisipasi dan aksesibilitas terhadap inovasi teknologi, perkreditan,
informasi pasar, kelestarian sumberdaya dalam pengelolaan sumberdaya pertanian.
4.
Meningkatkan kesempatan kerja di wilayah melalui pengembangan agroindustri
skala kecil
5.
Mewujudkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya
lokal
6.
Menjadikan sektor pertanian sebagai pusat pertumbuhan khususnya pada
wilayah-wilayah berbasiskan sumberdaya pertanian
7.
Meningkatkan layanan informasi teknologi, perkreditan, sarana produksi dan
prasarana pertanian kepada petani
8.
Menjaga dan meningkatkan kualitas sumberdaya pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar