photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Rabu, 15 Mei 2013

HORMON


BAB I
PENDAHULUAN
Hormon adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan ditranslokasikan ke bagian lain. Pada konsentrasi yang sangat rendah hormon menyebabkan respon fisiologi. Hormon dapat merangsang maupun menghambat proses pertumbuhan,dan diferensiasi sel target. Proses-proses fisiologis yang dipengaruhi antara lain pertumbuhan,diferensiasi,inisiasi pembungaan, perkecambahan dsb.
Hormon yang disintesis secara alami di dalam tumbuhan disebut hormon tanaman atau phytohormon sedangkan hormon sintetik disebut zat prngatur tubuh (ZPT) atau Plant Growth Regulator. Sebagaimna sifat-sifat hormon,zat pengatur tubuh efektivitasnya bergantung pada kondisi fisiologissel target dan konsentrasinya.
Macam-macam hormon tanaman  yang kita kenal sampai saat ini ada 6 golongan , yaitu auksin, giberelin atau asam gibelerat , sitokin, zat penghambat atau inhibitor , etilen dan brasinosteroid. Hormon tanaman dikelompokkan menjadi hormon perangsang dan penghambat proses fisiologi, sehingga aktivitasanya ada yang saling bersinergis maupun antagionis. Hormon sintretik sudah sejak lama digunakan untuk tujuan merangsang atau pun menghambat pertumbuhan tanaman.







BAB II
MATERI PEMBELAJARAN
1.                  Lintasan Transduksi sinyal
Lintasan transduksi sinyal adalah suatu mekanisme yang menghubungkan suatu sinyal (stimulus) mekanik ataupun sinyal (stimulus) kimia menjadi suatu respon filiologis seluler yang spesifik. Menghubungkan sinyal internal dan sinyal eksternal (lingkungan)dengan respon fisiologis seluler, yang dipicu oleh hormon tumbuhan dan stimulus lingkungan. 
2.                  Batasan dan sifat hormon
Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.
Batasan tentang fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Saat ini dikenal terdiri dari lima kelompok yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat (ABA). Hormon mempunyai batasan agar tidak mengalami kelebihan dalam hormon. Suatu hormon jika kelebihan akan mengakibatkan sesuatu yang fatal atau bisa menjadi suatu penyakit. Contohnya pada manusia jika kelebihan hormon adrenalin akan mengakibatkan giantisme (tubuh raksasa).
Sifat Hormon :
·         Diperlukan dalam jumlah yang sedikit untuk memicu pertumbuhan yang besar dalam suatu organisme
·         Konsentrasi hormon dan kecepatan transportasi dapat berubah dalam merespons stimulus lingkungan
·         Berinteraksi dengan hormon lainnya dalam responnya terhadap stimulus lingkungan
·         Bekerja di dalam tubuh
3.                  Defenisi hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.

4.                  Fungsi hormon
Fungsi Hormon Pada Tumbuhan
1. Hormon ini berfungsi untuk mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar.
2. mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel, dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan, dan menunda penuaan.
3. Mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
4. Menghambat pertunbuhan, merangsang penutupan stomata pada waktu  kekurangan air, mempertahankan dormansi.
5. Mendorong pematangan
6. Merangsang pertumbuhan akar.
7. Merangsang pertumbuhan batang.
8. Merangsang pertumbuhan daun.
9. Merangsang pertumbuhan bunga.

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon.Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu :
1. Auksin
Mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar; perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme.
  • Merangsang perpanjangan sel
  • Merangsang pembelahan sel di kambium dan, dalam kombinasi dengan sitokinin dalam kultur jaringan
  • Merangsang diferensiasi floem dan xilem
  • Memacu inisiasi akar pada stek batang dan akar lateral dalam pengembangan kultur jaringan
  • Perantara dalam respon tropistic lentur dalam menanggapi gravitasi dan cahaya
  • Pasokan auksin dari tunas apikal menekan pertumbuhan tunas lateral
  • Penundaan penuaan daun
  • Dapat menghambat atau merangsang (melalui stimulasi etilena) daun dan pematangan buah
  • Dapat menginduksi pengaturan buah dan pertumbuhan pada beberapa tanaman
  • Terlibat dalam mengasimilasi gerakan menuju auksin yang kemungkinan disebabkan efek transportasi pada floem
  • Penundaan pematangan buah
  • Mempromosikan berbunga di bromeliad
  • Merangsang pertumbuhan bagian bunga
  • Mendukung (via produksi etilen) karakter betina dalam bunga dioecious
  • Merangsang produksi etilen pada konsentrasi tinggi
Tempat dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung, daun muda, embrio dalam biji.
2. Sitokinin
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan; dan menunda penuaan.
Fungsi dari Sitokinin:
1.
Memacu pembelahan sel
2.
Menghambat perakaran
3.
Memacu pertumbuhan tunas samping
4.
Mencegah penuaan daun
5.
Mencegah gugur daun
Tempat dihasilkannya: Pada akar, embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ lain
3. Giberelin atau asam giberelat (GA)
Mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
Fungsi dari giberelin yaitu:
1.
Merangsang morfogenesis
2.
Merangsang pembungaan dan pembentukan buah
3.
Menghambat pengakaran dan merangsang pemanjangan akar
4.
Merangsang pemanjangan dan pembesaran sel
5.
Merangsang inisiasi tunas samping

Tempat dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung dan akar; daun muda; embrio.
4. Asam absisat (ABA)
Menghambat pertumbuhan; merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air, memper-tahankan dormansi.
Tempat dihasilkannya: Daun; batang, akar, buah berwarna hijau.
5. Etilen
Mendorong pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh auksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga.
Tempat dihasilkannya: Buah yang matang, buku pada batang, daun yang sudah menua.
5.                  Mekanisme kerja hormon
Reseptor Hormon
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari
hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada
reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik
lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi
permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua"
. Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen (3,7)
Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali.
Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi
secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi
yang lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama
apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang
berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja
menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi
juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang
sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.

Interaksi Hormon-Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi
mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel
kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi
membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada
beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti
sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan
reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon trioid tidak jelas. Bukt-ibukti
mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme
transpor; masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti (3,6)
Gambaran 4 . Lintasan yang mungkin untuk transmis sinyal hormon. Masing-masing hormon dapat bekerja melalui satu atau lebih reseptor; masing-masing kompleks hormon-reseptor dapat bekerja melalui satu atau lebih mediator protein (baik protein G atau mekanisme pensinyalan lainnya), dan masingmasing protein perantara atau enzin yang diaktivasi oleh komplekskompleks hormon reseptor dapat mempengaruhi satu atau lebih fungsi efektor.

Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya.  Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudah interaksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.
Pada beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini
sebagian besar terjadi jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan subunit yang majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama mengubah afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama positif) atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor itu. Kerjasama positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama negatif menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor; interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.
Hormon Agonis, Antagonis dan Agonis Parsial
Zat-zat yang berinteraksi dengan tempat pengikatan-hormon dari reseptor dapat
memiliki aktivitas agonis, antagonis, atau agonis parsial (juga disebut antagonis
parsial). Suatu agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa pascareseptor. Suatu antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan memblokir pengikatan dari agonis, tetapi tidak memicu respon pascareseptor. Dengan cara ini, ia tidak menimbulkan suatu respons tetapi memblokir respons terhadap agonis, asalkan ia ditemukan dalam konsentrasi yang cukup untuk memblokir pengikatan agonis. Pada umumnya, antagonis berikatan dengan tempat yang sama pada reseptor seperti agonis , namun pada beberapa keadaan, antagonis dapat berikatan dengan reseptor pada tempat yang berbeda dan memblokir pengikatan agonis melalui perubahan alosterik dalam reseptor. Suatu agonis parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara; ia berikatan dengan reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial , sehingga walaupun reseptor diduduki secara penuh oleh agonis parsial, respon hormon akan tidak sepenuhnya.

Pengikatan Hormon Non-Reseptor
Reseptor bukan merupakan satu-satunya protein yang mengikat hormon-banyak
protein lain juga mengikatnya. Dalam hal ini termasuk protein pengikat plasma dan molekul seperti alat transpor lainnya yang lazim ditemukan dalam jaringan perifer, enzim yang terlibat dalam metabolisme atau sintesis dari steroid, dan protein lain yang belum diidentifikasi hingga sekarang. Protein ini dapat mengikat hormon seketat atau tebih ketat ketimbang reseptor; namun, mereka berbeda dari reseptor di mana mereka tidak mentransmisikan informasi dari pengikatan ke dalam peristiwa pascareseptor.
Satu kelas molekul khusus mengikat hormon atau kompleks hormon pada permukaan sel dan berpartisipasi dalam internalisasinya. Yang paling diteliti secara luas adalah "reseptor" lipoprotein berdensitas-rendah (LDL) yang mengikat partikel LDL pembawa-kolesterol dan menginternalisasinya . Reseptor ini penting unt ambilan kolesterol, contohnya, dalam sel-sel dari adrenal untuk biosintesis steroid dan dalam hati untuk membersihkan plasma dari kotesterol. Cacat genetik reseptor ini menimbulkan hiperkolesterolemia. Partikel LDL yang diinternalisasi dapat memberikan kolesterol untuk sintesis steroid atau penyisipan ke dalam membran sel.
Di samping itu, kolesterol yang dilepaskan dari partikel menghambat umpan balik
sistesis kolesterol. Dengan demikian, reseptor IDL, secara tepat, bukan reseptor tetapi LDL yang mengambil protein. Molekul reseptor dan non-reseptor pengikat hormon biasanya dibedakan melalui sifat-sifat pengikatannya serta kemampuan untuk memperantarai respon pascareseptor. Reseptor akan mampu untuk mentransfer responsivitas hormon dengan eksperimen transfer gen.

Hubungan antara Respon dan Pengikatan Reseptor Hormon
Pengertian akan hubungan antara pengikatan hormon-reseptor dan respons selanjutnya yang ditimbulkan oleh hormon kadang-kadang membantu dalam mempertimbangkan terapi hormon dan keadaan klinik. Pertimbangan seperti ini akan memungkinkan klinisi untuk menghargai secara lebih baik makna dari pengukuran hormon dan pemberian farmakologis dari hormon. Reseptor inti ditemukan dalam jumlah yang kecil-beberapa ribu per sel-dan biasanya membatasi besarnya respons hormon. Hal ini berarti bahwa jika terdapat lebih banyak reseptor, respons hormon pada konsentrasi hormon yang menjenuhkan
reseptor akan lebih besar. Penjenuhan relatif dari reseptor sejajar dengan respon
hormon . Sebaliknya, reseptor permukaan sel seringkali bukan tidak terbatas, sehingga penjenuhan dari hanya suatu fraksi reseptor menghasilkan suatu respons hormon yang maksimal.
Pada reseptor sel permukaan, dihasilkannya messenger kedua dan kemampuan
dari setiap reseptor untuk berinteraksi dengan lebih dari satu molekul efektor memberikan suatu amplifikasi dari respons. Contohnya, setiap kompleks hormonreseptor dapat mengaktivasi beberapa molekul protein G yang mengatur adenil siklase, dan setiap molekul enzim dapat menghasilkan beberapa molekul cAMP yang dihasilkan secara berlebihan, sedemikian rupa sehingga langkah berikutnya dari respon hormon, cAMP-dependent protein kinase A, dapat menjadi terbatas.
Gambar 5 . Gambaran berbagai jenis reseptor membran dengan satu contoh masingmasing
6.                  Transportasi hormon auksin , sitokin, GA, ABA, etilen, brasinosteroid dan degradasi hormon

Transportasi Hormon Auksin
Auksin ditransportasikan secara polar dari ujung tunas ke batang melalui jaringan parenkim dengan kecepatan 10 mm/jam dengan model kemiosmosis. Transportasi auksin secara polar :
1.      Pada saat auksin menemui lingkungan yang asam dari dinding sel, molekulnya akan mengikat sebuah ion hidrogen (H+) sehingga menjadi muatan yang netral
2.      Karena auksin menjadi muatan yang netral dan berukuran relatif kecil, auksin melintas melalui membran plasma
3.      Pada bagian sebelah dalam sel, PH lingkungan adalah 7, auksin berionisasi menjadi auksin bermuatan negatif dan ion H+
4.      Pemompaan proton yang dikendalikan ATP, akan mengatur perbedaan PH di sebelah dalam sel dan di sebelah luar sel
5.      Pada bagian basal sel, tempat protein membawa auksin spesifik terpasang di dalam membran, auksin dapat keluar dari sel
6.      Yang membantu transportasi anion auksin ke luar dari sel dalah pemompaan proton, karena berperan terhadap aliran auksin ini, dengan cara membuat suatu potensial membran (tekanan) melewati membran
Transportasi Hormon Sitokinin
Sitokinin ditransportasikan dari akar ke atas, berlawanan dengan auksin, menstimulasi pertumbuhan tunas aksilar. Sitokinin yang masuk ke dalam sistem tajuk dari akar, akan melawan kerja auksin, dengan mengisyaratkan tunas aksilar untuk mulai tumbuh. Sitokinin diproduksi dalam akar, akan sampai jaringan yang dituju dengan bergerak ke bagian atas tumbuhan di dalam cairan xylem. Ada beberapa macam sytokinin yang telah diketahui, diantaranya kinetin, zeatin (pada jagung), Benziladenin (BA), Thidiazuron, dan Benzil Amino Purin (BAP) namun sitokinin ditemukan hampir di semua jaringan meristem.
Peranan sitokinin antara lain:
1.      bersama dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman
2.      merangsang morfogenesis ( inisiasi / pembentukan tunas) pada kultur jaringan.
3.      merangsang pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
4.      merangsang perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran sel atau merangsang pemanjangan titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan akar cabang
5.      meningkatkan membuka stomata pada beberapa spesies.
6.      mendukung konversi etioplasts ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.
7.      menghambat proses penuaan (senescence) daun
8.      mematahkan dormansi biji
Transportasi Hormon GA (Giberelin)
Giberelin menstimulasi pertumbuhan pada daun maupun pada batang, tetapi mereka mempunyai efek yang sedikit di dalam pertumbuhan akar. Di dalam batang, giberelin menstimulasi perpanjangan sel dan pembelahan sel. Giberelin memfasilitasi penetrasi ekspansin ke dalam dinding sel, bekerja sama dalam meningkatkan perpanjangan sel.
Transportasi Hormon Asam Absisat (ABA)
ABA berlawanan dengan efek dari hormon pertumbuhan lainnya dan rasio ABA terhadap satu atau lebih hormon pertumbuhan lainnya menentukan hasil fisiologis terakhir. ABA bertambah 100 kali lipat selama pematangan biji. Level ABA yang tinggi ini akan menghambat perkecambahan, dan menginduksi produksi protein khusus, yang membantu biji untuk menahan dehidrasi. ABA berfungsi sebagai pengelola dormansi dalam biji.

Transportasi Hormon Etilen
Etilen adalah suatu hormone yang dihasilkan oleh tumbuhan itu sendiri, hanya menjadi diterima secara meluas, yaitu pada saat munculnya suatu teknik disebut kromatografi gas, yang memudahkan mengukur secara kuantitatif dari etilen tersebut. Selama pematangan buah dan program pematian sel, etilen ini diperlukan. Etilen juga diinduksi oleh produksi auksi secara eksternal pada konsentrasi yang tinggi.Jadi, etilen membantu mengontrol pematangan buah.
Transportasi Hormon Brassinosteroid
Brassinosteroid menginduksi perpanjangan sel dan pembelahan sel dalam ruas-ruas batang dan kecambah, pada konsentrasi yang rendah, yaitu sekitar 10-12 M. Brassinosteroid juga memperlambat absisi daun dan meningkatkan diferesiansi xylem. Brassinosteroid yang secara kimia mirip dengan hormon seks pada binatang.


Degradasi dan Sintesis Hormon
  • Auksin
Dua mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir dari rantai triphtofan. Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah tripthofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi karena disintesis di daerah tersebut.
IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan lainnya. IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah. IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman.
Degradasi Auksin :
*      FOTOOKSIDASI
Riboflavin menyerap energi oksidasi Β caroten cahaya in aktif                      
*      ENZIM OKSIDASI
IAA enzim peroksidase indolaldehid hidrogen peroksida (inaktif)

  • Sitokinin
Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui modifikasi biokimia adenin.
Proses dimana mereka disintesis adalah sebagai berikut :
Sebuah produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer ini kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan sebuah enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase.Hasilnya adalah isopentenyl adenosin-5'-fosfat (AMP isopentenyl).
Produk ini kemudian dapat dikonversi menjadi adenosin oleh isopentenyl pemindahan fosfat oleh fosfatase dan selanjutnya dikonversikan ke isopentenyl adenin dengan menghilangkan kelompok ribosa.
Isopentenyl adenin dapat dikonversi ke tiga bentuk utama sitokinin alami.
Degradasi sitokinin sebagian besar terjadi karena enzim oksidase sitokinin. Enzim ini menghapus rantai samping dan rilis adenin. Derivitives juga dapat dibuat tetapi jalur yang lebih kompleks dan kurang dipahami.
  • Giberelin
- Giberelin dibuat di daun muda, buah yang sedang tumbuh, ujung akar
- Sintesis giberelin dipacu oleh hari panjang dan temperatur 20-30o C
- Giberelin ditranslokasi lewat berkas pengangkut dan parenkim
·         Asam Absisat
ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat. Reaksi awal sintesis ABA sama dengan reaksi sisntesis isoprenoid seperti giberelin, sterol, dan karotenoid.
Degradasi asam absisat itu dapat dipicu oleh cahaya dan stimulus lain dari biji.
  • Etilen
Sintesis etilen:
o Lipoprotein  Linoleat (bebas)
à (lipase)  [Cu  Etilen à lipoksidase]
o Metionin, Asam Askorbat, H2O2 [cu enzim]   EtilenàMetional
 Perubahan (degradasi) etilen :
– Etilen akan aktif sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan bila berikatan dengan metalo-enzim dan oksigen.
– Etilen berperang merangsang aktifitas ATPase
– ATP
à ADP + E
– Energi yang dihasilkan digunakan untuk mendegradasi senyawa makromolekul sehingga munculnya fenomena kematangan cepat terjadi.
  • Brassinosteroid
Brassinolide tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik.













PERTANYAAN

1.      Apa yang saudara ketahui tentang hormon dan zat pengatur tumbuh?
Jawab :
Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor ("pemicu" ) transkripsi. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan melalui signal berupa aktivitas zat-zat reseptor. Bila konsentrasi suatu hormon telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu rasio tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tanaman dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing-masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam pertumbuhan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa ada interaksi antar hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel pada titik tertentu pada tumbuhan. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada sel-sel tersebut atau dapat pula ditransfer ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana.
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) atau fitohormon dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Interaksi antara ZPT yang diberikan dan yang diproduksi sendiri oleh sel secara endogen merupakan perimbangan yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Penambahan hormon auksin dan sitokinin eksogen mengubah level perimbangan pengatur tubuh dalam sel. Level ZPT endogen ini merupakan trigger factor untuk proses-proses pertumbuhan.
Auksin
Fungsi dari auksin yaitu memacu pertumbuhan akar, dalam konsentrasi tinggi menghambat panjang akar, menghambat pertumbuhan tunas dan mempengaruhi pemanjangan dan pembesaran sel.
Pemilihan jenis auksin dan konsentrasinya tergantung dari:
1.
Tipe pertumbuhan yang dikehendaki
2.
Level auksin endogen
3.
Kemampuan jaringan mensintesa (memproduksi) auksin
4.
Golongan zat pertumbuhan lain yang ditambahkan
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara:
1.
Menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel mengakibatkan K+ diambil, dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.
2.
Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi molekul RNA.
Jenis-jenis auksin sintetik / eksogen yang sering digunakan untuk tanaman atau dalam kultur jaringan yaitu:
1.
IAA (Indole Acetic Acid) berat molekul 175.19
2.
NAA (Naphtaleine Acetic Acid) berat molekul 186.21
3.
IBA (Indole Butyric Acid) berat molekul 203.24
4.
2.4D (2.4-Dichlorophenoxy Acetic Acid) berat molekul 221.04
5.
Dicamba (3.6-Dichloro Asinic Acid) berat molekul 221.04
6.
Pikloram (4-Amino-3.5.6-Trichloro Picolinic Acid) berat molekul 41.46
Sitokinin
Golongan sitokinin adalah turunan dari adenin yang sangat berperan dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Hormon ini ada yang alami dan buatan. Pertama kali ditemukan dari DNA ikan Herring yang diautoklaf dalam larutan asam. Persenyawaan DNA tersebut ditambahkan ke media kultur tembakau dan ternyata merangsang pembelahan dan diferensiasi sel. Persenyawaan tersebut kemudian dinamakan kinetin.
Fungsi dari Sitokinin:
1.
Memacu pembelahan sel
2.
Menghambat perakaran
3.
Memacu pertumbuhan tunas samping
4.
Mencegah penuaan daun
5.
Mencegah gugur daun

Jenis-jenis Sitokinin
1.
Kinetin (6-Furfuril Amino Purine) berat molekul 215.25
2.
Zeatin (4-Hydroxyl-3-Methyl-Trans-2-Butenyl Amino Purin) berat molekul 219.25
3.
2iP (N6-2-Isopentanyl adenin atau 6-(t,t-Dimetyl Allyl Amino Purine) berat molekul 203.21
4.
BA / BAP (6-Benzyl Adenine / 6-Benzyl Amino Purine) berat molekul 225.26
Gibereline
Fungsi dari giberelin yaitu:
1.
Merangsang morfogenesis
2.
Merangsang pembungaan dan pembentukan buah
3.
Menghambat pengakaran dan merangsang pemanjangan akar
4.
Merangsang pemanjangan dan pembesaran sel
5.
Merangsang inisiasi tunas samping

Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.


2.      Apa yang dimaksud dengan lintasan transduksi sinyal
Lintasan transduksi sinyal adalah suatu mekanisme yang menghubungkan suatu sinyal (stimulus) mekanik ataupun sinyal (stimulus) kimia menjadi suatu respon filiologis seluler yang spesifik. Menghubungkan sinyal internal dan sinyal eksternal (lingkungan)dengan respon fisiologis seluler, yang dipicu oleh hormon tumbuhan dan stimulus lingkungan.

3.      Apakah fototropisme dan pengakaran stek batang dipengaruhi oleh homon?

Jelaskan
Jawab:
Yah ada pengaruhnyan hormon terhadap fototropisme dan pengakaran stek batang
A.    Fototropisme
fototropisme adalah gerak pada tumbuhan yang dipemgaruhi oleh arah ransang berupa sinar/cahaya yang datang. jadi fototropisme dipengaruhi oleh arah cahaya, bukan oleh hormon Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada sisi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya cahaya. Hal itu terjadi, memang karena hormon auksin yang berguna untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung. auksin adalah fitohormon yang sangat sensitif terhadap cahaya. jika auksin terkena cahaya, maka auksin akan rusak. sehingga pertumbuhan bagian tunas yng tidak terkena sinar matahari menjadi lebih cepat dan lebih panjang jika dibandingkan dengan bagian tunas yang terkena sinar matahari, sehingga tunas menjadi membengkok/membelok ke arah datang cahaya. dengan kata lain, cahayalah yang memberikan pengaruh langsung terhadap fototropisme.Banyak jenis tumbuhan mampu melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/07/2-Faktor-yang-Mempengaruhi-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tumbuhan-6.png
.


B.  Pengakaran stek batang
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type.
pengakaran stek batang benar dipengaruhi oleh hormon. pada tanaman yang memiliki kandungan fitohormon yang cukup, perakaran pada stek batang dapat berlangsung alami. namun pada beberapa tanaman lain yang kandungan fitohormonny kecil, dibutuhkan tambahan hormon dari luar
Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Boulline dan Went (1933) menemukan substansi yang disebut rhizocaline pada kotiledon, daun dan tunas yang menstimulasi perakaran pada stek. Menurut Hartmann et al (1997), zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah Auksin. Auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-acetic acid (IAA), indolebutyric acid (IBA) dan nepthaleneacetic acid (NAA). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan IAA yang meruapakan auksin alami, sedangkan zat pengatur tumbuh yang paling berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside, kinetin, isopentenyladenin (ZiP), thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine (BA atau BAP). Selain auksin, absisic acid (ABA) juga berperan penting dalam pengakaran stek. Faktor intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara stek, tanaman sumber
seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya adalah:
1. Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam kondisi turgid.
2. Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3. Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.
4. Kandungan karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang masih ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi translokasi karbohidrat.
Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann et al, 1997). Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit.
4. Mengapa karbohidraat dan protein tidak dikategorikan menjadi hormon. Jelaskan
Jawab:
Protein dan Karbohidat merupakan salah satu jenis nutrisi. Protein merupakan jenis makro-nutrien yang paling mahal dibandingkan dengan jenis makro-nutrien lainnya seperti lemak dan karbohidrat.
Karbohidraat dan protein tidak dikategorikan menjadi hormon, karena Hormon merupakan jenis protein, meskipun tidak semua hormon adalah protein.  Hormon diproduksi oleh beberapa sel dalam jumlah yang sedikit dan mempunyai peran yang sangat besar dalam metabolisme. 
5.                  Apakah keberadaan hormon dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ? Jelaskan!
Jawab
Tanpa hormon / zat penggatur tumbuh, tidak ada pertumbuhan. Secara terminologi, para ahli fisiologi tumbuhan sudah memberi batasan-batasan definisi tentang zat pengatur tumbuh, growth regulator, hormon, dan hara (nutrient).
Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.
Hormon tanaman dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing-masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam pertumbuhan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa ada interaksi antar hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
6.                  Adakah auksin yang dapat berperan sebagai herbisida? Jelaskan!
Ada, contohnya dikamba (keturunan asam benzoat). Adapun cara kerja auksin sebagai herbisida adalah dengan menambah kadar auksin dalam suatu tanaman dapat mempercepat pertumbuhan dan labih cepat mati, ataupun dengan cara meningkatkan kadar etilen akibat kadar auksin yg besar, sehingga menghambat pertumbuhan. Akan tetapi, penggunaan auksin sebagai herbisida terasa kurang efektif karena sifatnya yang selektif
7.                   Saat ini hormon sintetik atau ZPT sudah banak digunakan untuk keperluan agribisnis. Sebutkan beberapa contoh!
Jawab: 
Zat pengatur tumbuh (ZPT) mempunyai fungsi sangat banyak dalam dunia pertanian.
Sebenarnya ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang mana hormon/ ZPT itu ada serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ ZPT tersebut.
1.                  Sebagai pemacu pertumbuhan/pupuk yaitu dipasarkan:  Hormonik Tumbuhan
Hormonik dalam bentuk botol 100 ml.
HORMONIK memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman untuk mendapatkan hasil panen optimal. HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh ( ZPT) Organik terutama Auksin, Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari bahan alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. HORMONIK tidak membahayakan ( aman ) bagi kesehatan manusia maupun binatang.
1.      Memacu dan meningkatkan pembungaan serta pembuahan.
2.      Mengurangi kerontokan bunga dan buah.
3.       Membantu pertumbuhan tunas
4.      Membantu pertumbuhan akar
5.      Memacu pembesaran umbi.
6.       Meningkatkan keawetan hasil panen.
7.      memacu dan meningkatkan bobot unggas/ ternak.

Manfaat dan Keunggulan PUPUK + HORMON TAMANAN UNGGUL :
1. DAUN :
Mempercepat pertumbuhan Daun jadi lebat, keras, padat, lebar, tebal, berisi mengkilap. Muncul warna asli dan tidak mudah rontok
2. BATANG :
Mempercepat perkembangan batang dalam melakukan pembelahan sel, sehingga cepat besar kokoh dan berurat.
3. BUNGA
Mempercepat keluarnya bunga, kuncup disetiap pori pembungaan dan tdak mudah gugur
4. BUAH
Mempercepat putik bunga jadi buah, Buah lebih padat, besar dan berisi, Buah semakin lezat dan beraroma.
5. AKAR
Mempercepat pertumbuhan akar baru dan kokoh
6. TUNAS
Mempercepat keluarnya tunas-tunas dan anakan baru pada setiap pori-pori
7. TANAH
Memperbaiki Struktur tanah yang Rusak

2.      Zat Pengatur Tumbuh dalam kultur jaringan.

Hormon adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan dalam konsentrasi yang rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur tumbuh.
Kultur jaringan merupakan manipulasi pertumbuhan tanaman dalam kondisi yang terkontrol dengan baik dan auksin serta sitokinin berperan penting dalam manipulasi ini. Kebanyakan eksplan menghasilkan sejumlah (endogenus) auksin dan sitokinin. Dalam kultur jaringan, tambahan (exogenous) zat pengatur tumbuh diberikan untuk memperoleh efek pertumbuhan. Sebagai panduan umum, auksin atau sitokinin atau keduanya ditambahkan ke dalam kultur untuk memperoleh respon pertumbuhan
8.      Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas ZPT?
Jawab:
Dalam dunia pertanian, Zat Pengatur Tumbuh atau sering kita sebut dengan ZPT mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan hidup suatu tanaman. Zat pengatur Tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.Zat Pengatur Tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu Auxin, gibberellin, cytokinin, ethylene dan inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis. Auxin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel (cell elongation) pada pucuk, dengan struktur kimia dicirikan oleh adanya Indole Ring.Sedangkan yang dimaksud dengan gibberellin adalah senyawa yang mengandung Gibban skeleton, menstimulasi pembelahan sel (cell division), perpanjangan sel atau keduanya.

Zat Pengatur Tumbuh Cytokinin adalah senyawa yang mempunyai bentuk dasar adenine (6-amino purine) yang mendukung terjadinya pembelahan sel.Ethylene senyawa yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen. Dalam keadaan normal ZPT ini akan berbentuk gas, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah dalam fase climacteric.ZPT yang terakhir adalah Inhibitor yang berperan dalam penghambatan proses biokimia dan proses fisiologis bagi aktivitas keempat Zat Pengatur Tumbuh diatas.
Kelima ZPT diatas secara syntetik telah dibuat untuk keperluan pertanian dan research, yang tentunya akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan alam dan pertanian.






KESIMPULAN
Hormon Tumbuhan
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator).Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu
Auksin
Sitokinin
Giberelin atau asam giberelat (GA)
Etilena
Asam absisat (ABA)
Asam jasmonat
Steroid (brasinosteroid)
Salisilat
Poliamina.


Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan merubah proses fisiologi tumbuhan.
Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.
Hormon tanaman dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing-masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam pertumbuhan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa ada interaksi antar hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.






DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/22753426/Fungsi-Hormon-Pada-Tumbuhan  (diakses
06/12/2010, 10.31)
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090721055941AARs3Vu (diakses
06/12/2010, 12.54)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan.  (diakses 06/12/2010, 16.23)
http://isroi.wordpress.com/2010/05/18/hormon-tanaman-auksin/ (diakses 06/12/2010, 16.23)
http://horteens.wordpress.com/2009/10/25/zat-pengatur-tumbuh-zpt/ (diakses 06/12/2010, 16.30)
http://www.plant-hormones.info (diakses 06/12/2010, 13.28)
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/biosintesis_sekresi_dan_mekanisme_kerja_hormon.pdf
http://hijauqoe.wordpress.com/2009/01/03/hormonik-hormon-tumbuh-zpt/
http://plantshormon.blogspot.com/
http://plantshormon.blogspot.com/
http://zul-bunga.blogspot.com/2010/01/perbanyakan-vegetatif-dengan-ssek.html
http://www.scribd.com/doc/33287043/09-Aplikasi-Zat-Pengatur-Tumbuh (6 Desember 2010, 18.30 WIB)
http://belajarmengajar.blogspot.com/2010/01/zat-pengatur-tumbuh-zpt-pada-tumbuhan.html (07-12-10 10:58)
http://suryataniperkasa.blogspot.com/2010_09_01_archive.html (07-12-10 21:39)
http://www.x3-prima.com/2009/08/panen.html (07-12-10 21:44)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar