BAB I
PENDAHULUAN
Hormon
adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan
ditranslokasikan ke bagian lain. Pada konsentrasi yang sangat rendah hormon
menyebabkan respon fisiologi. Hormon dapat merangsang maupun menghambat proses
pertumbuhan,dan diferensiasi sel target. Proses-proses fisiologis yang
dipengaruhi antara lain pertumbuhan,diferensiasi,inisiasi pembungaan,
perkecambahan dsb.
Hormon
yang disintesis secara alami di dalam tumbuhan disebut hormon tanaman atau
phytohormon sedangkan hormon sintetik disebut zat prngatur tubuh (ZPT) atau Plant Growth Regulator. Sebagaimna
sifat-sifat hormon,zat pengatur tubuh efektivitasnya bergantung pada kondisi
fisiologissel target dan konsentrasinya.
Macam-macam
hormon tanaman yang kita kenal sampai
saat ini ada 6 golongan , yaitu auksin, giberelin atau asam gibelerat ,
sitokin, zat penghambat atau inhibitor , etilen dan brasinosteroid. Hormon
tanaman dikelompokkan menjadi hormon perangsang dan penghambat proses
fisiologi, sehingga aktivitasanya ada yang saling bersinergis maupun
antagionis. Hormon sintretik sudah sejak lama digunakan untuk tujuan merangsang
atau pun menghambat pertumbuhan tanaman.
BAB
II
MATERI
PEMBELAJARAN
1.
Lintasan
Transduksi sinyal
Lintasan transduksi sinyal adalah
suatu mekanisme yang menghubungkan suatu sinyal (stimulus) mekanik ataupun
sinyal (stimulus) kimia menjadi suatu respon filiologis seluler yang spesifik.
Menghubungkan sinyal internal dan sinyal eksternal (lingkungan)dengan respon
fisiologis seluler, yang dipicu oleh hormon tumbuhan dan stimulus
lingkungan.
2.
Batasan
dan sifat hormon
Hormon tanaman atau fitohormon adalah
senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi
proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses
pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti
pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi
oleh hormon tanaman.
Batasan tentang fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Saat ini dikenal terdiri darilima kelompok yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilen,
dan asam absisat (ABA ).
Hormon mempunyai batasan agar tidak
mengalami kelebihan dalam hormon. Suatu hormon jika kelebihan akan
mengakibatkan sesuatu yang fatal atau bisa menjadi suatu penyakit. Contohnya
pada manusia jika kelebihan hormon adrenalin akan mengakibatkan giantisme
(tubuh raksasa).
Batasan tentang fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Saat ini dikenal terdiri dari
Sifat Hormon :
·
Diperlukan dalam jumlah yang sedikit untuk memicu pertumbuhan yang
besar dalam suatu organisme
·
Konsentrasi hormon dan kecepatan transportasi dapat berubah dalam
merespons stimulus lingkungan
·
Berinteraksi dengan hormon lainnya dalam responnya terhadap
stimulus lingkungan
·
Bekerja di dalam tubuh
3. Defenisi hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman -
"yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau
antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat
artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan
fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target,
hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan
mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi
baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein
selular,[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan
pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau
penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas
baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan
(misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat
mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus
reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah
hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian,
hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh
hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga
jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung
dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon
dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi
banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol
kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu
mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya
dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada
bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang
atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam
proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan
melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan
tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman -
"yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau
antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat
artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan
fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target,
hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan
mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi
baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein
selular,[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan
pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau
penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas
baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan
(misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat
mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus
reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah
hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian,
hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh
hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga
jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung
dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon
dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak
kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol
kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu
mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya
dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada
bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang
atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam
proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan
melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan
tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
4.
Fungsi
hormon
Fungsi
Hormon Pada Tumbuhan
1. Hormon ini berfungsi untuk mempengaruhi pertambahan panjang
batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar.
2. mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong
pembelahan sel, dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan, dan
menunda penuaan.
3. Mendorong perkembangan biji, perkembangan
kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan
perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
4. Menghambat pertunbuhan, merangsang penutupan stomata pada
waktu kekurangan air, mempertahankan
dormansi.
5.
Mendorong pematangan
6. Merangsang pertumbuhan akar.
7. Merangsang pertumbuhan batang.
8. Merangsang pertumbuhan daun.
9. Merangsang pertumbuhan bunga.
Pertumbuhan,
perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang
secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon.Hormon tumbuhan
merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor.
Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi
hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif
akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan
bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Sejauh
ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu :
1. Auksin
1. Auksin
Mempengaruhi
pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar;
perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme.
- Merangsang perpanjangan sel
- Merangsang pembelahan sel di
kambium dan, dalam kombinasi dengan sitokinin dalam kultur jaringan
- Merangsang diferensiasi floem dan
xilem
- Memacu inisiasi akar pada stek
batang dan akar lateral dalam pengembangan kultur jaringan
- Perantara dalam respon tropistic
lentur dalam menanggapi gravitasi dan cahaya
- Pasokan auksin dari tunas apikal
menekan pertumbuhan tunas lateral
- Penundaan penuaan daun
- Dapat menghambat atau merangsang
(melalui stimulasi etilena) daun dan pematangan buah
- Dapat menginduksi pengaturan buah
dan pertumbuhan pada beberapa tanaman
- Terlibat dalam mengasimilasi
gerakan menuju auksin yang kemungkinan disebabkan efek transportasi pada
floem
- Penundaan pematangan buah
- Mempromosikan berbunga di bromeliad
- Merangsang pertumbuhan bagian bunga
- Mendukung (via produksi etilen)
karakter betina dalam bunga dioecious
- Merangsang produksi etilen pada
konsentrasi tinggi
Tempat
dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung, daun muda, embrio dalam biji.
2.
Sitokinin
Mempengaruhi
pertumbuhan dan diferensiasi akar; mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan
secara umum, mendorong perkecambahan; dan menunda penuaan.
Fungsi dari Sitokinin:
1.
|
Memacu pembelahan sel
|
2.
|
Menghambat perakaran
|
3.
|
Memacu pertumbuhan tunas
samping
|
4.
|
Mencegah penuaan daun
|
5.
|
Mencegah gugur daun
|
Tempat
dihasilkannya: Pada akar, embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ lain
3. Giberelin atau asam giberelat (GA)
3. Giberelin atau asam giberelat (GA)
Mendorong
perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan
daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah; mempengaruhi pertumbuhan dan
diferensiasi akar.
Fungsi dari giberelin yaitu:
1.
|
Merangsang morfogenesis
|
2.
|
Merangsang pembungaan dan
pembentukan buah
|
3.
|
Menghambat pengakaran dan
merangsang pemanjangan akar
|
4.
|
Merangsang pemanjangan dan
pembesaran sel
|
5.
|
Merangsang inisiasi tunas
samping
|
Tempat
dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung dan akar; daun muda; embrio.
4. Asam absisat (ABA)
4. Asam absisat (ABA)
Menghambat
pertumbuhan; merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air,
memper-tahankan dormansi.
Tempat
dihasilkannya: Daun; batang, akar, buah berwarna hijau.
5. Etilen
5. Etilen
Mendorong pematangan; memberikan
pengaruh yang berlawanan dengan beberapa pengaruh auksin; mendorong atau menghambat
pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga.
Tempat dihasilkannya: Buah yang matang,
buku pada batang, daun yang sudah menua.
5.
Mekanisme
kerja hormon
Reseptor
Hormon
Hormon
bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari
hormon
ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada
reseptor
sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik
lain
dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi
permukaan
hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua"
.
Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen (3,7)
Distribusi
dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali.
Reseptor
untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi
secara
luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi
yang
lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama
apakah
jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang
berpartisipasi
dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja
menentukan
apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi
juga
kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang
sama
memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.
Interaksi
Hormon-Reseptor
Hormon
menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi
mereka
dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel
kemudian
berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi
membrana
plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada
beberapa
kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti
sel
(kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan
reseptor
inti-setempat. Kasus pada hormon trioid tidak jelas. Bukt-ibukti
mendukung
pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme
transpor;
masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti (3,6)
Gambaran
4 . Lintasan yang mungkin untuk transmis sinyal hormon. Masing-masing hormon
dapat bekerja melalui satu atau lebih reseptor; masing-masing kompleks
hormon-reseptor dapat bekerja melalui satu atau lebih mediator protein (baik
protein G atau mekanisme pensinyalan lainnya), dan masingmasing protein perantara
atau enzin yang diaktivasi oleh komplekskompleks hormon reseptor dapat
mempengaruhi satu atau lebih fungsi efektor.
Umumnya
hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya. Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan.
Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu
sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer pada hormon
dan reseptor mempermudah interaksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan
hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat
tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.
Pada
beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini
sebagian
besar terjadi jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan
subunit yang majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama
mengubah afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama
positif) atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor
itu. Kerjasama positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama
negatif menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya
dua kelas independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier.
Yang merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor;
interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu
pengecualian.
Hormon
Agonis, Antagonis dan Agonis Parsial
Zat-zat
yang berinteraksi dengan tempat pengikatan-hormon dari reseptor dapat
memiliki
aktivitas agonis, antagonis, atau agonis parsial (juga disebut antagonis
parsial).
Suatu agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa
pascareseptor. Suatu antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan
memblokir pengikatan dari agonis, tetapi tidak memicu respon pascareseptor.
Dengan cara ini, ia tidak menimbulkan suatu respons tetapi memblokir respons
terhadap agonis, asalkan ia ditemukan dalam konsentrasi yang cukup untuk
memblokir pengikatan agonis. Pada umumnya, antagonis berikatan dengan tempat
yang sama pada reseptor seperti agonis , namun pada beberapa keadaan, antagonis
dapat berikatan dengan reseptor pada tempat yang berbeda dan memblokir
pengikatan agonis melalui perubahan alosterik dalam reseptor. Suatu agonis
parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara; ia berikatan dengan
reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial , sehingga walaupun
reseptor diduduki secara penuh oleh agonis parsial, respon hormon akan tidak
sepenuhnya.
Pengikatan
Hormon Non-Reseptor
Reseptor
bukan merupakan satu-satunya protein yang mengikat hormon-banyak
protein
lain juga mengikatnya. Dalam hal ini termasuk protein pengikat plasma dan molekul
seperti alat transpor lainnya yang lazim ditemukan dalam jaringan perifer, enzim
yang terlibat dalam metabolisme atau sintesis dari steroid, dan protein lain yang
belum diidentifikasi hingga sekarang. Protein ini dapat mengikat hormon seketat
atau tebih ketat ketimbang reseptor; namun, mereka berbeda dari reseptor di mana
mereka tidak mentransmisikan informasi dari pengikatan ke dalam peristiwa pascareseptor.
Satu
kelas molekul khusus mengikat hormon atau kompleks hormon pada permukaan sel
dan berpartisipasi dalam internalisasinya. Yang paling diteliti secara luas
adalah "reseptor" lipoprotein berdensitas-rendah (LDL) yang mengikat
partikel LDL pembawa-kolesterol dan menginternalisasinya . Reseptor ini penting
unt ambilan kolesterol, contohnya, dalam sel-sel dari adrenal untuk biosintesis
steroid dan dalam hati untuk membersihkan plasma dari kotesterol. Cacat genetik
reseptor ini menimbulkan hiperkolesterolemia. Partikel LDL yang diinternalisasi
dapat memberikan kolesterol untuk sintesis steroid atau penyisipan ke dalam
membran sel.
Di
samping itu, kolesterol yang dilepaskan dari partikel menghambat umpan balik
sistesis
kolesterol. Dengan demikian, reseptor IDL, secara tepat, bukan reseptor tetapi LDL
yang mengambil protein. Molekul reseptor dan non-reseptor pengikat hormon
biasanya dibedakan melalui sifat-sifat pengikatannya serta kemampuan untuk
memperantarai respon pascareseptor. Reseptor akan mampu untuk mentransfer
responsivitas hormon dengan eksperimen transfer gen.
Hubungan
antara Respon dan Pengikatan Reseptor Hormon
Pengertian
akan hubungan antara pengikatan hormon-reseptor dan respons selanjutnya yang
ditimbulkan oleh hormon kadang-kadang membantu dalam mempertimbangkan terapi
hormon dan keadaan klinik. Pertimbangan seperti ini akan memungkinkan klinisi
untuk menghargai secara lebih baik makna dari pengukuran hormon dan pemberian
farmakologis dari hormon. Reseptor inti ditemukan dalam jumlah yang
kecil-beberapa ribu per sel-dan biasanya membatasi besarnya respons hormon. Hal
ini berarti bahwa jika terdapat lebih banyak reseptor, respons hormon pada
konsentrasi hormon yang menjenuhkan
reseptor
akan lebih besar. Penjenuhan relatif dari reseptor sejajar dengan respon
hormon
. Sebaliknya, reseptor permukaan sel seringkali bukan tidak terbatas, sehingga penjenuhan
dari hanya suatu fraksi reseptor menghasilkan suatu respons hormon yang
maksimal.
Pada
reseptor sel permukaan, dihasilkannya messenger kedua dan kemampuan
dari
setiap reseptor untuk berinteraksi dengan lebih dari satu molekul efektor memberikan
suatu amplifikasi dari respons. Contohnya, setiap kompleks hormonreseptor dapat
mengaktivasi beberapa molekul protein G yang mengatur adenil siklase, dan
setiap molekul enzim dapat menghasilkan beberapa molekul cAMP yang dihasilkan
secara berlebihan, sedemikian rupa sehingga langkah berikutnya dari respon
hormon, cAMP-dependent protein kinase A, dapat menjadi terbatas.
Gambar
5 . Gambaran berbagai jenis reseptor membran dengan satu contoh masingmasing
6.
Transportasi
hormon auksin , sitokin, GA, ABA, etilen, brasinosteroid dan degradasi hormon
Transportasi Hormon Auksin
Auksin ditransportasikan secara polar dari
ujung tunas ke batang melalui jaringan parenkim dengan kecepatan 10 mm/jam
dengan model kemiosmosis. Transportasi auksin secara polar :
1. Pada saat auksin menemui lingkungan yang asam
dari dinding sel, molekulnya akan mengikat sebuah ion hidrogen (H+)
sehingga menjadi muatan yang netral
2. Karena auksin menjadi muatan yang netral dan
berukuran relatif kecil, auksin melintas melalui membran plasma
3. Pada bagian sebelah dalam sel, PH lingkungan
adalah 7, auksin berionisasi menjadi auksin bermuatan negatif dan ion H+
4. Pemompaan proton yang dikendalikan ATP, akan
mengatur perbedaan PH di sebelah dalam sel dan di sebelah luar sel
5. Pada bagian basal sel, tempat protein membawa
auksin spesifik terpasang di dalam membran, auksin dapat keluar dari sel
6. Yang membantu transportasi anion auksin ke luar
dari sel dalah pemompaan proton, karena berperan terhadap aliran auksin ini,
dengan cara membuat suatu potensial membran (tekanan) melewati membran
Transportasi Hormon Sitokinin
Sitokinin ditransportasikan dari
akar ke atas, berlawanan dengan auksin, menstimulasi pertumbuhan tunas aksilar.
Sitokinin yang masuk ke dalam sistem tajuk dari akar, akan melawan kerja
auksin, dengan mengisyaratkan tunas aksilar untuk mulai tumbuh. Sitokinin
diproduksi dalam akar, akan sampai jaringan yang dituju dengan bergerak ke
bagian atas tumbuhan di dalam cairan xylem. Ada
beberapa macam sytokinin yang telah diketahui, diantaranya kinetin, zeatin
(pada jagung), Benziladenin (BA), Thidiazuron, dan Benzil Amino Purin (BAP)
namun sitokinin ditemukan hampir di semua jaringan meristem.
Peranan
sitokinin antara lain:
1. bersama
dengan auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman
2. merangsang
morfogenesis ( inisiasi / pembentukan tunas) pada kultur jaringan.
3. merangsang
pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
4. merangsang
perluasan daun yang dihasilkan dari pembesaran sel atau merangsang pemanjangan
titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan akar cabang
5. meningkatkan
membuka stomata pada beberapa spesies.
6. mendukung
konversi etioplasts ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.
7. menghambat
proses penuaan (senescence) daun
8. mematahkan
dormansi biji
Transportasi Hormon GA (Giberelin)
Giberelin menstimulasi pertumbuhan pada daun
maupun pada batang, tetapi mereka mempunyai efek yang sedikit di dalam
pertumbuhan akar. Di dalam batang, giberelin menstimulasi perpanjangan sel dan
pembelahan sel. Giberelin memfasilitasi penetrasi ekspansin ke dalam dinding
sel, bekerja sama dalam meningkatkan perpanjangan sel.
Transportasi Hormon Asam Absisat (ABA )
Transportasi Hormon Etilen
Etilen adalah suatu hormone yang dihasilkan
oleh tumbuhan itu sendiri, hanya menjadi diterima secara meluas, yaitu pada
saat munculnya suatu teknik disebut kromatografi gas, yang memudahkan mengukur
secara kuantitatif dari etilen tersebut. Selama pematangan buah dan program
pematian sel, etilen ini diperlukan. Etilen juga diinduksi oleh produksi auksi
secara eksternal pada konsentrasi yang tinggi.Jadi, etilen membantu mengontrol
pematangan buah.
Transportasi Hormon Brassinosteroid
Brassinosteroid menginduksi perpanjangan sel
dan pembelahan sel dalam ruas-ruas batang dan kecambah, pada konsentrasi yang
rendah, yaitu sekitar 10-12 M. Brassinosteroid juga memperlambat
absisi daun dan meningkatkan diferesiansi xylem. Brassinosteroid yang secara
kimia mirip dengan hormon seks pada binatang.
Degradasi dan Sintesis Hormon
- Auksin
Dua
mekanisme sintesis IAA yaitu pelepasan gugus amino dan gugus karboksil akhir
dari rantai triphtofan. Enzim yang paling aktif diperlukan untuk mengubah
tripthofan menjadi IAA terdapat di jaringan muda seperti meristem tajuk, daun
serta buah yang sedang tumbuh. Semua jaringan ini kandungan IAA paling tinggi
karena disintesis di daerah tersebut.
IAA
terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir sama dengan di bagian tumbuhan
lainnya. IAA dapat memacu pemanjangan akar pada konsentrasi yang sangat rendah.
IAA adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat dalam tanaman.
Degradasi
Auksin :
FOTOOKSIDASI
Riboflavin menyerap energi oksidasi Β caroten cahaya in aktif
ENZIM OKSIDASI
IAA enzim peroksidase indolaldehid
hidrogen peroksida (inaktif)
- Sitokinin
Sitokinin
umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi di daerah meristematik
dan jaringan yang berkembang. Mereka diyakini disintesis dalam akar dan
translokasi melalui xilem ke tunas. biosintesis sitokinin terjadi melalui
modifikasi biokimia adenin.
Proses
dimana mereka disintesis adalah sebagai berikut :
Sebuah produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer ini kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan sebuah enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase.Hasilnya adalah isopentenyl adenosin-5'-fosfat (AMP isopentenyl).
Sebuah produk jalur mevalonate disebut pirofosfat isopentil adalah isomer, isomer ini kemudian dapat bereaksi dengan adenosine monophosphate dengan bantuan sebuah enzim yang disebut isopentenyl AMP synthase.Hasilnya adalah isopentenyl adenosin-5'-fosfat (AMP isopentenyl).
Produk
ini kemudian dapat dikonversi menjadi adenosin oleh isopentenyl pemindahan
fosfat oleh fosfatase dan selanjutnya dikonversikan ke isopentenyl adenin
dengan menghilangkan kelompok ribosa.
Isopentenyl
adenin dapat dikonversi ke tiga bentuk utama sitokinin alami.
Degradasi
sitokinin sebagian besar terjadi karena enzim oksidase sitokinin. Enzim ini
menghapus rantai samping dan rilis adenin. Derivitives juga dapat dibuat tetapi
jalur yang lebih kompleks dan kurang dipahami.
- Giberelin
- Giberelin dibuat di
daun muda, buah yang sedang tumbuh, ujung akar
- Sintesis giberelin
dipacu oleh hari panjang dan temperatur 20-30o C
- Giberelin
ditranslokasi lewat berkas pengangkut dan parenkim
·
Asam Absisat
Degradasi asam absisat itu dapat dipicu oleh
cahaya dan stimulus lain dari biji.
- Etilen
Sintesis etilen:
o Lipoprotein Linoleat (bebas)à (lipase) [Cu Etilen à lipoksidase]
o Lipoprotein Linoleat (bebas)à (lipase) [Cu Etilen à lipoksidase]
o Metionin, Asam Askorbat,
H2O2 [cu enzim] EtilenàMetional
Perubahan (degradasi) etilen :
– Etilen akan aktif sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan bila berikatan dengan metalo-enzim dan oksigen.
– Etilen berperang merangsang aktifitas ATPase
– ATP à ADP + E
– Energi yang dihasilkan digunakan untuk mendegradasi senyawa makromolekul sehingga munculnya fenomena kematangan cepat terjadi.
Perubahan (degradasi) etilen :
– Etilen akan aktif sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan bila berikatan dengan metalo-enzim dan oksigen.
– Etilen berperang merangsang aktifitas ATPase
– ATP à ADP + E
– Energi yang dihasilkan digunakan untuk mendegradasi senyawa makromolekul sehingga munculnya fenomena kematangan cepat terjadi.
- Brassinosteroid
Brassinolide
tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik.
PERTANYAAN
1.
Apa
yang saudara ketahui tentang hormon dan zat pengatur tumbuh?
Jawab :
Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat organik yang
dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat mengatur proses
fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang menghasilkan ke
bagian tanaman yang lain.
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor
("pemicu" ) transkripsi. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan melalui signal berupa aktivitas zat-zat reseptor. Bila
konsentrasi suatu hormon telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu
rasio tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan
mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian
dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tanaman dikelompokkan ke dalam lima kelompok,
yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan inhibitor. Masing-masing
kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses
fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja sendiri di dalam tanaman. Pada
kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam pertumbuhan tanaman. Penelitian
yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa ada interaksi antar hormon yang
mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan
dibentuk oleh sel-sel pada titik tertentu pada tumbuhan.
Selanjutnya, hormon akan bekerja pada sel-sel tersebut atau dapat pula
ditransfer ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana.
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) atau
fitohormon dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Interaksi antara ZPT yang
diberikan dan yang diproduksi sendiri oleh sel secara endogen merupakan
perimbangan yang menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Penambahan hormon auksin dan sitokinin eksogen
mengubah level perimbangan pengatur tubuh dalam sel. Level ZPT endogen ini
merupakan trigger factor untuk proses-proses pertumbuhan.
Auksin
Fungsi dari auksin yaitu memacu pertumbuhan
akar, dalam konsentrasi tinggi menghambat panjang akar, menghambat pertumbuhan
tunas dan mempengaruhi pemanjangan dan pembesaran sel.
Pemilihan jenis auksin dan konsentrasinya
tergantung dari:
1.
|
Tipe pertumbuhan
yang dikehendaki
|
2.
|
Level auksin
endogen
|
3.
|
Kemampuan jaringan
mensintesa (memproduksi) auksin
|
4.
|
Golongan zat pertumbuhan
lain yang ditambahkan
|
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan
tanaman diduga melalui dua cara:
1.
|
Menginduksi sekresi
ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel mengakibatkan
K+ diambil, dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya
air masuk ke dalam sel dan sel membesar.
|
2.
|
Mempengaruhi
metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi
molekul RNA.
|
Jenis-jenis auksin sintetik / eksogen yang
sering digunakan untuk tanaman atau dalam kultur jaringan yaitu:
1.
|
IAA (Indole Acetic
Acid) berat molekul 175.19
|
2.
|
NAA (Naphtaleine
Acetic Acid) berat molekul 186.21
|
3.
|
IBA (Indole Butyric
Acid) berat molekul 203.24
|
4.
|
2.4D
(2.4-Dichlorophenoxy Acetic Acid) berat molekul 221.04
|
5.
|
Dicamba
(3.6-Dichloro Asinic Acid) berat molekul 221.04
|
6.
|
Pikloram
(4-Amino-3.5.6-Trichloro Picolinic Acid) berat molekul 41.46
|
Sitokinin
Golongan sitokinin adalah turunan dari adenin
yang sangat berperan dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Hormon
ini ada yang alami dan buatan. Pertama kali ditemukan dari DNA ikan Herring
yang diautoklaf dalam larutan asam. Persenyawaan DNA tersebut ditambahkan ke
media kultur tembakau dan ternyata merangsang pembelahan dan diferensiasi sel.
Persenyawaan tersebut kemudian dinamakan kinetin.
Fungsi dari Sitokinin:
1.
|
Memacu pembelahan
sel
|
2.
|
Menghambat
perakaran
|
3.
|
Memacu pertumbuhan
tunas samping
|
4.
|
Mencegah penuaan
daun
|
5.
|
Mencegah gugur daun
|
Jenis-jenis Sitokinin
1.
|
Kinetin (6-Furfuril
Amino Purine) berat molekul 215.25
|
2.
|
Zeatin
(4-Hydroxyl-3-Methyl-Trans-2-Butenyl Amino Purin) berat molekul 219.25
|
3.
|
2iP (N6-2-Isopentanyl
adenin atau 6-(t,t-Dimetyl Allyl Amino Purine) berat molekul 203.21
|
4.
|
BA / BAP (6-Benzyl
Adenine / 6-Benzyl Amino Purine) berat molekul 225.26
|
Gibereline
Fungsi dari giberelin yaitu:
1.
|
Merangsang
morfogenesis
|
2.
|
Merangsang
pembungaan dan pembentukan buah
|
3.
|
Menghambat
pengakaran dan merangsang pemanjangan akar
|
4.
|
Merangsang
pemanjangan dan pembesaran sel
|
5.
|
Merangsang inisiasi
tunas samping
|
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini
telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat
sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat
pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang
mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam
teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu
berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah
musiman), untuk menyebut beberapa contohnya.
2. Apa yang dimaksud
dengan lintasan transduksi sinyal
Lintasan
transduksi sinyal adalah suatu mekanisme yang menghubungkan suatu sinyal
(stimulus) mekanik ataupun sinyal (stimulus) kimia menjadi suatu respon
filiologis seluler yang spesifik. Menghubungkan sinyal internal dan sinyal
eksternal (lingkungan)dengan respon fisiologis seluler, yang dipicu oleh hormon
tumbuhan dan stimulus lingkungan.
3.
Apakah
fototropisme dan pengakaran stek batang dipengaruhi oleh homon?
Jelaskan
Jawab:
Yah ada
pengaruhnyan hormon terhadap fototropisme dan pengakaran stek batang
A.
Fototropisme
fototropisme
adalah gerak pada tumbuhan yang dipemgaruhi oleh arah ransang berupa
sinar/cahaya yang datang. jadi fototropisme dipengaruhi oleh arah cahaya, bukan
oleh hormon Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung
koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh
daripada sisi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah
datangnya cahaya. Hal itu terjadi, memang karena hormon auksin yang berguna
untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung. auksin
adalah fitohormon yang sangat sensitif terhadap cahaya. jika auksin terkena
cahaya, maka auksin akan rusak. sehingga pertumbuhan bagian tunas yng tidak
terkena sinar matahari menjadi lebih cepat dan lebih panjang jika dibandingkan
dengan bagian tunas yang terkena sinar matahari, sehingga tunas menjadi
membengkok/membelok ke arah datang cahaya. dengan kata lain, cahayalah yang
memberikan pengaruh langsung terhadap fototropisme.Banyak jenis tumbuhan mampu
melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus
terhadap matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan diafototropisme.
Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.
.
B. Pengakaran stek batang
B. Pengakaran stek batang
Stek
merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan
sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman
baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis,
lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan
cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek
akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar
berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya
sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan. Keberhasilan perbanyakan dengan
cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek
sehingga menjadi tanaman baru yang true to name dan true to type.
pengakaran
stek batang benar dipengaruhi oleh hormon. pada tanaman yang memiliki kandungan
fitohormon yang cukup, perakaran pada stek batang dapat berlangsung alami.
namun pada beberapa tanaman lain yang kandungan fitohormonny kecil, dibutuhkan
tambahan hormon dari luar
Regenerasi
akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu sendiri dan
faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi
regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur
tumbuh. Boulline dan Went (1933) menemukan substansi yang disebut rhizocaline
pada kotiledon, daun dan tunas yang menstimulasi perakaran pada stek. Menurut
Hartmann et al (1997), zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran
stek adalah Auksin. Auksin yang biasa dikenal yaitu indole-3-acetic acid (IAA),
indolebutyric acid (IBA) dan nepthaleneacetic acid (NAA). IBA dan NAA bersifat
lebih efektif dibandingkan IAA yang meruapakan auksin alami, sedangkan zat
pengatur tumbuh yang paling berperan dalam pembentukan tunas adalah sitokinin
yang terdiri atas zeatin, zeatin riboside, kinetin, isopentenyladenin (ZiP),
thidiazurron (TBZ), dan benzyladenine (BA atau BAP). Selain auksin, absisic
acid (ABA) juga berperan penting dalam pengakaran stek. Faktor intern yang
paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah
faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar
dan pucuk yang berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman
dengan cara stek, tanaman sumber
seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya adalah:
seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang hama dan/atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi. Kondisi lingkungan dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber diantaranya adalah:
1.
Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam
kondisi turgid.
2.
Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga 27°C.
3.
Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber tergantung
pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya ditumbuhkan pada kondisi
cahaya yang tepat.
4.
Kandungan karbohidrat. Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan stek yang
masih ada pada tanaman sumber bisa dilakukan pengeratan untuk menghalangi
translokasi karbohidrat.
Pengeratan
juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin
penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada
bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks
makromolekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan
karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar
juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek
(Hartmann et al, 1997). Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat
berpengaruh pada terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau
media pengakaran seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab,
evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin
atau panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau
penyakit.
4. Mengapa karbohidraat
dan protein tidak dikategorikan menjadi hormon. Jelaskan
Jawab:
Protein
dan Karbohidat merupakan salah satu jenis nutrisi. Protein merupakan jenis
makro-nutrien yang paling mahal dibandingkan dengan jenis makro-nutrien lainnya
seperti lemak dan karbohidrat.
Karbohidraat
dan protein tidak dikategorikan menjadi hormon, karena Hormon merupakan jenis
protein, meskipun tidak semua hormon adalah protein. Hormon diproduksi oleh beberapa sel dalam
jumlah yang sedikit dan mempunyai peran yang sangat besar dalam metabolisme.
5.
Apakah
keberadaan hormon dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ? Jelaskan!
Jawab
Tanpa hormon / zat
penggatur tumbuh, tidak ada pertumbuhan. Secara terminologi, para ahli
fisiologi tumbuhan sudah memberi batasan-batasan definisi tentang zat pengatur
tumbuh, growth regulator, hormon, dan hara (nutrient).
Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman
(plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang
dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan
merubah proses fisiologi tumbuhan. Hormon tumbuhan (plant hormone) adalah zat
organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah dapat
mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian yang
menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.
Hormon tanaman dikelompokkan ke
dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan
inhibitor. Masing-masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang
berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja
sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam
pertumbuhan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa
ada interaksi antar hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
6.
Adakah auksin yang dapat berperan
sebagai herbisida? Jelaskan!
Ada, contohnya dikamba
(keturunan asam benzoat). Adapun cara kerja auksin sebagai herbisida adalah
dengan menambah kadar auksin dalam suatu tanaman dapat mempercepat pertumbuhan
dan labih cepat mati, ataupun dengan cara meningkatkan kadar etilen akibat
kadar auksin yg besar, sehingga menghambat pertumbuhan. Akan tetapi, penggunaan
auksin sebagai herbisida terasa kurang efektif karena sifatnya yang selektif
7.
Saat ini hormon sintetik atau ZPT sudah banak
digunakan untuk keperluan agribisnis. Sebutkan beberapa contoh!
Jawab:
Zat pengatur tumbuh (ZPT) mempunyai fungsi
sangat banyak dalam dunia pertanian.
Sebenarnya
ZPT sudah terkandung dalam tanaman itu sendiri yang kita sebut dengan hormon
tanaman. Jadi ZPT adalah tiruan atau sintetik dari hormon tanaman. Cuma yang
jadi masalah adalah kita tidak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yang
mana hormon/ ZPT itu ada serta bagaimana cara kita mengekstrak hormon/ ZPT
tersebut.
1.
Sebagai pemacu pertumbuhan/pupuk
yaitu dipasarkan: Hormonik Tumbuhan
Hormonik
dalam bentuk botol 100 ml.
HORMONIK
memacu pertumbuhan, pengumbian, pembungaan dan pembuahan tanaman untuk
mendapatkan hasil panen optimal. HORMONIK mengandung Zat Pengatur Tumbuh ( ZPT)
Organik terutama Auksin, Giberelin dan Sitokinin, di formulasikan dari bahan
alami yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman. HORMONIK tidak membahayakan (
aman ) bagi kesehatan manusia maupun binatang.
1. Memacu
dan meningkatkan pembungaan serta pembuahan.
2. Mengurangi
kerontokan bunga dan buah.
3. Membantu pertumbuhan tunas
4. Membantu
pertumbuhan akar
5. Memacu
pembesaran umbi.
6. Meningkatkan keawetan hasil panen.
7. memacu dan
meningkatkan bobot unggas/ ternak.
Manfaat dan Keunggulan PUPUK + HORMON TAMANAN UNGGUL :
1. DAUN :
Mempercepat pertumbuhan Daun jadi lebat, keras, padat, lebar, tebal, berisi mengkilap. Muncul warna asli dan tidak mudah rontok
2. BATANG :
Mempercepat perkembangan batang dalam melakukan pembelahan sel, sehingga cepat besar kokoh dan berurat.
3. BUNGA
Mempercepat keluarnya bunga, kuncup disetiap pori pembungaan dan tdak mudah gugur
4. BUAH
Mempercepat putik bunga jadi buah, Buah lebih padat, besar dan berisi, Buah semakin lezat dan beraroma.
5. AKAR
Mempercepat pertumbuhan akar baru dan kokoh
6. TUNAS
Mempercepat keluarnya tunas-tunas dan anakan baru pada setiap pori-pori
7. TANAH
Memperbaiki Struktur tanah yang Rusak
2.
Zat Pengatur Tumbuh dalam kultur
jaringan.
Hormon adalah bahan organik yang
disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan dalam konsentrasi yang
rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak molekul
sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa
sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur
tumbuh.
Kultur jaringan merupakan
manipulasi pertumbuhan tanaman dalam kondisi yang terkontrol dengan baik dan
auksin serta sitokinin berperan penting dalam manipulasi ini. Kebanyakan
eksplan menghasilkan sejumlah (endogenus) auksin dan sitokinin. Dalam kultur
jaringan, tambahan (exogenous) zat pengatur tumbuh diberikan untuk memperoleh
efek pertumbuhan. Sebagai panduan umum, auksin atau sitokinin atau keduanya
ditambahkan ke dalam kultur untuk memperoleh respon pertumbuhan
8. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas ZPT?
Jawab:
Dalam
dunia pertanian, Zat Pengatur Tumbuh atau sering kita sebut dengan ZPT
mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan untuk kelangsungan
hidup suatu tanaman. Zat pengatur Tumbuh adalah senyawa organik yang bukan hara
yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses
fisiologi tumbuhan.Zat Pengatur Tumbuh dalam tanaman terdiri dari lima kelompok
yaitu Auxin, gibberellin, cytokinin, ethylene dan inhibitor dengan ciri khas
dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis. Auxin adalah senyawa
yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel
(cell elongation) pada pucuk, dengan struktur kimia dicirikan oleh adanya
Indole Ring.Sedangkan yang dimaksud dengan gibberellin adalah senyawa yang
mengandung Gibban skeleton, menstimulasi pembelahan sel (cell division), perpanjangan
sel atau keduanya.
Zat Pengatur Tumbuh Cytokinin adalah senyawa yang mempunyai bentuk dasar adenine (6-amino purine) yang mendukung terjadinya pembelahan sel.Ethylene senyawa yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen. Dalam keadaan normal ZPT ini akan berbentuk gas, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah dalam fase climacteric.ZPT yang terakhir adalah Inhibitor yang berperan dalam penghambatan proses biokimia dan proses fisiologis bagi aktivitas keempat Zat Pengatur Tumbuh diatas.
Zat Pengatur Tumbuh Cytokinin adalah senyawa yang mempunyai bentuk dasar adenine (6-amino purine) yang mendukung terjadinya pembelahan sel.Ethylene senyawa yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen. Dalam keadaan normal ZPT ini akan berbentuk gas, mempunyai peranan dalam proses pematangan buah dalam fase climacteric.ZPT yang terakhir adalah Inhibitor yang berperan dalam penghambatan proses biokimia dan proses fisiologis bagi aktivitas keempat Zat Pengatur Tumbuh diatas.
Kelima
ZPT diatas secara syntetik telah dibuat untuk keperluan pertanian dan research,
yang tentunya akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan alam dan pertanian.
KESIMPULAN
Hormon Tumbuhan
Pertumbuhan,
perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang
secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah
"hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana
pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam
sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa
hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang
bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar,
misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem
individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa
Inggris plant growth regulator).Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses
regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu
terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat
tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut
pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan
pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya.Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis
yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur
tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan
cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang
mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam
teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya
dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk
menyebut beberapa contohnya.Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang
dianggap sebagai fitohormon, yaitu
Auksin
Sitokinin
Giberelin atau asam giberelat (GA)
Etilena
Asam absisat (ABA)
Asam jasmonat
Steroid (brasinosteroid)
Salisilat
Poliamina.
Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan merubah proses fisiologi tumbuhan.
Sitokinin
Giberelin atau asam giberelat (GA)
Etilena
Asam absisat (ABA)
Asam jasmonat
Steroid (brasinosteroid)
Salisilat
Poliamina.
Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrient), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote), menghambat (inhibit), dan merubah proses fisiologi tumbuhan.
Hormon tumbuhan (plant hormone)
adalah zat organik yang dihasilkan oleh tanaman, yang dalam konsentrasi rendah
dapat mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon ditransportasikan dari bagian
yang menghasilkan ke bagian tanaman yang lain.
Hormon tanaman dikelompokkan ke
dalam lima kelompok, yiatu: auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan
inhibitor. Masing-masing kelompok memiliki ciri yang khas dan pengaruh yang
berlainan terhadap proses fisiologi tanaman. Hormon tanaman tidak bekerja
sendiri di dalam tanaman. Pada kenyataanya hormon tidak berperan sendiri dalam
pertumbuhan tanaman. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli membuktikan bahwa
ada interaksi antar hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/22753426/Fungsi-Hormon-Pada-Tumbuhan (diakses
06/12/2010, 10.31)
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090721055941AARs3Vu
(diakses
06/12/2010, 12.54)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_tumbuhan. (diakses 06/12/2010, 16.23)
http://isroi.wordpress.com/2010/05/18/hormon-tanaman-auksin/
(diakses 06/12/2010, 16.23)
http://horteens.wordpress.com/2009/10/25/zat-pengatur-tumbuh-zpt/
(diakses 06/12/2010, 16.30)
http://www.plant-hormones.info (diakses
06/12/2010, 13.28)
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/biosintesis_sekresi_dan_mekanisme_kerja_hormon.pdf
http://hijauqoe.wordpress.com/2009/01/03/hormonik-hormon-tumbuh-zpt/
http://plantshormon.blogspot.com/
http://plantshormon.blogspot.com/
http://zul-bunga.blogspot.com/2010/01/perbanyakan-vegetatif-dengan-ssek.html
http://www.scribd.com/doc/33287043/09-Aplikasi-Zat-Pengatur-Tumbuh
(6 Desember 2010, 18.30 WIB)
http://belajarmengajar.blogspot.com/2010/01/zat-pengatur-tumbuh-zpt-pada-tumbuhan.html
(07-12-10 10:58)
http://suryataniperkasa.blogspot.com/2010_09_01_archive.html
(07-12-10 21:39)
http://www.x3-prima.com/2009/08/panen.html
(07-12-10 21:44)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar