.
Pengertian Penduduk
Dalam arti luas,
penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau
menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada
benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan
manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau
bagian-bagiannya.
Penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan
atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.
Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas
dan migrasi.
Fertilitas
sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksiyang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut
banyaknya bayi yang lahir hidup. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu
di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.
Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga
bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan
kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Migrasi
merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan
migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus
mengingatadanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata,
adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk
melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin
lancar. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun
batasadministratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering
diartikan sebagai perpindahanyang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah
lain.
.
Teori penduduk modern
Pandangan-pandangan
tentang Teori penduduk modern, diantaranya:
Ø Pandangan
Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang penting dalam
kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam kekuatan negara
dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan kekayaan negara.
Ø Pandangan Kaum
Fisiokrat, kesempatan untuk meningkatkan jumlah produksi pertanian dalam rangka
menunjang pertambahan penduduk.
Ø Pandangan
Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang dapat menentukan
tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula bahwa jumlah
penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah makanan yang
dapat diproduksi oleh tanah.
Ø Pandangan
Quesnay (Fisiokrat), suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup
banyak, tetapi dengan sayarat agar mereka dapat mencapai taraf hidup yang
layak.
Pertumbuhan penduduk (populatin
growth) di suatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang
disebabkan oleh adanya pertambahan alami dengan migrasi neto. Pertambahan alami
(natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih
antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Migrasi neto (nett migration)
adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran
dan jumlah emigran.
Faktor mendorong terjadinya kependudukan
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya kependudukan
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, antara lain:
Ø Kemajuan
IPTEK.
Ø Dorongan atau
hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih baik dari
sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
Ø Keterbatasan
kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang diperlukan.
Pengertian
Tenaga kerja
Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja.
Ketenagakerjaan
merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup
dimensi ekonomi dan sosial. Oleh karenanya, setiap upaya pembangunan selalu
diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan lapangan usaha, dengan harapan
penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan.
Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas
usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja.
Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan
ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk
tenaga kerja.
Peranan Penduduk dalam Pembangunan Ekonomi
Ada 4 aspek penduduk yang perlu diperhatikan
negara-negara sedang berkembang,yaitu:
Ø
Adanya tingkat perkembangan penduduk
yang relatif tinggi
Ø
Adanya struktur umum yang favorable
Ø
Tidak adanya distribusi penduduk
yang merata
Ø
Tidak adanya tenaga kerja yang
terlatih dan terdidik
Tingkat
Perkembangan Penduduk yang Tinggi
Tidak selamanya pertumbuhan penduduk
yang cepat memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan ekonomi
dalam suatu negara. Kaum klasik mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk yang
cepat pada suatu negara yang maju, akan memberikan dampak positif. Dengan
bertambahnya penduduk maka daya beli masyarakat semakin meningkat. Hal ini
dikarenakan dalam negara maju, tingkat tabungan yang dimiliki mampu mengimbangi
laju pertumbuhan penduduk, sehingga dengan penduduk yang banyak justru
meningkatkan purchasing power.
Permintaan akan meningkat seiring
bertambahnya penduduk. Penawaranpun akan bertambah pula karena semakin banyak
kebutuhan penduduknya yang harus dipenuhi. Efek yang lain, dengan semakin
banyaknya penduduk yang berkualitas, maka sektor
tenaga kerja ahli mudah didapat. Apalagi di negara maju ditunjang oleh banyak
faktor. Hal ini sesuai dengan pendapat Keynes, bahwa dalam negara maju
meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja akan selalu
mengiringi kenaikan jumlah penduduk. Pertumbuhan
penduduk di negara berkembang umumnya memberikan efek yang negatif,
karena pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan kualitas dan produktivitas manusianya
tersebut.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kaum
Klasik bahwa selalu ada perlombaan antara tingkat perkembangan output dengan
tingkat perkembangan penduduk yang akhirnya akan dimenangkan oleh
perkembangan penduduk. Hal itu terjadi karena penduduk juga berfungsi sebagai
tenaga kerja, sehingga biasanya sering terdapat kesulitan dalam penyediaan
lapangan pekerjaan. Kalau misalnya penduduk tersebut dapat mendapatkan pekerjaan,
maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan bangsanya, namun apabila
tidak,mereka akan menjelma menjadi pengangguran yang hanya akan meningkatkan
angka ketergantungan dan otomatis menurunkan tingkat kesejahteraan suatu
negara. Produktivitas penduduk di negara berkembang relatif rendah sehingga
mengakibatkan rendahnya produksi.Hal itu dikarenakan sebagian besar penduduk di
negara berkembang berasal dari sektor agraris, sehingga hasil dari
produksinya biasanya hanya habis untuk dikonsumsi sendiri.Bahkan untuk konsumsi
sendiri saja masih kurang, sehingga mereka tidak terlalu memikirkan tentang menabung (saving) apalagi
investasi.
a)
Isu Kependudukan
Di negara berkembang, masalah
kependudukan merupakan masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan tingkat tabungan yang
cukup. Apalagi jika kualitas penduduk itu sendiri tidak cukup bagus setidaknya
untuk memproduksi atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia akan menjadi
pengangguran yang tentunya akan mengurangi tingkat kesejahteraan. Oleh karena
itu, di negara berkembang dibutuhkan
suntikan investasi untuk mengembangkan perekonomian.
b)
Trend Fertilitas dan Mortalitas
Pada umumnya tingkat kelahiran yang
tinggi dihubungkan dengan kemiskinannasional. Namun adalah keliru bila kita
menyiimpulkan bahwa berhubung angka kelahiran yang tinggi pada umumnya terdapat
di negara miskin. Sedangkan angka kelahiran rendah terdapat di negara maju.
Maka dengan meningkatkan pendapatan per kapita lalu tingkat kelahiran akan
menurun. Juga tidak ada kepastian hubungan antara laju pertumbuhanpendapatan
nasional per kapita dengan tingkat kelahiran. Namun jelas ada bukti bahwa ada
hubungan positif antara distribusi pendapatan dengan tingkat kelahiran.
Akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa negara-negara yang berjuang untuk
mengurangi tidak meratanya penghasilan atau dengan kata lain berusaha
menyebarkan hasil (benefit) dari pembangunan ekonomi ke sebagian besar penduduk
akan mungkin sekali mampu menurunkan tingkat kelahiran daripada negar-negara
yang kurang memperhatikan pemerataan hasil pembangunan ekonominya.
c)
Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan
Investasi
Untuk meningkatkan output, tambahan
investasi harus cukup besar sehingga dapat meningkatkan penghasilan riil per
kapita. Tetapi kesulitan dalam hal ini sering dialami oleh negara berkembang,
sesuai dengan Teori Perangkap pada Keseimbangan Pendapatan yang Rendah Malthus.
Kesimpulannya untuk dapat mempertinggi penghasilan per kapitanya negara berkembang memerlukan kebijakan dorongan
yang besar. Atau perekonomian harus memenuhi apa yang disebut ³usaha
minimum yang sangat perlu´. Pembangunan yang secara sedikit demi sedikit pun
bisa dilakukan asal dengan memilih sektor yang yang mempunyai kapasitas
berkembang yang cepat.
Ø Struktur
Umur yang Tidak Favorable
Seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pada umumnya pada negarayang berkembang
memiliki angka ketergantungan yang tinggi karena besarnya jumlahpenduduk usia muda. Proporsi yang besar dari
penduduk usia muda ini tidak menguntungkanbagi pembangunan ekonomi, karena:
Ø Penduduk
golongan usia muda, cenderung untuk memperkecil angka penghasilan
per kapita dan mereka semua merupakan konsumen dan bukan produsen dalam perekonomian tersebut. Adanya golongan penduduk
usia muda yang besar jumlahnya di suatu negara akan mengakibatkan lebih
banyak alokasi faktor-faktor produksi ke arah ³investasi-investasi sosial´ dan
bukan ke ³investasi-investasi kapital´. Oleh karena itu, paling tidak ia akan menunda perkembangan ekonomi.
Ø Distribusi
Penduduk yang Tidak Seimbang
Tingkat
urbanisasi yang tinggi pada umumnya terjadi pada daerah-daerah yang sudahmaju.
Sebab para penduduk lebih banyak berpindah dari daerah yang kurang maju ke
daerah yang lebih maju, sehingga pada negara maju tingkat urbanisasi lebih
kecil. Adanya tingkat upah yang leih
menarik di sektor industri mendorong penduduk yang ada di desa berpindah ke
kota yang menyebabkan penduduk di negara maju yang bekerja di sektor pertanian
lebih sedikit. Berbeda dengan di negara yang berkembang. Urbanisasi yang tinggi
menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses perkembangan ekonomi antara sektor
pertanian dengan sektor industri. Ketidakseimbangan distribusi penduduk baik
antara desa dan kota maupun antara daerah
yang lebih berkembang dan daerah yang kurang berkembang akan menghambat jalannya
pembangunan ekonomi karena pembangunan ekonomi memerlukan mobilitas tenagakerja
yang lebih mudah, yang didapati di negara-negara atau daerah-daerah yang
memiliki distribusi penduduk yang lebih
merata.
Ø Kualitas
Tenaga Kerja yang
RendahRendahnya
kualitas penduduk merupakan penghalang pembangunan ekonomi suatunegara
disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan tenaga kerja yang rendah.
Makamenurut Schumacher pendidikan merupakan
sumber daya yang terbesar manfaatnyadibandingkan faktor-faktor produksi
yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar