1.
Jelaskan apa yang disebut funikulus !
Jawab :
Bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni/papan
biji (plasenta) atau tangkai sebagai tempat menggantungnya bakal biji. Jika
biji masak, tali pusat lepas (funikulus) sehingga pada biji terlihat bekas yang
disebut pusat biji (hilus)
2. Jelaskan
apa yang disebut arilus, berikan contoh
Arilus adalah selimut/selaput pembungkus biji.
Funiculus yang tumbuh melebar , meluas,menyelimuti seluruh atau sebagian besar
permukaan biji,berwarna dan berair , mendanging, manis dan berbau khas dan
dapat dimakan.
Contohnya :
Rambutan (Nephelium lappaccum), lengkeng (Nephelium longans)
Mendanging kering. Contohnya : pala (Myristica
fragnans)
3. Jelaskan
apa yang disebut spermodermis ( kulit biji)
Jawab:
Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar.
Pada Angiospermae terdiri dari 2 lapisan yaitu testa (lapisan yang tipis dan
keras) dan tegmen (lapisan yang tipis seperti selaput). Ex : Manggifera indica,
Arachis hypogea. Pada Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar
(lapisanyang tebal), tengah (lapisan yang keras) dan dalam (lapisanyang tipis). Ex : Gnetum
gnemon, Cycas rumphii.
• Kulit
biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu biasanya
kulit biji (dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri aras dua
lapisan, yaitu :
• 1.
Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada
yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagian
biji yang di dalam. Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna dan gambaran
yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata,
mempunyai permukaan keriput.
• 2.
Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari.
• Pada
pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam
daripada integumentumnya, misalnya lain bagian jaringan nuselus yang terluar.
Biji yang kulitnya terdiri atas dua lapisan itu
umumnya adalah biji tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji
talanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti pada biji
belinjo (Gnetum gnemon K), padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya
hanya mempunyai satu integementum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti pada melinjo itu
masing-masing dinamakan :
1. Kulit
luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna
hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.
2. Kulit
tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai
kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.
3. Kulit
dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali melekat erat pada
inti biji
Pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan
bagian-bagian lain, misalnya :
1. Sayap
(ala), alat tambahan berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan demikian
biji mudah dipencarkan oleh angin, ch. pada spatodea (Spathodea campanulata
P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk).
2. Bulu
(coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang
halus, memudahkan biji ditiup oleh angin, ch. pada kapas (Gossypium), biduri
(Calotropis gigantea Dryand).
3. Salut
biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya
pada biji durian (Durio zibethinus Murr), dll.
4. Salut
Biji semu (arillodium), seperti salu biji, tetapi tidak berasal dari tali
pusar. Melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis
pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.
5. Pusar
biji (hilus), yaitu bagian kulit luar
biji bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai
warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan
pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya ; Kacang panjang (Vigna Sinensis
Edl), kacang merah (Phaseolus vulgaris L). Dll.
6. Liang
biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke
dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang inii seringkali tumbuh
menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula
(caruncula). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini sampai merupakan salut
biji, maka disebut salut biji semu (arillodium).
7. Bekas-bekas
pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan
nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinifera.L).
8. Tulang
biji (raphe), yaitu tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji
yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji
biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak
(Ricinus communis L).
Perkecambahan
Perkecambahan (Ing. germination) merupakan tahap awal
perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda.
Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Kecambah adalah tumbuhan (sporofit) muda yang baru
saja berkembang dari tahap embrionik di dalam biji. Tahap perkembangan ini
disebut perkecambahan dan merupakan satu tahap kritis dalam kehidupan tumbuhan.
Kecambah biasanya dibagi menjadi tiga bagian utama: radikula (akar embrio),
hipokotil, dan kotiledon (daun lembaga). Dua kelas dari tumbuhan berbunga
dibedakan dari cacah daun lembaganya: monokotil dan dikotil. Tumbuhan berbiji
terbuka lebih bervariasi dalam cacah lembaganya. Kecambah pinus misalnya dapat
memiliki hingga delapan daun lembaga. Beberapa jenis tumbuhan berbunga tidak
memiliki kotiledon, dan disebut akotiledon.
Kecambah sering digunakan sebagai bahan pangan dan
digolongkan sebagai sayur-sayuran. Khazanah boga Asia mengenal tauge sebagai
bagian dari menu yang cukup umum. Kecambah dikatakan makanan sehat karena kaya
akan vitamin E namun dikritik pula karena beberapa kecambah membentuk zat
antigizi. Kecambah jelai yang dikenal sebagai malt digunakan sebagai salah satu
bahan baku bir. Malt juga digunakan sebagai bagian dari minuman sehat karena
mengandung maltosa yang lebih rendah kalori daripada sukrosa. Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau
uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel biologi.
sel-sel embrio membesar dan biji melunak.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim
perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara
giberelin meningkat. Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model
Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang
mengatur pemasakan embrio, seperti ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3 (ABI3), FUSCA 3
(FUS3), dan LEAFY COTYLEDON 1 (LEC1) menurun perannya (downregulated) dan
sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat perannya
(upregulated), seperti GIBBERELIC ACID 1 (GA1), GA2, GA3, GAI, ERA1, PKL, SPY,
dan SLY. Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok
faktor transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs)
diredam oleh miRNA. Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di
bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula.
Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak
dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa
cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
4. Sebutkan
alat-alat tambahan yang sering terdapat pada biji
Jawab:
Alat-alat tambahan pada spermodermis
1. Ala
(sayap)
Memudahkan biji disebarkan oleh angin.
-spatodea (
spathodea campanulata)
2. Coma (bulu)
Memudahkan biji disebarkan oleh angin, memudahkan biji
dapat air , merupakan penonjolan rambut halus dari sel-sel kulit luar biji .
contoh : biji kapas (gossypium sp)
2. Arilus
(selimut/selaput biji)
3. Merupakan
tempat cadangan makanan , funiculus tumbuh melebar, menyelimuti permukaan biji
4. Arillodium
(selimut/selaput palsu)
5. Merupakan
tempat cadangan makanan,pinggiran microphyl (carancula) yang tumbuh melebar ,
menyelimuti permukaan bjii.
6. Hillus
(hillum = pusat biji)
Tempat pertukaran gas /zat bekas jalan masuknya buluh
tepung sari ke dalam ovulum waktu fertilisasi.
7. Caruncula
Pinggiran microphylyang berkembang membesar, menonjol
kelurar dari spermodermis. Contoh biji jarak ( Ricinus communis )
8. Chalaza
Berkas-berkas pembuluh yang terletak pada pertemuan
integumentum dengan pangkal nucellus. Contoh biji anggur ( Vitis vinifera)
9. Raphe
(tulang biji)
Terusan funiculus pada biji. Contoh biji jarak (
Ricinus communis).
5. Jelaskan
yang disebut nukleus seminis
Jawab:
Nukleus seminis atau inti biji,Merupakan semua bagian
biji yang terdapat di dalam kulit biji, sehingga disebut juga isi biji. Terdiri
dari :
• Lembaga
(embryo)
Merupakan
calon individu baru atau suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu
proses pembuahan. Embryo yang perkembangannya
sempurna akan terdiri dari struktur-struktur, calon pucuk, calon akar, cadangan makanan dsb.
• Putih
lembaga (albumen)
Jaringan
berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah)
6.
Jelaskan apa yang disebut amphimixis dan apomixis
Jawab:
Apomixis adalah reproduksi aseksual tanpa pemupukan -
mengembangkan atau menghasilkan tanpa hubungan seksual.
- Tanpa
feertilisasi
- Macam-macam
apomixes :
1. Partenogenesis
:
- Embrio
dari biji berasal dari ovum haploid steril parthenogenesis haploid. Contoh
: Leunca (Solanum Nigrum)
- Ovum
diploid parthenogenesis diploid
Contoh : Taraxacum, Alchemillia
2. Apogami : embrio dari biji berasal dari s4l haploid
sel synergial, sel antipoda
steril.
Contoh: Lilium sp.
Amphimixis adalah reproduksi melalui proses seksual
yang melibatkan pembuahan telur melalui sperma.
Biji : sperma + ovum zigot (2n)
7. Jelaskan
tahapan-tahapan proses perkecambahan
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan
suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam
biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan
fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini
dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal
menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang
terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006).
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji mengandung potensi
yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru, misalnya embrio, cadangan
makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji mengandung satu embrio.
Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi akar) dan plumula (yang
akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi embrio tersimpan dalam
kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein dan beberapa jenis enzim.
Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut testa. Testa berfungsi
sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya
bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa memiliki sebuah lubang kecil, disebut
mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan kulit kotiledon.
(Bagod Sudjadi, 2006)
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada
saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami
dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolism
sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat bermanfaat pada
kondisi tidak nyaman (ekstrem; sangat dingin atau kering) karena struktur biji
yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.
8. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan
Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih
antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan
fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum
memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna
(Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat
sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos
atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum,
daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau
dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979)
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan
makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama.
Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai
sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat
dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut
sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang
secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau
juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana
benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi
yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu
dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan
benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan
benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang
menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Luar
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan
diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih
itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media
di sekitarnya, sedangkan jumlah air yang diperlukan bervariasi tergantung
kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air turut dipengaruhi oleh suhu
(Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air belum terserap
masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan umumnya
dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih
mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang
terlalu basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta
busuknya benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat
protoplasma sel hidup terdiri dari air dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah
atau robek agar terjadi pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam
biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat
mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari
endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh, dimana akan terbentuk protoplasma
baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan
berlangsungnya perkecambahan benih dimana presentase perkembangan tertinggi
dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara 26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu
juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan perkecambahan dan ditentukan oleh
berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan zat tumbuh
gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi
akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan
CO2, air dan energi panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan
menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002). Kebutuhan oksigen
sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-organisme yang
terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya benih akan
berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen CO2.
Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang
masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen
yang masuk ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya
berfariasi tergantung pada jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh
cahanya terhadap perkecambahan tergantung pada intensitas cahaya, kualitas
cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979). Menurut Adriance and Brison dalam
Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap perkecambahan benih dapat dibagi atas 4
golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya mutlak, golongan yang memerlukan
cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan dimana cahaya dapat menghambat
perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat berkecambah baik pada tempat
gelap maupun ada cahaya.
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki
sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari
organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian
viabilitas benih dapat digunakan media antara lain substrat kertas, pasir dan
tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar