Model Heckscher–Ohlin adalah model matematis perdagangan internasional
yang dikembangkan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin. Model ini didasarkan
dari teori keunggulan komparatif David Ricardo dan memprediksi pola perdagangan
dan produksi berdasarkan jumlah faktor (factor endowment) suatu negara. Model
ini pada intinya menyatakan bahwa suatu negara akan mengekspor produk yang
menggunakan faktor yang murah dan berlimpah dan mengimpor produk yang
menggunakan faktor langka.
Asumsi-asumsi dalam model ini adalah:
• Kedua negara yang
berdagang memiliki teknologi produksi yang identik
• Output produksi harus
memiliki skala hasil (return to scale) yang konstan
• Mobilitas faktor
• Persaingan sempurna
Implikasi dari model ini adalah
• Teorema Heckscher–Ohlin:
ekspor negara yang memiliki sumber daya modal yang berlimpah akan berasal dari
industri yang menggunakan sumber daya modal secara intensif, dan negara yang
memiliki sumber daya buruh yang berlimpah akan mengimpor barang tersebut dan
mengekspor barang yang menggunakan tenaga buruh secara intensif sebagai
gantinya.
• Teorema Rybczynski:
ketika jumlah satu faktor produksi meningkat, produksi barang yang menggunakan
faktor produksi tersebut secara intensif akan meningkat relatif kepada
peningkatan faktor produksi (karena model H-O mengasumsikan persaingan
sempurna, yang di dalamnya harga sama dengan biaya faktor produksi). Teorema
ini mampu menjelaskan efek imigrasi, emigrasi, dan investasi modal asing.
• Teorema
Stolper–Samuelson: liberalisasi perdagangan mengakibatkan faktor yang
berlimpah, yang digunakan secara intensif dalam industri ekspor, memperoleh
keuntungan sementara faktor yang langka, yang digunakan secara intensif dalam
industri yang harus berkompetisi dengan barang impor, mengalami kerugian.
• Penyetaraan harga
faktor: perdagangan bebas dan kompetitif akan mengakibatkan penyetaraan harga
faktor bersamaan dengan harga barang yang didagangkan.
Namun, pada tahun 1954, Professor Wassily W. Leontief menemukan bahwa
Amerika Serikat, negara yang sumber daya modalnya berlimpah, mengekspor
komoditas yang menggunakan buruh secara intensif dan mengimpor komoditas yang
menggunakan modal secara intesif, sehingga bertentangan dengan model ini.
Permasalahan ini dijuluki sebagai paradoks Leontief.
yang dimaksud dengan Negara buruh berlimpah dan modal
berlimpah
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian
kerja yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini
menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa
ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari keuntungan, namun semata-mata
untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan pertukangan memiliki
beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
• Meningkatnya kebutuhan
manusia
• Adanya pembagian tugas
sesuai dengan keahlian
• Timbulnya pertukaran
barang dan jasa
• Pertukaran belum
didasari profit motiv
• Masa kapitalis
Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan
usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang
dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya,
tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis
menjadi empat masa sebagai berikut:
• Tingkat prakapitalis,
masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Kehidupan masyarakat
masih statis
2. Bersifat kekeluargaan
3. Bertumpu pada sektor
pertanian
4. Bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sendiri
5. Hidup secara berkelompok
• Tingkat kapitalis, masa
ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Kehidupan masyarakat
sudah dinamis
2. Bersifat individual
3. Adanya pembagian
pekerjaan
4. Terjadi pertukaran untuk
mencari keuntungan
• Tingkat kapitalisme
raya, masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Usahanya semata-mata
mencari keuntungan
2. Munculnya kaum kapitalis
yang memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara
masal dengan alat modern
4. Perdagangan mengarah
kepada ke persaingan monopoli
5. Dalam masyarakat terdapat
dua kelompok yaitu majikan dan buruh
• Tingkat kapitalisme
akhir, masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Munculnya aliran
sosialisme
2. Adanya campur tangan
pemerintah dalam ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan
bersama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar