Penduduk Indonesia pada saat ini
masih digolongkan sebagai penduduk muda. Itu berarti jika tidak ada kondisi
yang sangat ekstrim, seperti misalnya peperangan (dalam peperangan akan banyak
orang muda yang mati), maka penurunan pertumbuhan penduduk tidak secara
otomatis menurunkan pertumbuhan angkatan kerja. Dalam kondisi normal, pertumbuhan penduduk akan menurunkan jumlah
penduduk pada struktur yang muda (0 -15 tahun).
Nilai pertumbuhan penduduk
Dalam demografi dan ekologi, nilai
pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimanajumlah individu dalam sebuah
populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahanpopulasi pada periode waktu
unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode.
Cara yang paling umum untuk
menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi
pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya
periode. Yang merupakan: Lapangan kerja datang dari
adanya pertumbuhan ekonomi. Namun pertumbuhan yang tinggi tidak selalu
memberikan lapangan kerja yang besar. Ini berkaitan dengan strategi pembangunan
ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan dunia usaha. Sebagai contoh pada
kurun waktu 1971-1980, pertumbuhan ekonomi adalah 7,9 persen per tahun, namun daya
serapnya angkatan kerja relatif kecil, yaitu hanya bertambah tiga persen
setahun.Payaman (1996), melakukan proyeksi mengenai pertambahan angkatan kerja
dan kesempatan kerja dalam PJP II. Proyeksi ini dilakukan sebelum krisis
ekonomi terjadi. Jika mengikuti proyeksi tersebut, maka Indonesia mengalami
masalah kesenjangan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sampai dengan
akhir Repelita VIII. Baru setelah Repelita VIII, kesempatan kerja diperkirakan akan berada di atas angkatan
kerja
Namun sekali lagi bahwa proyeksi ini
dibuat sebelum adanya krisis ekonomi. Hal lain yang juga harus diperhatikan
dalam menganalisa hubungan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja adalah
bahwa jika kesempatan kerja berada di atas angkatan kerja bukan berarti masalah
ketenagakerjaan, atau lebih khususnya pengangguran, teratasi. Adanya kesempatan
kerja baru merupakan ³potensi´ dan ³potensi´ tersebut mungkin saja tidak dapat dimanfaatkan
bila angkatan kerja yang tersedia tidak memiliki kualitas yang memadai.
Solusi Pelaksanaan
Pembangunan Ekonomi di Negara-Negara
Berkembang
Pertambahan penduduk yang pesat
tidak selalu merupakan penghambat jalannya pembangunan ekonomi, asal saja
penduduk tersebut mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan
menghisap hasil produksi yang dihasilkan. Keberhasilan usaha pembangunan
ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor, salah
satunya yaitu faktor tenaga kerja. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan
ditentukan oleh jumlah dan mutu tenagakerja yang tersedia sebagai pelaksana
berbagai usaha di lapangan pekerjaan yang tersedia. Tenaga kerja di negara-negara
berkembang yang banyak bekerja di sektor pertanian dapat disalurkan pada sektor
industri yang mampu menyerap relatif lebih banyak tenaga kerja, terutama yang
bersifat padat karya. Jumlah penawaran tenaga kerja di negara-negara berkembang
yang tinggi disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang pesat dapat dimanfaatkan
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan oleh pemerintah. Pelatihan-pelatihan yang
diberikan tersebut bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja yang berlebih
agar sumber-sumber alam yang melimpah dan belum diolah secara maksimal
menghasilkan sesuatu yang dapat menaikkan
angka pertumbuhan ekonomi.
Jumlah penduduk yang banyak atau
khususnya tenaga kerja yang menganggur, tidak selalu menjadi bahaya
stagnasi dalam pembangunan. Tenaga kerja yang kurang produktif terutama
yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan lapangan kerja, yang
direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga penciptaan
lapangan pekerjaan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan. Pembangunan
ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat
meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga
kerja di negara-negara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan
dalam semua aspek. Hal ini dikarenakan untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia
diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan keperluan pembangunan.
Jumlah Penduduk
dan Pembangunan
Salah satu tanda negara berkembang
umumnya terletak pada jumlah penduduk yang begitu banyak, sedangkan jumlah yang
banyak itu sebagian besar tidak produktif, karena kualitasnya yang sangat
rendah. Banyaknya jumlah penduduk di negara-negara berkembang disebabkan tidak
seimbangnya jumlah kelahiran dan kematian. Walaupun sudah sejak lama diadakan
pengendalian melalui keluarga berencana. Masalah jumlah penduduk yang begitu
banyak baik di negara-negara yang terbelakang maupun negara-negara berkembang
sebenarnya sudah sejak lama dikhawatirkan oleh hipotesis Malthus yang
mengatakan bahwa konsumsi keseimbangan jangka panjang tidak terletak lebih
tinggi dari pada tingkat subsistence. Bahkan secara umum para mahasiswa lebih
kenal dengan teori Malthus yang menekankan bahwa jumlah produksi makanan menurut
deret hitung, sedangkan jumlah pertumbuhan penduduk menurut deret ukur. Walau teori
Malthus akhirnya juga ditolak oleh para ahli yang menyatakan bahwa
1. Teori
Malthus tidak memperhitungkan peranan serta pengaruh adanya kemajuanteknologi.
2.
Teori itu hanya didasarkan pada satu
hipotesis, yang berkaitan dengan hubunganmakro antara jumlah pertumbuhan
penduduk dan pendapatan perkapita, yang ternyatatidak tahan uji secara empiris.
3. Teori
Malthus hanya menitik beratkan pada variabel yang ternyata dianggap
keliru,dimana pendapatan perkapita sebagai determinan utana dalam pertumbuhan
pendudul.Tapi seharusnya berdasarkanp pada mikro ekonomi yang menitik beratkan
pada taraf hidup individu, dimana determinan utamanya bagi keluarga adalah
keputusanmengenai jumlah anak, dan bukannya pada taraf hidup masyarakat
secarakeseluruhan.
Penduduk dan Pendapatan Per-Kapita
Pengaruh pertumbuhan penduduk pada
pendapatan per-kapita biasanya tidak menguntungkan. Pertumbuhan penduduk
cenderung memperlambat pendapatan per kapita dalam 3 cara :
1.
Memperberat beban penduduk pada
lahan.
2.
Menaikan biaya barang konsumsi
karena kekurangan faktor pendukung untuk meningkatkan
penawaran mereka.
3.
Memerosotkan akomodasi modal, karena
dengan tambah anggota keluarga , biaya meningkat.
Penduduk dan standar kehidupan
Karena salah satu faktor penting
standar kehidupan adalah pendapatan per kapita, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan per kapita dalam hubungannya dengan pertumbuhan
penduduk sama-sama mempengaruhi standar kehidupan.
Penduduk pembangunan pertanian
Di negara terbelakang, kebanyakan
rakyat tinggal di wilayah pedesaan. Pertanian merupakan mata pencarian utama
oleh karena itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi rasio lahan manusia.
Produktivitas per kapita yang rendah mengurangi kecenderungan untuk menabung
dan menginvestasi. Akibatnya, pemakaian teknik yang lebih baik dan
perbaikan lainnya pada lahan menjadi tidak mungkin
Penduduk dan lapangan kerja
yang meningkat dengan cepat menjerumuskan
perekonomian pengangguran dan kekurangan lapangan kerja. Kerena penduduk
meningkat proporsi pekerja pada penduduk total menjadi naik. Tetapi karena
ketiadaaan sumber pelengkap, tidaklah mungkin untuk mengembangkan lapangan
pekejaan. Akibatnya tenaga buruh, pengangguran dan kekurangan lapangan kerja
meningkat. Penduduk yang meningkat dengan cepat mengurangi pendapatan, tabungan
dan investasi. Karenanya pembentukan modal menjadi lambat dan kesempatan kerja
kurang dan dengan begitu meningkatkan pengangguran. Lebih dari itu , apabila
tenaga buruh dibandingkan dengan lahan meningkat, sumber modal dan sumber
lainnya, faktor komplemen tersedia per pekerja merosot dan akibatnya
pengangguran dan kekurangan pekerjaan meningkat.
Penduduk dan tenaga buruh
Tenaga buruh di dalam suatu
perekonomian adalah rasio antara penduduk yang bekerja dengan penduduk total
.dengan asumsi 50 tahun sebagai harapan hidup rata-rata dinegara ter belakang,
tenaga buruh pada pokoknya adalah penduduk pada kelompok usia 15-50 tahun.
Selama tahap peralihan demografis tingkat kelahiran meningkat dan kematian menurun.
Akibatnya, sebagian terbesar penduduk berada pada kelompok usia rendah 25-50 tahun,
dan hanya sebagian kecil yang terrmasuk pada kelompok usia tanaga buruh. Adanya
anak-anak dewasa di dalam tenaga buruh mengandung makna bahwa orang yang berpartisipasi
pada pekerjaan produktif sebenarnya sedikit. Bahkan jika angka kelahiran mulai
menurun, tenaga buruh yang tersedia bagi pekerjaan produktif pun dalam jangka pendek
akan tetap sama. Sebaliknya, jumlah anak-anak menjadi turun dan pendapatan nasional
meningkat karena jumlah konsumen menurun.
Penduduk dan pembentukan modal
Pertumbuhan penduduk memperlambat
pembentukan modal. Jika penduduk meningkat , pendapatan per kapita yang
di dapat menurun. Dengan pendapatan yang sama orang terpaksa member makan
kepada anak-anak yang lebih banyak. Itu berarti bagian terbesar pendapatan terpakai untuk pengeluaran konsumsi. Tabungan yang memang
sudah rendah menjadi semakin rendah.akibatnya, tingkat investasi
juga menjadi semakin rendah.penduduk yang meningkat secara cepat akan
memperlambat seluruh usaha pembangunan dinegaara terbelakang kecuali kalau
dibarengi dengan laju pembentukan modal dan kemajuan teknologi yang tinggi.
Tetapi faktor yang menetralkan ini tidak ada dan akibatnya ledakan penduduk
mengakibatkan produktifitas pertanian merosot, pendapatan per kapita rendah
,standar kehidupan rendah, pengangguran dan tingkat pembentukan modal
rendah.
Ciri Demografis
Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
1.
Transformasi
ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan dan wilayah
Transformasi
ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan transformasi
struktur produksi dan perbedaan pertumbuhan produktivitas per pekerja menurut sector
atau lapangan pekerjaan yang terjadi selama pertumbuhan ekonomi berlangsung. Perkembangan
produktivitas per pekerja di suatu negara biasanya dipengaruhi oleh : (1) perkembangan
stok barang modal per pekerja; (2) perkembangan mutu tenaga kerja, yang tercermin
pada perbaikan pendidikan, keterampilan dan kesehatan pekerja; (3) peningkatan skala
unit usaha; (4) pergeseran pekerja dari kegiatan yang relatif lebih rendah produktivitasnya
ke yang lebih tinggi; (5) perubahan product
mix atau komposisi output
pada masing-masing sektor atau sub-sektor; dan (6) pergeseran teknik produksi
dari padat karya kepadat modal
Penduduk dan Pendapatan Per-Kapita
Pengaruh pertumbuhan penduduk pada
pendapatan per-kapita biasanya tidak menguntungkan. Pertumbuhan penduduk
cenderung memperlambat pendapatan per kapita dalam 3 cara :
1.
Memperberat beban penduduk pada
lahan.
2.
Menaikan biaya barang konsumsi
karena kekurangan faktor pendukung untuk meningkatkan
penawaran mereka.
3.
Memerosotkan akomodasi modal, karena
dengan tambah anggota keluarga , biaya meningkat.
Penduduk dan standar kehidupan
Karena salah satu faktor penting
standar kehidupan adalah pendapatan per kapita, maka faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan per kapita dalam hubungannya dengan pertumbuhan
penduduk sama-sama mempengaruhi standar kehidupan.
Penduduk pembangunan pertanian
Di negara terbelakang, kebanyakan
rakyat tinggal di wilayah pedesaan. Pertanian merupakan mata pencarian utama
oleh karena itu pertambahan penduduk akan mempengaruhi rasio lahan manusia.
Produktivitas per kapita yang rendah mengurangi kecenderungan untuk menabung
dan menginvestasi. Akibatnya, pemakaian teknik yang lebih baik dan
perbaikan lainnya pada lahan menjadi tidak mungkin
Penduduk dan lapangan kerja
yang meningkat dengan cepat menjerumuskan
perekonomian pengangguran dan kekurangan lapangan kerja. Kerena penduduk
meningkat proporsi pekerja pada penduduk total menjadi naik. Tetapi karena
ketiadaaan sumber pelengkap, tidaklah mungkin untuk mengembangkan lapangan
pekejaan. Akibatnya tenaga buruh, pengangguran dan kekurangan lapangan kerja
meningkat. Penduduk yang meningkat dengan cepat mengurangi pendapatan, tabungan
dan investasi. Karenanya pembentukan modal menjadi lambat dan kesempatan kerja
kurang dan dengan begitu meningkatkan pengangguran. Lebih dari itu , apabila
tenaga buruh dibandingkan dengan lahan meningkat, sumber modal dan sumber
lainnya, faktor komplemen tersedia per pekerja merosot dan akibatnya
pengangguran dan kekurangan pekerjaan meningkat.
Penduduk dan tenaga buruh
Tenaga buruh di dalam suatu
perekonomian adalah rasio antara penduduk yang bekerja dengan penduduk total
.dengan asumsi 50 tahun sebagai harapan hidup rata-rata dinegara ter belakang,
tenaga buruh pada pokoknya adalah penduduk pada kelompok usia 15-50 tahun.
Selama tahap peralihan demografis tingkat kelahiran meningkat dan kematian menurun.
Akibatnya, sebagian terbesar penduduk berada pada kelompok usia rendah 25-50 tahun,
dan hanya sebagian kecil yang terrmasuk pada kelompok usia tanaga buruh. Adanya
anak-anak dewasa di dalam tenaga buruh mengandung makna bahwa orang yang berpartisipasi
pada pekerjaan produktif sebenarnya sedikit. Bahkan jika angka kelahiran mulai
menurun, tenaga buruh yang tersedia bagi pekerjaan produktif pun dalam jangka pendek
akan tetap sama. Sebaliknya, jumlah anak-anak menjadi turun dan pendapatan nasional
meningkat karena jumlah konsumen menurun.
Penduduk dan pembentukan modal
Pertumbuhan penduduk memperlambat
pembentukan modal. Jika penduduk meningkat , pendapatan per kapita yang
di dapat menurun. Dengan pendapatan yang sama orang terpaksa member makan
kepada anak-anak yang lebih banyak. Itu berarti bagian terbesar pendapatan terpakai untuk pengeluaran konsumsi. Tabungan yang memang
sudah rendah menjadi semakin rendah.akibatnya, tingkat investasi
juga menjadi semakin rendah.penduduk yang meningkat secara cepat akan
memperlambat seluruh usaha pembangunan dinegaara terbelakang kecuali kalau
dibarengi dengan laju pembentukan modal dan kemajuan teknologi yang tinggi.
Tetapi faktor yang menetralkan ini tidak ada dan akibatnya ledakan penduduk
mengakibatkan produktifitas pertanian merosot, pendapatan per kapita rendah
,standar kehidupan rendah, pengangguran dan tingkat pembentukan modal
rendah.
Ciri Demografis
Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi
Transformasi
ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan dan wilayah
Transformasi
ketenagakerjaan menurut lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan transformasi
struktur produksi dan perbedaan pertumbuhan produktivitas per pekerja menurut sector
atau lapangan pekerjaan yang terjadi selama pertumbuhan ekonomi berlangsung. Perkembangan
produktivitas per pekerja di suatu negara biasanya dipengaruhi oleh : (1) perkembangan
stok barang modal per pekerja; (2) perkembangan mutu tenaga kerja, yang tercermin
pada perbaikan pendidikan, keterampilan dan kesehatan pekerja; (3) peningkatan skala
unit usaha; (4) pergeseran pekerja dari kegiatan yang relatif lebih rendah produktivitasnya
ke yang lebih tinggi; (5) perubahan product
mix atau komposisi output
pada masing-masing sektor atau sub-sektor; dan (6) pergeseran teknik produksi
dari padat karya kepadat modal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar