photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Sabtu, 18 Mei 2013

BENGKUANG GULA DIABETES


A.       LATAR BELAKANG 
Bengkoang ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Kegunaan bengkuang antara lain untuk mengatasi penyakit kulit, demam, eksim, dan wasir. Bengkoang mulanya berasal dari Amerika tropika, kemudian menyebar ke seluruh daerah tropika lainnya. Tanaman ini masuk ke Indonesia dari Manilamelalui Ambon pada abad ke-17. Sejak itu, bengkoang dibudidayakan di seluruh negeri.
Bengkoang merupakan tanaman terna merambat yang dibudidayakan terutama untuk mengambil umbinya. Daun tanaman ini majemuk, beranak daun tiga.Bunganya tersusun dalam tandan yang panjangnya 15 sampai 25 centimeter. Buahnya berbulu halus, berbentuk polong yang berisi empat sampai sembilan biji.
Umbi akarnya berwarna putih, berbentuk gasing, kulitnya mudah dikupas. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan stek batang, umbi, maupun biji. Bengkoang banyak dibudidayakan di Jawa dan Maduraa, di dataran rendah.
Untuk memperoleh umbi yang baik bunga harus selalu dibuang. Setelah satu sampai tiga minggu ditanam, biji mulai berkecambah. Pada beberapa varietas seperti bengkoang gajaha, bengkoang sudah dapat dipanen ketika berusia empat sampai lima bulan. Tetapi, ada yang dipanen sampai berusia tujuh bulan yaitu bengkoang badur. Umumnya, bengkoang dipanen ketika berumur enam sampai sebelas bulan.
Bengkuang bisa digunakan untuk pemakaian obat luar dan dalam. Untuk pemakaian luar, bengkoang secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, bengkuang dikupas kulitnya lalu dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan.
Disisi lain bengkuang tidak hanya dimakan biasa saja atau untuk obat kulit yang hanya di kupas dan di hancurkan, tetapi di dalam bengkuang terdapat khasiat untuk para penderita diabetes. Di dalam bengkuang mengapa bisa menjadi sebagai pemanis bagi orang diabetes, karena bengkuang memiliki gula yang sangat rendah kalori, selain itu bengkuang merupakan gula alami yang tidak ditambah dengan gula yang mengandung bahan kimia.
Disini kita mengapa memilih bengkuang sebagai pengganti gula untuk orang-orang penderita diabetes, di dalam bengkuang ternyata mengandung gula rendah akan kalori yang sangat cocok untuk para penderita diabetes. Selain dari kandungan bengkuang, kami juga melihat dari sisi ekonomisnya harga bengkuang relatif murah dan terjangkau, tetapi kita akan merubah itu semua menjadi lebih berharga, dan memfasilitasi para pengidap diabetes agar mereka dapat menikmati berbagai variasi makanan dengan menguragi resiko kandungan gula dalam darah.
Dikalangan masyarakat bengkuang hanya sebagai makanan yang di kosumsi sebagai buah biasa sebagai pelengkap 4 sehat 5 sempurna  sebagai nutrisi dari buah-buhan ,seperti rujak, manisan, alat kosmetik (handbody, pelembab, masker). Maka dari itu kami memiliki ide / gagasan dalam memaksimalkan khasiat bengkoang sebagai obat-obatan yang selama ini belum pernah disadari masyarakat.
Dari kandungan bengkuang yang rendah kalori itu jadi kami membuat suatu gagasan yaitu bagaimana membuat gula dari yang berbahan dasar bengkuang bagi para penderita diabetes, dan selain dari itu kami membuat gagasan ini untuk para pengidap diabetes saja, tetapi dari kandungan yang ada di dalam bengkuang produk ini dapat digunakan oleh semua kalangan supaya meminimalisir penyakit diabetes. 

B. PERUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
·         Kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit diabetes
·         Kurangnya produk gula rendah kalori
·         Kurangnya pegetahuan akan khasiat bengkuang
·         Kurangnya pemanfaatan bengkuang secara optimal
·         Banyaknya gula / pemanis buatan yang memacu kenaikan gula darah dan pada akhirnya mengidap diabetes

C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
·         Memfasilitasi para pengidap diabetes agar dapat meminimalisasikan penggunaan gula yang kurang sehat
·         Memperkenalkan kepada masyarakat akan kandungan yang terdapat dalam bengkuang
·         Mengoptimalisasi kandungan yang ada di dalam bengkuang
·         Memanfaatkan bengkuang

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari kegiatan ini kami berharap agar masyarakat sadar akan bahaya penyakit diabetes karena panggunaan gula yang tidak sehat / alami. Dan dari pada itu kami juga memberikan variasi gula untuk para pengidap diabetes. Kami berharap dari kegiatan ini selain untuk para pengidap dibetes tetapi dapat dikosumsi oleh bnyk orang

E. KEGUNAAN
Manfaat yang bisa didapatkan dari kegiatan ini diantaranya adalah:
·         Menambah pengetahuan akan khasiat bengkuang
·         Menambah variasi gula / pemanis alami
·         Memberi alternatif selain gula yang sudah beredar di masyarakat
·         Menambah kretifitas dalam hal- hal yang baru
F. METODE PELAKSANAAN
     Proses pembuatan gula bengkoang memiliki beberapa tahapan diantaranya
Ekstraksi
Tahap pertama pembuatan gula bengkuang adalah ekstraksi jus atau sari bengkuang. Caranya dengan menghancurkan bengkuang dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas bengkuang  dengan cairannya. Cairan bengkuang kemudian dipanaskan dengan boiler. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula.

PENGUAPAN (EVAPORASI)
Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam). Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi.

Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%. Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk' (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).

Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.

Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.

Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan ini molases dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan kandungan etanol sampai 99,5%.

Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.

Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (‘magma') di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.

Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses.

Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang.

Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut.

Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.

Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.

Selain karbonatasi, t eknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan.

Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.

Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.

Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.

Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.

Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.

G. HASIL
            Bedasakan kandungan yang terdapat pada bengkoang, bengkuang ternyata mengandung gula rendah akan kalori yang sangat cocok untuk para penderita diabetes karena gula ini mengandung kromium pikolinat untuk membantu mengontrol kestabilan gula darah. Gula bengkoang mengandung vitamin C yang tinggi dan mineral seperti fosfor, zat besi, kalsium dan lain-lain.
Oleh karena itu, bengkuang dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Kandungan zat gizi Jumlah
Energi 55 kal
Protein 1.4 gr
Lemak 0.2 gr
Karbohidrat 12.8 gr
Kalsium 15 mg
Fosfor 18 mg
Vitamin A 0 SI
Vitamin B1 0.04 mg
Vitamin C 20 mg
Besi 0.6 mg
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar