photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Jumat, 17 Mei 2013

Keungulan kakao di indonesia


Jenis Kakao Yang Diekspor Indonesia Tahun 2003-2004 (kg)

No
Jenis Kakao
Tahun
2003
%
2004
%
1
2
3
4
5
Kakao Biji
Kakao Pasta
Lemak Kakao
Kakao Bubuk
Lain-lain
265.838.100
1.954.609
20.854.210
18.456.780
2.088.601
85,98
0,63
6,74
5,97
0,68
275.484.500
863.466
22.726.313
17.078.752
2.557.769
86,44
0,27
7,13
5,36
0,80

Sumber : BPS, 2006
Indonesia berpotensi sebagai pemasok utama kakao dunia (10,96%). Pada tahun 2003, Indonesia merupakan negara pemasok kakao ketiga di dunia setelah Pantai Gading (39,08%) dan Ghana (14,79%). Dalam persaingan di pasar dunia yang semakin ketat, peningkatan produksi kakao di Indonesia manghadapi tantangan yang semakin keras dari segi rendahnya mutu, produktivitas dan efisiensi mulai dari produksi sampai dengan pemasaran.
Kakao biji Indonesia harus mampu bersaing dengan produk kakao sejenis dari negara lain. Jika kakao biji Indonesia memiliki daya saing di pasar internasional diharapkan akan lebih banyak lagi negara yang membutuhkan kakao biji dari Indonesia dan produsen akan lebih bersemangat untuk memproduksi kakao biji dengan mutu yang lebih baik dan biaya produksi yang cukup rendah sehingga pada harga-harga yang terjadi di pasar internasional dapat diproduksi dan dipasarkan oleh produsen dengan memperoleh laba yang mencukupi, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan produksinya.
Konsep daya saing pada penelitian ini berpijak dari konsep keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif pada komoditi kakao, yang bertujuan menganalisis daya saing biji kakao ditinjau dari penggunaan sumberdaya domestik, dan menganalisis tingkat daya saing ekspor produk kakao Indonesia ditinjau dari perdagangan internasional serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing ekspor produk kakao Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode dasar deskriptif dan analitik. Data primer tahun 2010 untuk menjawab tujuan 1 dan data sekunder dari tahun 1991 sampai dengan 2010 digunakan untuk menjawab tujuan 2 dan tujuan 3. Data primer untuk menjawab tujuan 1 diperoleh dari Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah yang ditentukan secara sengaja (purposive). Berdasarkan pendekatan cluster Kecamatan Balaesang, Kecamatan Damsol dan kecamatan Banawa di jadikan lokasi pengambilan sampel responden. Dalam penentuan responden penelitian ditetapkan dengan pendekatan sensus (total sampling) kemudian petani dalam daerah penelitian digunakan teknik
proporsional random sampling yang mempertimbangkan jumlah petani yang ada di daerah penelitian.
Hasil penelitian, 1). Daya saing usahatani biji kakao ditinjau dari penggunaan sumber daya domestik di daerah penelitian:
(a). secara finansial dan ekonomi memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif.
(b). kebijakan pemerintah yaitu, subsidi memberikan dampak yang menguntungkan bagi petani kakao, karena petani kakao menerima subsidi input dan proteksi output yang berdampak pada peningkatan surplus petani kakao,
2). Daya saing ekspor produk kakao Indonesia di tinjau dari perdagangan internasional menunjukkan bahwa:
(a) biji kakao, pasta kakao, lemak kakao dan bubuk kakao memiliki keunggulan komparatif,
(b) ekspor Indonesia didominasi oleh biji kakao dan lemak kakao, dan
(c) untuk biji kakao Indonesia memiliki pangsa ekspor yang kuat atau dapat merebut pasar ekspor, sedangkan untuk pasta kakao, lemak kakao dan bubuk kakao belum mampu merebut pasar ekspor karena trend ekspor hampir sama dengan trend impor, namun berpeluang merebut pasar ekspor jika laju pertumbuhan ekspor terus ditingkatkan,
3). (a). Daya saing biji kakao Indonesia dipengaruhi positif oleh harga domestik biji kakao, harga internasional biji kakao, nilai tukar Ringgit Malaysia, nilai tukar US Dollar Singapura, namun dipengaruhi negatif oleh nilai tukar Rupiah,
(b). Daya saing pasta kakao Indonesia dipengaruhi positif oleh harga domestik pasta kakao, dan dipengaruhi negatif oleh nilai tukar New Zelland,
(c). Nilai tukar Rupiah berpengaruh positif terhadap daya saing lemak kakao Indonesia,
(d). Harga domestik bubuk kakao berpengaruh positif terhadap daya saing bubuk kakao Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar