Sifat-sifat komunikasi kelompok terdiri
dari :
a) Kelompok berkomunikasi melalui tatap
muka
Komunikasi
tatap muka adalah suatu bentuk komunikasi yang mempertemukan secara tatap muka
pihak komunikator dan komunikan. Pesan disampaikan secara langsung dari
komunikator, dan secara langsung dapat langsung menerima umpan balik/feedback
dari komunikan. Keuntungan menggunakan komunikasi interpersonal tatap muka
adalah kita dapat melihat respon balik atau umpan balik komunikan saat
melakukan proses interaksi. Jika umpan balik yang diberikan bersifat positif,
maka kita pesan kita dapat diterima dengan baik oleh komunikasn. Sebaliknya
bila respon bersifat negative, maka kita sebagai komunikator harus memperbaiki
cara penyampaian pesan yang dimaksud.
Kelemahan
dari komunikasi tatap muka adalah ketidak efektifan waktu. Komunikator dan
komunikan harus bertemu dalam melakukan proses komunikasi dan menghabiskan
waktu bersama di sebuah tempat. Memang, sebenarnya komunikasi tatap muka dapat
menjadi lebih efektif bila melakukan hal melobby yang biasa dilakukan oleh para
pimpinan perusahaan dengan pimpinan perusahaan lainnya.
b) Kelompok memiliki sedikit partisipan
Sejalan
dengan proses cara belajar orang dewasa dimana masyarakat sebagai subyek
menentukan sendiri kebutuhan sesuai dengan realitas social dan budayanya. Hal
ini mendorong terbentuk dan terbukanya komunikasi yang melibatkan seluruh
komponen yang memungkinkan masyarakat dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Mereka bebas berekspresi, berpendapat antara satu dengan yang lainnya.
c) Kelompok bekerja di bawah arahan
seseorang pemimpin
d) Kelompok membagi tujuan atau sasaran
bersama
e) Anggota kelompok memiliki pengaruh atas
satu sama lain
Fungsi komunikasi organisasi !
Dalam suatu organisasi baik yang
berorientasi komersial maupun sosial,
komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
a) Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai
suatu sistem pemrosesan informasi
(information-processing system).
Maksudnya, seluruh anggota dalam
suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh
semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi.
Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik
yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan
informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
b) Fungsi Regulatif
Fungsi
regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
regulatif ini, yaitu:
1) Atasan atau orang-orang yang berada
dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi
atau perintah, sehingga dalam struktur
organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of
authority) supaya perintahperintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan
perintah.
Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
Kepercayaan bawahan terhadap atasan
sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi.
Tingkat kredibilitas pesan yang
diterima bawahan.
2) Berkaitan dengan pesan atau
message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh
untuk dilaksanakan.
c) Fungsi Persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d) Fungsi Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga
ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
e) Fungsi Manajer Subordinasi
Fungsi
komunikasi dalam tingkatan Manajer-Subordinasi atau disebut dalam proses
komunikasinya disebut dengan ”Down the Line” meliputi :
o Pengarahan pelaksanaan Tugas (Job
Instructions)
o Perancangan peran komunikasi/informasi
untuk menghasilkan pemahaman dalam pelaksanaan tugas (Job Rationale)
o Memberikan informasi tentang
pelaksanaan prosedur organisasi (Organizational Prosedures and Practices)
o Memberikan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan tugas.
o Pengarahan tentang misi yang akan
dicapai (A sense of mission indroctination of goals).
Secara fungsional pada tingkatan
antara subordinasi atau disebut dengan
istilah
”Horizontal Communication”, meliputi :
o Mendukung pengembangan sosio-emosional (sosioemotional support) diantara kelompok.
o Mengkoordinasi proses bekerja diantara
kelompok
o Menyebarkan tempat-tempat pengawasan
didalam organisasi.
f) Fungsi Subordinasi-Manajer
Pada
tingkatan ini disebut dengan istilah ”up the line” atau yang lebih populer
”bottom up” secara fungsional meliputi :
o Berkomunikasi mengenai diri,
penampilan dan masalah.
o Berkomunikasi tentang masalah yang
dihadapi bersama.
o Mengetahui keputusan yang seharusnya,
dan bagaimana memperolehnya.
contoh kasus nyata komunikasi
kelompok organisasi di bidang agribisnis !
Komunikasi dalam Organisasi
BATAM,
KOMPAS.com - Drydocks World Pertama yang beroperasi di Tanjung Uncang, Batam,
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja massal terhadap 534 buruhnya. Keputusan ini
efektif berlaku per Selasa (8/2/2011). Buruh yang tak-tahu menahu terkejut atas
keputusan itu. Mereka pagi tadi bermaksud masuk kerja seperti biasa mengenakan
seragam kerja. Namun mereka yang namanya tercantum dalam daftar buruh ter-PHK,
pengumumannya ditempel di papan pengumuman, dilarang masuk ke lokasi kerja.
"Pengumuman PHK baru kami tahu hari ini. Tak ada pembicaraan
sebelumnya," kata Anto (27), salah seorang buruh.
HR
Manager Drydocks World Pertama Ricky Syahrul, menyatakan, PHK dilakukan atas
alasan efisiensi. Pesanan dari konsumen dalam beberapa bulan terakhir jumlahnya
makin sedikit. Dari 534 buruh yang di-PHK, 530 berstatus buruh permanen dengan
masa kerja rata-rata tiga tahun dan 4 orang outsourcing. Drydocks World Pertama
adalah anak perusahaan Drydocks World, bergerak di bidang galangan kapal.
Analisis
dan Solusi
Pemutusan
hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. Drydock World Pertama tanpa diketahui
oleh para karyawan dan dinilai sepihak, sangat merugikan para karyawan. Tanpa
adanya diskusi sebelumnya mengenai hal ini, para karyawan yang tidak
tahu-menahu akan keputusan manajemen ini, jelas sangat keberatan untuk menerima
hal ini.
Tanpa
adanya komunikasi antara pihak manajemen dengan serikat pekerja yang mewakili
para pekerja tersebut, keputusan PHK massal ini menjadi tidak etis karena
walaupun diberikan kompensasi atau pesangon, namun keberlanjutan hidup para
pekerja tidak bisa dijamin lagi apabila kompensasi dari keputusan PHK tersebut
telah habis dan para pekerja tidak memiliki kemampuan lain selain menjadi
pekerja di perusahaan galangan kapal ini.
Padahal,
jika komunikasi antara pihak manajemen dan serikat pekerja dapat dilakukan
sebelum final decision ini diumumkan pada pekerja secara tiba-tiba, mungkin
saja para pekerja yang telah ter-PHK tersebut lebih dapat menerima keputusan
tersebut meskipun dengan berat hati dalam penerimaan keputusan tersebut.
Berdasarkan
teori mengenai komunikasi organisasi yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
komunikasi memiliki beberapa fungsi, yang salah satunya adalah fungsi
informatif, dimana seharusnya sebelum keputusan tersebut diumumkan kepada
pekerja, wacana mengenai hal tersebut dapat diinformasikan kepada para pekerja
sebagai asset perusahaan dan roda operasional perusahaan yang juga memiliki
peran penting dalam perkembangan perusahaan. Selanjutnya, komunikasi dapat
dijadikan alat dalam penyelesaian konflik apabila terdapat gejolak atas
keputusan tersebut.
Hakekat
komunikasi organisasi antara bawahan dengan atasannya adalah membangun saluran
komunikasi dua arah yang dapat menjadi alat penyampaian gagasan dalam
pencapaian individu maupun organisasi. Sehingga, seharusnya pihak manajemen
dapat membangun saluran komunikasi yang cukup baik antara pihak manajemen
dengan serikat pekerja agar segala keputusan yang nantinya akan diambil oleh
perusahaan dapat menemukan penyelesaian yang sama-sama baik untuk perusahaan
dan juga untuk pihak pekerja.
klasifikasi yang terdapat pada
komunikasi kelompok !
Kelompok primer dan sekunder
Charles
Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa
kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan
akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak
akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin
Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya,
sebagai berikut :
a) Kualitas komunikasi pada kelompok
primer bersifat dalam dan meluas.
b) Komunikasi pada kelompok primer
bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
c) Komunikasi kelompok primer lebih
menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah
sebaliknya.
d) Komunikasi kelompok primer cenderung
ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
e) Komunikasi kelompok primer cenderung
informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
f) Kelompok keanggotaan dan kelompok
rujukan.
g) Kelompok deskriptif dan kelompok
preskriptif
Kelompok Preskriptif, John F. Cragan
dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan
peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat
proses pembentukannya secara alamiah. Kelompok preskriptif, mengacu pada
langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan
kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif,
yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan
prosedur parlementer.
Selain
itu klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1) Dari segi sifatnya yaitu komunikasi
yang berlangsung lisan / berbicara:
a. Komunikasi Lisan, contoh: ngobrol,
presentasi
b. Komunikasi melalui tulisan, contoh:
sms, email
c. Komunikasi yang
dibicarakan/diungkapkan, contoh: ngobrol, curhat
d. Komunikasi yang tidak
dibicarakan(tersirat)contoh: orang yang grogi gemetar tubuhnya
2.
Dari segi arahnya :
a. Komunikasi ke atas yaitu komunikasi
dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi
dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi horizontal yaitu komunikasi
ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi satu arah yaitu
pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik
e. Komunikasi dua arah yaitu berbicara
dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut lawannya
• Komunikasi satu lawan satu yaitu
berbicara dengan lawan bicaras yang sama banyaknya cth:berbicara melalui
telepon
• Komunikasi satu lawan banyak
(kelompok) yaitu berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok. Cth:
introgasi maling dengan kelompok hansip
• Kelompok lawan kelompok yaitu
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Cth: debat partai politik
4.
Menurut Keresmiannya :
• Komunikasi formal yaitu komunikasi
yang berlangsung resmi.cth: rapat pemegang saham
• Komunikasi informal yaitu komunikasi
yang tidak resmi, cth : berbicara antara teman.
2) Jelaskan kelemahan dan kelebihan pada
komunikasi kelompok organisasi!
Kekuatan
dan kelemahan Komunikasi Kelompok dan Organisasi, diantaranya :
Kekuatan
KKO
• Komunikasi menjadi lebih luas.
• komunikasi memiliki fungsi untuk
mempertemukan antara tujuan organisasi dengan terget hasil yang dicapai.
• membina hubungan antar anggota
organisasi dalam melaksanakan berbagai tugas (beban kerja) organisasi.
• Memungkinkan individu dari berbagai
bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Kelemahan
KKO
• kemungkinan terjadinyua penyaringan
informasi atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada para
bawahan.
• Komunikasi Kelompok dan Organisasi
diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal
dalam suatu organisasi. Di samping itu komunikasi diagonal dalam organisasi
yang berskala besar sulit dikendalikan secara efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar