Telah diketahui akar
tumbuhan selalu tumbuh kearah bawah meskipun sumbu batang berada dalam keadaan
horizontal. Sifat itu disebut gravitropisme (geotropisme) dan berlangsung
di ujung akar. Dalam sel-sel kolumela
pada kaliptra terdapat butir pembentuk pati yakni amiloplas yang amat berperan
dalam mengenali gaya tarik bumi (g). Di belakang sel-selnya tumbuh memanjang
(daerah perpanjangan) dan merupakan daerah pembentukan lengkungan auksin
terdapat dalam jumlah besar di bagian bawah daerah pemanjangan yang melengkung
itu. Diduga bahwa auksin yang ditemukan dalam akar secara alami, berperan dalam
menghasilkan pertumbuhan melengkung. Ion kalsium (nomor atom 20) amat penting
dalam gravitropisme akar dan dapat mempengaruhi arah pertumbuhan. Jika ion kalsium
dibubuhkan kepada akar secara tidak merata, maka akar akan melengkung ke daerah
dengan jumlah maksimum terbesar. Pada akar yang terangsang oleh gaya tarik bumi
kalium dalam sel mampu bergerak ke bawah. Hal itu dibuktikan dengan menempatkan
mikro elektroda di dekat akar tanaman percobaan yang berorientasi vertikal.
Ditunjukan bahwa arus listrik yang mengalir mengikuti pola simetris sepanjang
akar dan dekat ujung masuk ke dalam air. Jika akar diletakkan dalam posisi
datar pola arus menjadi asimetris. Arus sepanjang bagian atas kaliptra mengalir
ke luar melalui ujung sedangkan arus di batuan bawah mengalir ke dalam
kaliptra. Terbukti pula bahwa arus disebabkan arus ion hidrogen (H+).
Para ahli berpendapat bahwa
gaya tarik bumi menarik amiloplas dalam sel kolumela ke bawah. Amiloplas akan
jatuh di atas retikulum endoplasma, suatu susunan selaput yang kaya akan
kalsium. Tekanan yang terjadi merangsang retikulum endoplasma membebaskan
kalsium ke sitoplasma sekelilingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar