DEFENISI
PLANTULA
Plantula ( kecambah ) adalah tanaman yang masih muda,
yang tumbuh langsung dari biji. Plantula sudah memiliki organ utama yaitu,
akar, batang, dan daun. Selama proses perkacambahan embrio dalam biji
menggunakan zat-zat makanan yang ada dalam jaringan cadangan makanan. Dalam
proses perkecambahan berlangsung tahapan : perombakan cadangan makanan,
translokasi, asimilasi, respirasi dan pertumbuhan.
TAHAPAN PROSES PERKECAMBAHAN
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai dari biji.
Biji mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi individu baru,
misalnya embrio, cadangan makanan, dan calon daun (calon akar). Sebutir biji
mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan tumbuh menjadi
akar) dan plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan makanan bagi
embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati, protein dan
beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat, disebut
testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah kerusakan
embrio dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa memiliki sebuah
lubang kecil, disebut mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang menggabungkan
kulit kotiledon. (Bagod Sudjadi, 2006)
Biji memiliki kandungan air yang sangat sedikit. Pada
saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami
dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses
metabolism sehingga menjadi tidak aktif (dorman). Dormansi biji sangat
bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (ekstrem; sangat dingin atau kering)
karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan
hidup. (Bagod Sudjadi, 2006)
Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal
perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini,
embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia
berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini
dikenal sebagai kecambah.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal
menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang
terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006).
Tahap-tahap pertumbuhan tanaman yakni
1. Perkecambahan
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula
(calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Factor yang mempengaruhi
perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu:
a. Perkecambahan
epigeal : Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah
dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh :
perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan
hypogeal : epikotil memanjang sehingga puluma keluar menembus kulit biji dan
muncul diatas permukaan tanah sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.
Contoh : perekcambahan kacang kapri.
Fisiologi Perkecambahan
Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil, sehingga
embrio belum dapat membuat makanan sendiri. Pada tumbuhan, secara umum makanan
untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma. (Istamar Syamsuri, 2004)
Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air ke
dalam sel-sel. Proses ini merupakan proses fisika. Masuknya air pada biji
menyebabkan enzim aktif bekerja. Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim
amilase bekerja memecah tepung menjadi maltose, selanjutnya maltose
dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi
asam-asam amino. Senyawa glukosa masuk
ke proses metabolisme dan dipecah menjadi energi atau diubah menjadi yang
senyawa karbohidrat yang menyusun struktur tubuh. Asam-asam amino dirangkaikan
menjadi protein yang berfungsi untuk menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim
baru. Asam-asam lemak terutama dipakai untuk menyusun membrane sel. (Istamar
Syamsuri, 2004)
Perkecambahan biji berhubungan dengan aspek kimiawi.
Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon
dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan
hormon ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi
(fotosintesis). (Bagod Sudjadi, 2006)
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi
melalui mikropil. Air yang masuk ke
dalam kotiledon menyebabkan volumenya bertambah, akibatnya kotiledon
membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
(Bagod Sudjadi, 2006)
Secara fisiologi, proses perkecambahan berlangsung
dalam beberapa tahapan penting, meliputi:
1. Absorbsi
air
2. Metabolisme
pemecahan materi cadangan makanan
3. Transpor
materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif tumbuh.
4. Proses-proses
pembentukan kembali materi-materi baru.
5. Respirasi
6. Pertumbuhan
(Mayer dan Mayber, 1975)
Banyak factor yang mengontrol proses perkecambahan
biji, baik yang bersifat internal dan eksternal. Secara internal proses
perkecambahan biji ditentukan keseimbangan antara promoter dan inhibitor
perkecambahan, terutama asam gliberelin (GA) dan asam abskisat (ABA). Faktor
eksternal yang merupakan ekologi perkecambahan meliputi air, suhu, kelembaban,
cahaya, dan adanya senyawa-senyawa kimia tertentu yang berperilaku sebagai
inhibitor perkecambahan. (Mayer dan Mayber, 1975)
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu,
dan cahaya. Oksigen dipakai dalam proses oksidasi sel untuk menghasilkan
energi. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivasi enzim.
Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, karena suhu yang
tinggi dapat merusak enzim. Pertumbuhan umumnya berlangsung baik dalam keadaan
gelap. Perkecambahan memerlukan hormone auksin dan hormone ini mudah mengalami
kerusakan pada intensitas cahay yang tinggi. Karena itu di tempat gelap
kecambah tumbuh lebih panjang daripada di tempat terang. (Istamar Syamsuri,
2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar