photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Minggu, 16 Juni 2013

TEORI DAYA SAING, KEUNGGULAN KOMPERATIF, KEUNGGULAN KOMPETITF & NILAI TAMBAH

1.                  Teori Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul) (Thomas Mun).
Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ‘menyerang’ merkantilist yang menerapkan zero sum game (keuntungan suatu negara berarti kerugian untuk negara lain). Ketika itu sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

Pandangan Aliran Merkantilisme tentang Perdagangan Internasional
Merkantilisme pada prinsipnya merupakan suatu paham yang menganggap bahwa penimbunan uang, atau logam mulia yang akan ditempa menjadi uang emas ataupun perak haruslah dijadikan tujuan utama kebijakan nasional. Pada saat merkantilisme lahir, sistem masyarakat pada saat itu berdasarkan feodalisme. Sistem feodal pada dasarnya menanggapi kebutuhan penduduk akan perlindungan  terhadap gangguan perampok. Jaminan keselamatan tersebut diberikan oleh para raja terhadap para bangsawan, kerabat, dan bawahannya. Sistem inilah yang melahirkan tuan tanah, bangsawan, kaum petani, dan para vassal yaitu raja-raja kecil yang diharuskan untuk membayar upeti terhadap raja besar. Ketika merkantilisme mulai berkembang, sistem feodalisme yang usang sedikit demi sedikit mulai terkikis, hak-hak istimewa yang dimiliki oleh para tuan tanah dan para bangsawan mulai dihapus, lapisan-lapisan sosial yang melekat pada sistem feodal mulai dihilangkan, cara produksi dan distribusi gaya feodal pun mulai ditinggalkan.

2.                  Teori Klasik
Ø    Absolut Advantage (Adam Smith)
Adam Smith mengajukan teori perdagangan internasional yang dikenal dengan teori keunggulan absolut. Ia berpendapat bahwa jika suatu negara menghendaki adanya persaingan, perdagangan bebas dan spesialisasi di dalam negeri, maka hal yang sama juga dikehendaki dalam hubungan antar bangsa. Karena hal itu ia mengusulkan bahwa sebaiknya semua negara lebih baik berspesialisasi dalam komoditi-komoditi di mana ia mempunyai keunggulan yang absolut dan mengimpor saja komoditi-komoditi lainnya.Contoh :
Kebutuhan Tenaga Kerja yang diperlukan untuk memproduksi 1 Unit
(Bagi Komoditi X & Y)
                      Negara

Komoditas
Amerika (US)
Inggris (UK)
X
4
2
Y
2
4
Total
6
6
Total Output Sebelum dan Sesudah ada perdagangan
                      Negara

Komoditas
US
UK
Total Output
Sebelum Spesialisasi
X
 1
1
2
Y
1
1
2
Setelah Spesialisasi
X
0
3
3
Y
3
0
3
Dari tabel diatas nampak3bahwa US lebih efisien dalam memproduksi komoditas Y sedang UK dalam produksi Komoditas X. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa US memiliki absolute advantage pada produksi Y dan UK memiliki absolute advantage pada produksi X. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
Ø    Comparative Advantage (JS Mill dan David Ricardo)
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative advantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar).
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh  :
Kebutuhan Tenaga Kerja yang diperlukan untuk memproduksi 1 Unit ( X & Y)
                      Negara

Komoditas
Amerika (US)
Inggris (UK)
X
4
6
Y
2
12
Total
6
18
Total Output Sebelum dan Sesudah ada perdagangan
                      Negara

Komoditas
US
UK
Total Output
Sebelum Spesialisasi
X
 1
1
2
Y
1
1
2
Setelah Spesialisasi
X
0
3
3
Y
3
0
3


Ø    Oportunity Cost & Comparative Advantage
Oportunitiy cost untuk memproduksi komoditi X & Y
                      Negara

Komoditas
US
UK
Total Output
X
2
½
3
Y
½
2
3

Komoditas
Biaya Produksi dalam TK
Biaya untuk memperoleh X atau Y melalui perdagangan dalam TK
X
4
20
Y
2
4/10

Komoditas
Koefisien untuk Produksi Langsung
Biaya untuk memperoleh X atau Y melalui perdagangan dalam TK
X
4
½
Y
2
16

Menurut teori ini perdagangan antara US dengan UK tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi X dan Y ada pada US semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative advantagenya. Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.

3.                  Teori Modern
Ø    Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1.                  Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2.                  Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor  intensity atau capital intensity.
Analisis teori H-O :
a)                  Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
b)                  Comparative advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c)                  Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d)                 Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Ø    Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks Leontief.
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.                   Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.                  Tariff and Non tariff barrier
c.                   Pebedaan dalam skill dan human capital
d.                  Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.

Ø    Keunggulan Kompetitif secara umum (model daya saing internasional ME Porter dan Model 9 Faktor Dong Sung Cho)

Teori Porter tentang daya saing berangkat dari keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang menjelaskan tentang keunggulan komparatif tidak mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter, suatu negara memperoleh keunggulan daya saing jika perusahaan (yang ada di negara tersebut) kompetitif. Daya saing suatu negara ditentukan oleh kemampuan industri melakukan inovasi dan meningkatkan kemampuannya. Porter menawarkan Diamond Model sebagai tool of analysis sekaligus kerangka dalam membangun resep memperkuat daya saing.


Dalam perjalanan waktu, diamond model-nya Porter tak urung menuai kritik dari berbagai kalangan. Pada kenyataannya, ada beberapa aspek yang tidak termasuk dalam persamaan Porter ini, salah satunya adalah bahwa model diamond dibangun dari studi kasus di sepuluh negara maju, sehingga tidak terlalu tepat jika digunakan untuk menganalisis negara – negara sedang membangun. Selain itu, meningkatnya kompleksitas akibat globalisasi, serta perubahan sistem perekonomian mengikuti perubahan rezim politik, menjadikan model diamond Porter hanya layak sebagai pioner dan acuan pertama dalam kancah studi membangun daya saing negara.
Model 9 faktor Dong Sung Cho (Daya Saing Internasional)
Dung Cho menjelaskan bahwa model Berlian Porter kurang bias menerangkan beberapa industry yang ada di Korea Selatan. Dung Cho menjelaskan bahwa kita membutukan model yang bias menjelaskan pada kita semua, bukan berapa sumberdaya yang dimiliki sebuah Negara tetapi siapa yang bisa menciptakan sumberdaya dan kapan seharusnya setiap sumberdaya itu diciptakan.



Tabel Evolusi Teori Daya Saing
Teori Dasar
Konsep Utama
Mekanisme
Ekonomi Politik Klasik
Adam Smith (1776)
David Ricardo (1817)
John Stuart Mills (1848)
John Stuart Mills (1873)

Pasar/produktivitas
Keunggulan komparatif
Industri bayi
Politik proteksi

Spesialisasi, kompetisi
Perdagangan internasional
Belajar sambil berjalan
Distribusi pendapatan
Ekonomi Neoklasik
Ricardian (awal Abad 19)
Heckscher-Ohlin 1919, 1933)
Ricardo-Viner (1937)
Heckscher-Ohlin-Samuelsen (1962)
Salter Swan (1959)

Efisiensi teknis
Intensitas faklor produksi
Faktor spesifik
Demand dari konsumen
Nilai tukar

Satu sumberdaya utama
Lebih dari satu sumberdaya
Faktor industri spesifik
Preferensi produk
Barang non-tradables, inflasi
Tantangan Keunggulan Komparatif
Prebisch/Singer (1950)
Albert Hirschman (1958)
New Trade Theory (1970an)
Bella Balassa (1977)
Michael Porter (1990)


Substitusi impor
Strategi pembangunan
Kebijakan strategis
RCA-Keunggulan kompetitif
Keunggulan kompetitif


Acuan perdagangan eksternal
Keterkaitan antar-industri
Perbaikan rente, eksternalitas
Kinerja perdagangan komoditas
Kreasi faktor, demand signal
Sumber: Masters, 1995

sumber: modul matakuliah perdagangan internasional, Agribisnis UNPAD 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar