photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Minggu, 16 Juni 2013

PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA DAN SKALA EKONOMI DALAM PERDAGANGAN

Dalam modul sebelumnya, model–model keunggulan atau keunggulan komparatif didasarkan pada asumsi atau prinsip “skala hasil yang konstan”. Artinya, kita dapat mengasumsikan bahwa jika input untuk suatu industri di lipatduakan, maka output industri tersebut juga akan berlipat dua. Namun dalam kenyataannya, banyak industri atau sektor ekonomi yang beroperasi atas dasar skala ekonomis, sehingga semakin besar skala produksinya, akan semakin besar pula produktivitasnya.


Gambar 3. Model Keunggulan Komparatif
Skala ekonomis adalah sebuah konsep praktis yang penting untuk menjelaskan fenomena dunia nyata seperti pola-pola perdagangan internasional, jumlah perusahaan di pasar, dan bagaimana perusahaan bisa “terlalu besar untuk gagal”. Pemanfaatan skala ekonomi membantu menjelaskan mengapa perusahaan tumbuh besar di beberapa industri. Ini juga merupakan pembenaran untuk kebijakan perdagangan bebas, karena beberapa skala ekonomi mungkin memerlukan pasar yang lebih besar. Skala ekonomi juga berperan dalam monopoli “alamiah.” Monopoli alami sering didefinisikan sebagai perusahaan yang menikmati skala ekonomis untuk ukuran perusahaan yang wajar, karena itu selalu lebih efisien bagi satu perusahaan untuk memperluas daripada mendirikan perusahaan baru, monopoli alami tidak memiliki saingan. Karena tidak memiliki saingan, maka kemungkinan monopoli memberikan kekuatan pasar yang signifikan. Oleh karena itu, beberapa industri yang dikategorikan sebagai monopoli alami telah diatur atau dimiliki oleh negara.
 

Gambar 4. Skala Ekonomis
Skala ekonomis terbagi menjadi dua bagian, yaitu skala ekonomis eksternal dan skala ekonomis internal. Skala ekonomis eksternal (external economies of scale) akan tercipta apabila jumlah biaya per unit sudah tergantung pada besarnya industri, tidak perlu besarnya satu perusahaan. Skala ekonomis internal (internal economies of scale) muncul jika biaya per unit tergantung pada  besarnya satu perusahaan, sehingga hal itu tidak perlu dikaitkan dengan besarnya industri yang bersangkutan.
Skala ekonomis eksternal dan internal tersebut masing - masing menimbulkan implikasi-implikasi berbeda terhadap struktur industri. Suatu industri dimana skala ekonomisnya sepenuhnya bersifat eksternal biasanya akan terdiri dari perusahaan kecil, dan strukturnya akan berkembang menjadi persaingan sempurna. Sebaliknya, jika skala ekonomis internal memberikan perusahaan- perusahaan berukuran besar suatu keunggulan biaya atas perusahaan - perusahaan kecil, maka hal ini pada akhirnya dapat menciptakan struktur pasar persaingan tidak sempurna.
            Penelitian-penelitian yang terbaru mengenai peranan skala ekonomis dalam perdagangan internasional ternyata  menemukan dua alasan yaitu pertama, skala ekonomis internal lebih mudah diidentifikasikan dalam praktek dibandingkan dengan skala ekonomi eksternal. Alasan kedua, penelitian tersebut kebanyakan memusatkan perhatiannya pada skala ekonomis internal adalah, karena perkembangan perdagangan internal yang timbul dari model-model perdagangan dengan skala ekonomis internal yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini lebih sederhana dan mudah di pahami apabila dibandingkan dengan perkembangan yang muncul dari model-model yang bertumpu pada skala ekonomis eksternal.

Persaingan Tidak Sempurna (Imperfect Competition)
Dalam sebuah perekonomian atau pasar persaingan sempurna, perusahan-perusahaan yang ada tidak bisa mempengaruhi harga (price-taker). Artinya penjual barang harus selalu menerima kenyataan bahwa mereka dapat menjual sebanyak mungkin yang mereka kehendaki asalkan berdasarkan pada harga yang berlaku, dan mereka sama sekali tidak dapat mempengaruhi harga yang mereka terima atas produk yang mereka jual. Akan tetapi, jika hanya sedikit sekali perusahaan yang menghasilkan suatu barang, maka masalahnya pun menjadi sangat berbeda.
Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Produsen pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli.
Sebab-sebab timbulnya monopolistik
v       Penguasaan bahan mentah yang bersifat strategis.
v       Hak patent.
v       Terbatasnya pasar dibandingkan dengan skala produksi minimum.
v       Adanya lisensi dari pemerintah.
Pada perusahaan monopolistik biasanya menghadapi kurva permintaan yang bentuknya melengkung ke bawah dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva permintaan demikian menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bisa menghasilkan lebih banyak output hanya jika harganya turun.





Paul Krugman
Krugman dipandang sebagai orang yang mampu menggabungkan perdagangan internasional dan geografi ekonomi yang sering dianggap sebagai sub-disiplin ilmu yang terpisah. Jika perdagangan internasional berbicara mengenai transaksi perdagangan antar negara, geografi ekonomi lebih berfokus pada arus migrasi individu atau perusahaan yang melampaui batas-batas geografis. Geografi ekonomi juga mencermati bagaimana konsentrasi aktivitas ekonomi di perkotaan semakin meningkat dan bagaimana kota-kota tersebut mengorganisasi dirinya sendiri (ekonomi perkotaan).
Analisis Krugman berfokus pada dampak skala ekonomi terhadap sektor perdagangan dan lokasi bisnis. Konsep skala ekonomi diperoleh dari analisis yang berakhir pada kesimpulan bahwa makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik yang sama, makin rendah pula biaya produksi yang harus dikeluarkan. Menurut Krugman, pasar tidak akan berkompetisi secara sempurna seperti yang dinyatakan oleh para pencipta teori perdagangan internasional terdahulu.
Bagi Krugman, teori comparative advantage yang diciptakan oleh David Ricardo pada abad ke-19, tidak lagi dapat menjawab fenomena perdagangan internasional pada saat ini. Ricardo yang menyempurnakan teori absolute advantage Adam Smith, menyatakan bahwa tiap negara perlu mencari spesialisasi produksinya agar proses ‘barter’ terjadi dan pendapatan negara meningkat. Lebih lanjut Krugman mengungkapkan bahwa dalam faktanya, perdagangan dunia abad 20 dan 21 didominasi hanya oleh segelintir negara yang ternyata memperdagangkan produk yang sama.
Hummels dan Levinsohn (1993, 1995) yang mencoba menguji teori Krugman menemukan bahwa teori ini ternyata dapat bekerja dengan sangat baik. Keduanya melakukan analisis pada perdagangan antara negara-negara maju (dengan kecenderungan konsumen memilih produk yang beragam) dengan negara-negara kurang berkembang (di mana monopoli perdagangan banyak terjadi). Hampir seluruh negara berupaya untuk meningkatkan skala ekonominya.
Krugman mengungkapkan bahwa ada kecenderungan pekerja bermigrasi ke wilayah pusat pekerja terbesar yang akhirnya akan menciptakan variasi produk yang sangat beragam. Dengan kata lain, konsentrasi terjadi dalam hal barang dan jasa yang diproduksi maupun lokasi barang tersebut dibuat.
Krugman melanjutkan konsep skala ekonomi eksternal Henderson (1974) yang mengungkap bahwa perkotaan cenderung akan terspesialisasi dengan perindustrian. Berdasarkan skala ekonomi, industri-industri akan cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar. Konsentrasi produksi pada satu wilayah tertentu (dalam hal ini wilayah perkotaan), memungkinkan skala ekonomi dapat terealisasi karena kedekatan lokasi dengan pasar akan meminimalisasi biaya transportasi (home-market effect).
Secara keseluruhan, teori Krugman mampu menjelaskan hubungan positif antara ukuran pasar dengan tingkat upah, hubungan antara ukuran pasar dengan migrasi, dan kaitan antara satu sama lain. Teori Krugman juga mampu membuktikan kalkulasi produktivitas pada suatu wilayah. Dalam perdagangan, teori ini mampu membuat sebuah strategi kebijakan perdagangan.

sumber: modul matakuliah perdagangan internasional, Agribisnis UNPAD 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar