photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Minggu, 16 Juni 2013

INTEGRASI EKONOMI

Latar Belakang Terbentuknya Integrasi Ekonomi
Secara harfiah kata integrasi dapat diartikan sebagai penggabungan. Menurut Tinbergen, integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua pembatasan-pembatasan (barriers) yang dibuat terhadap bekerjanya perdagangan bebas dan dengan jalan mengintroduksi semua bentuk-bentuk kerjasama dan unifikasi. Integrasi dapat dipakai sebagai alat untuk mengakses pasar yang lebih besar, menstimulasi pertumbuhan ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nasional.
Integrasi ekonomi memiliki prinsip dan mekanisme yang sama dengan perdagangan bebas. Secara teoritis, integrasi ekonomi mengacu pada suatu kebijakan komersial atau kebijakan perdagangan yang secara diskriminatif menurunkan atau menghapuskan hambatan-hambatan perdagangan hanya diantara negara-negara anggota yang sepakat akan membentuk suatu integrasi ekonomi. Semua bentuk hambatan perdagangan baik tarif maupun non tarif sengaja diturunkan atau bahkan dihapuskan diantara negara anggota. Sedangkan bagi negara-negara yang bukan anggota, maka pemberlakuan tarif dan non tarif tergantung dari kebijakan negara masing-masing. Dalam integrasi ekonomi terjadi perlakuan diskriminatif antara negara-negara anggota dengan negara-negara diluar anggota dalam melakukan perdagangan, sehingga dapat memberikan dampak kreasi dan dampak diversi bagi negara-negara anggota (Salvatore, 1997). Krugman (1991) memperkenalkan suatu angapan bahwa secara alami blok perdagangan didasarkan pada pendekatan geografis yang dapat memberikan efisiensi dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggotanya.
            Griffin dan Pustay (2002), membentuk susunan atau hirarki dari integrasi ekonomi regional yang mungkin terjadi. Ada lima tingkatan yaitu, kawasan perdagangan bebas, persekutuan pabean, pasaran bersama, uni ekonomi, dan uni politik.
Secara teoritis Salvatore (1997) menguraikan integrasi ekonomi menjadi beberapa bentuk:
  1. Pengaturan perdagangan Preferensial (preferential trade arrangements) dibentuk oleh negara-negara yang sepakat menurunkan hambatan-hambatan perdagangan yang berlangsung diantara mereka dan membedakannya dengan negara-negara yang bukan anggota.
  2. Kawasan perdagangan bebas (free trade area) adalah bentuk integrasi ekonomi yang lebih tinggi dimana semua hambatan perdagangan baik tarif maupun non-tarif diantara negara-negara anggota telah dihilangkan sepenuhnya, namun masing-masing negara anggota tersebut masih berhak menentukan sendiri apakah tetap mempertahankan atau menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan yang diterapkan terhadap negara-negara diluar anggota.
  3. Persekutuan Pabean (customs union) mewajibkan semua negara nggota untuk tidak hanya menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan diantara mereka, namun juga menyeragamkan kebijakan perdagangan mereka terhadap negara luar yang bukan anggota.
  4. Pasar bersama (common market) yaitu suatu bentuk integrasi dimana bukan hanya perdagangan barang saja yang dibebaskan, namun arus faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal juga dibebaskan dari semua hambatan.
  5. Uni Ekonomi (economic union) yaitu dengan menyeragamkan kebijakan-kebijakan moneter dan fiskal dari masing-masing negara anggota yang berada dalam suatu kawasan atau bagi negara-negara yang melakukan kesepakatan.

Perjanjian perdagangan preferensial (PTAs) adalah kesepakatan antara dua negara atau lebih yang mana tarif yang dikenakan pada barang yang diperdagangkan bagi negara anggota lebih rendah dibanding dengan tarif yang diperdagangkan dengan negara diluar anggota. PTAs dapat diartikan secara luas meliputi Regional Trading Arrangement (RTAs) yang merupakan kesepakatan yang dibentuk dalam satu kawasan, kesepakatan perdagangan antar negara-negara berkembang, kesepakatan perdagangan antar kawasan dan bentuk kesepakatan lainnya yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa.
Bentuk kesepakatan perdagangan yang telah dibentuk telah mengarah pada perdagangan bebas, seperti World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) and South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC), ASEAN Free Trade Area (AFTA), SAARC Preferential Trading Agreement (SAPTA), Australian and New Zealand yaitu Closer Economic Relation Trade Agreement (CER), South Pacific Regional Trade and Economic Cooperation Agreement (SPARTECA), Asian Pacific Economic Cooperation (APEC), European Union (EU), North American Free Trade Area (NAFTA), Latin American Free Trade Area (LAFTA), European Free Trade Area (EFTA), Andean Pact, Economic Cooperation Organization (ECO), Southern Common Market (Mercosur) dan lainnya (Lapipi, 2005).
Secara umum, bentuk kesepakatan perdagangan antara dua negara atau lebih, baik PTAs, sistem perdagangan multilateral, sistem perdagangan dalam suatu kawasan maupun organisasi perdagangan dunia memiliki prinsip yang sama yaitu menurunkan atau menghilangkan semua bentuk hambatan perdagangan, baik tarif maupun non tarif. Cakupan integrasinya mulai dari integrasi untuk perdagangan barang dan jasa sampai pada pasar tunggal bersama yang meliputi semua aspek ekonomi, seperti perdagangan barang dan jasa, perdagangan faktor produksi, integrasi dalam moneter dan integrasi kebijakan ekonomi secara menyeluruh.
Tujuan yang paling mendasar dari integrasi ekonomi ini adalah untuk meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa, meningkatkan mobilitas kapital dan tenaga kerja, meningkatkan produksi, meningkatkan efisiensi produksi serta meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan. Pembentukan integrasi ekonomi pada akhirnya akan menciptakan dampak meningkatnya kesejahteraan negara-negara anggota secara keseluruhan karena akan mengarah pada peningkatan spesialisasi produksi, yang didasarkan pada keuntungan komparatif (Lapipi, 2005).

Integrasi Ekonomi di ASEAN 
Globalisasi ekonomi telah merubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Demikian pula halnya dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Dewasa ini ASEAN tumbuh sebagai wadah integrasi ekonomi dengan pasar potensial, yang pengaruhnya berdampak pada peningkatan kerjasama ekonomi yang semakin luas terutama dengan negara-negara di kawasan Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Integrasi ekonomi ASEAN menghadapi tantangan besar karena negara-negara ASEAN memiliki sistem ekonomi, pendapatan per kapita, tingkat pembangunan ekonomi dan institusi serta kondisi sosial yang berbeda dan heterogen.
Perbedaan dan heterogenitas menyebabkan beberapa negara yang tidak memiliki infrastruktur dan kapasitas institusional yang memadai mengalami kesulitan untuk berintegrasi dengan negara yang lain. Salah satu kondisi yang berbeda dan heterogen adalah mata uang. Implikasi dari hal ini adalah, munculah wacana pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan visi ASEAN 2020. MEA bertujuan untuk membentuk suatu pasar tunggal, yang diarahkan pada penerapan mata uang tunggal (single currency) yang bertujuan untuk menjaga stabilitas mata uang regional dalam pelaksanaan pasar tunggal di ASEAN, yang rencananya akan dimulai pada 2015. Rencana munculnya mata uang tunggal tersebut tercetus dalam sebuah sebuah ASEAN Community yang sudah disepakati menjadi ASEAN vision 2020. ASEAN Community sendiri yang dimaksudkan akan dibangun berdasarkan tiga pilar, yakni ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Economic Community (AEC) dan ASEAN Socio-Cultur Community (ASCC).
Pada dasarnya economis and monetary union (EMU) adalah bagian dari proses integrasi ekonomi. Negara yang merdeka dapat meng-integrasikan ekonomi mereka untuk mencapai berbagai manfaat, seperti efisiensi dan ketahanan perekonomian. Integrasi ekonomi dapat dibagi menjadi enam langkah:
1.       A preferential trading area. Langkah ini diawali dengan cara mengurangi tarif customs (bea masuk) antara negara-negara tertentu.
2.       A free trade area. Sebuah wilayah perdagangan bebas.
3.       A customs union. Penyatuan customs (bea masuk).
4.       A common market. Sebuah pasar bersama.
5.       Economic and monetary union. Pasar tunggal dengan mata uang dan kebijakan moneter tunggal.
6.       Complete economic integration. Semua hal diatas ditambah dengan harmonisasi kebijakan fiskal dan lainnya.

Costs and Benefits Economic and monetary union (EMU)
Tujuan dari penyatuan ekonomi dan moneter adalah untuk membuat perekonomian berfungsi lebih baik, membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan kemakmuran yang lebih besar bagi negara-negara anggota. Manfaat tersebut meliputi:

Manfaat bagi Konsumen:
§  Persaingan yang semakin meningkat. Konsumen bisa berbelanja lebih mudah lintas batas negara serta membandingkan harga. Konsumen memiliki lebih banyak pilihan karena kompetisi antar toko-toko dan pemasok semakin meningkat.
§  Harga lebih stabil. Pasar tunggal dengan mata uang dan kebijakan moneter tunggal akan membuat inflasi rendah dan stabil.
§  Meminjam lebih mudah dan murah. Inflasi dan suku bunga yang rendah dan stabil membuat setiap orang lebih mudah dan murah untuk meminjam, misalnya untuk membeli rumah.
§  Lebih mudah dan murah melakukan perjalanan. Mata uang tunggal akan menghapuskan biaya pertukaran mata uang sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan.


Manfaat bagi pelaku bisnis:
§  Suku bunga rendah berarti investasi akan meningkat. Inflasi yang rendah akan membuat suku bunga juga rendah sehingga memudahkan pelaku bisnis melakukan pinjaman untuk berinvestasi.
§  Stabilitas ekonomi mendorong perencanaan jangka panjang. Inflasi dan suku bunga yang tidak stabil merupakan biaya atau risiko tak terduga bagi pelaku bisnis, hal ini membuat riskan bagi perusahaan untuk berinvestasi jangka panjang. Stabilitas ekonomi dibawah EMU mengurangi ketidakpastian dan mendorong investasi jangka panjang bagi perusahaan.
§  Risiko rendah mendorong perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara seringkali menggunakan mata uang yang berfluktuasi, sehingga untuk mengurangi atau mengimbangi risiko tersebut perusahaan akan menjual dengan harga tinggi di luar negeri. EMU dengan pasar dan mata uang tunggal akan menghilangkan risiko tersebut.
§  Hilangnya biaya nilai tukar akan merangsang perdagangan dan investasi. Mata uang tunggal akan menghilangkan biaya tukar yang tinggi antar negara ASEAN sehingga akan merangsang perdagangan dan investasi.

Manfaat bagi ASEAN dan negara-negara Asia lainnya:
§  Penghematan bagi pemerintah. Inflasi yang rendah dan stabil berarti pinjaman pemerintah lebih murah dari pada dimasa lalu karena suku bunga yang juga rendah dan stabil.
§  Dampak sosial Inflasi rendah dan stabil. Tingkat inflasi yang tinggi dan volatile dimasa lalu meningkatkan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin. Sekarang inflasi yang stabil dan rendah, yang kurang mampu lebih terlindungi dari perbedaan daya beli.
§  Lebih tahan terhadap guncangan dari luar. Ukuran dan kekuatan ekonomi kawasan ASEAN yang besar membuatnya lebih tahan terhadap guncangan-guncangan ekonomi.
§  Integrasi keuangan meningkat. Mata uang tunggal membuat lebih mudah dan efisien investasi untuk bergerak di sekitar kawasan ASEAN. Ukuran pasar keuangan kawasan ASEAN yang luas membuat modal yang tersedia untuk investasi lebih besar dan memungkinkan investor untuk menyebar risiko lebih luas. Dan untuk warga, biaya mengirim uang ke negara lain kawasan ASEAN akan berkurang drastis.
§  Mendukung perdagangan internasional. Mata uang tunggal kawasan ASEAN semakin banyak digunakan untuk transaksi perdagangan internasional karena kekuatan dan ketersediaan. Hal ini memungkinkan mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh fluktuasi mata uang global, dan membuat perdagangan lebih mudah bagi mitra dagang.
Selain manfaat diatas dan mungkin masih banyak manfaat lainnya dari integrasi ekonomi di ASEAN, terdapat juga beberapa biaya, meliputi:
·         Biaya kerusakan dalam efisiensi ekonomi mikro, setidaknya sementara. Biaya pertukaran ke mata uang baru dapat bervariasi dan dapat meliputi biaya administrasi, biaya hukum, biaya psikologis, dan biaya lainnya. Keadaan khusus terutama diterapkan ketika negara-negara anggota salah memilih nilai tukar paritas nominal. Hal ini akan menyebabkan daya saing negara anggota menjadi lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan daya saing negara-negara anggota lain.
·         Kesempatan bagi negara-negara untuk menjaga stabilitas makroekonomi mereka menurun, karena nantinya akan menjadi tanggung jawab Bank Sentral bersama.
·         Akan sulit menyatukan berbagai macam kepentingan. ASEAN dengan latar belakang ekonomi, sosial budaya, bahasa maupun sejarah yang berbeda-beda akan sangat sulit mewujudkan integritas ekonomi tanpa adanya kerjasama dan kerja keras serta perencanaan yang matang.

Optimum Currency Area (OCA) Theory
Hal utama yang mendasari tentang mata uang tunggal adalah teori Optimum Currency Area (OCA). Teori OCA berasal dari artikel yang ditulis oleh ekonom Mundell (1961), McKinnon (1963), dan Kenen (1969). Artikel tersebut memperdebatkan tentang nilai tukar tetap dan fleksibel. Pada masa itu dibawah sistem Bretton Woods nilai tukar tetap, pilihan nilai tukar dipandang sebagai masalah teoritis dari pada praktis. Teori OCA terus mengalami perkembangan, salah satunya adalah oleh Tamim Bayoumi dan Barry Eichengreen. Dalam paper nya mereka membuat suatu estimasi yang menghasilkan OCA indeks.

OCA indeks merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat apakah penyatuan moneter lebih atau kurang diinginkan. OCA indeks mengukur tingkat goncangan output, jadi jika suatu negara dimana siklus bisnis simetris dan output nasional bergerak bersama maka nilai ukuran ini akan menjadi kecil. Selanjutnya OCA indeks melihat perbedaan komposisi komoditas ekspor kedua negara dengan alasan bahwa goncangan akan lebih simetris ketika kedua negara memiliki keunggulan komparatif  dalam sektor ekspor yang sama.  OCA indeks juga menggunakan data perdagangan bilateral, rata-rata nilai ekspor ke negara mitra, termasuk GDP yang diukur dalam USD.

sumber : modul matakuliah perdagangan internasional, Agribisnis UNPAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar