Pendektan-pendekatan
Monitoring
è
Pendekatan
monitoring langsung
Sebagaimana halnya dengan supervisi, monitoring dapat
menggunakan pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung dilakukan
apabila pihak yang memonitor melakukan kegiatannya pada lokasi program yang
sedang dilaksanakan. Teknik-teknik yang sering digunakan dalam pendekatan ini
adalah wawancara dan observasi. Kedua teknik ini digunakan untuk memantau
kegiatan, peristiwa, komponen, proses, hasil dan pengaruh program yang
dilaksanakan. Pendekatan tidak langsung digunakan apabila pihak yang memonitor
tidak terjun langsung ke lapangan, namun dengan menelaah laporan berkala yang
disampaikan oleh pada penyelenggara program, atau dengan mengirimkan kuesioner
secara berkala kepada para penyelenggaranya atau pelaksana program.
è
Pendekatan
monitoring bermedia
Tujuan aktivitas monitoring seperti ini adalah untuk
menemukenali (to dettect) dan mengantisipasi/mencegah (to detter).
Monitoring dilakukan secara terus menerus dan merekam/mencatatnya secara
terstruktur. Motif sebuah kegiatan monitoring didasari oleh keinginan
untuk mencari hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian baik
menyangkut siapa, mengapa bisa terjadi, sumberdaya publik yang berkaitan,
kebijakan dan dampak apa yang terjadi atau harus diantisipasi serta hal-hal
lain yang berkaitan.
Pada akhirnya, cara dan motif itu harus dibuktikan dengan
catatan tertulis tentang apa yang dimonitor, kapan sesuatu yang dimonitor itu
terjadi (dilihat, atau disaksikan, atau dikumpulkan bukti-buktinya, atau
ditemukan faktanya) dan bagaimana kejadiannya atau deskripsinya
(kronologi dan/atau sebab-musababnya), serta siapa saja yang terlibat atau
diduga terlibat. Sekurangnya hasil pemantauan terdiri atas catatan-catatan yang
diverifikasi tentang 5W+1H.
Melakukan monitor terhadap pemberitaan dalam media sangat
diperlukan oleh praktisi public relations. Hal itu dimaksudkan untuk mendapatan
informasi dasar yang diperlukan para praktisi public relations. Ada
beberapa pendekatan praktis dalam memonitor media. Dalam tradisi content
analisis paling tidak terdapat 8 teknik. Salah satu teknik yang paling terkenal
adalah clip counting atau klipping, media foto. Pemanfaatan foto
sebagai alat dokumentasi sudah lumrah. Namun, masyarakat kini memanfaatkan foto
lebih dari sekadar alat dokumentasi. Mereka menggunakan media foto untuk
monitoring dan evaluasi kegiatan. Foto tidak sekadar untuk dokumentasi dan
refleksi, tapi sekaligus pesan berantai untuk masyarakat lainnya.
Dalam monitoring penyuluhan menggunakan media atau
berkomunikasi, terdapat tiga cara yang dapat diterapkan dalam pemilihan metode
penyuluhan pertanian yang nantinya proses monitoring juga dapat dilakukan
menggunakan cara/metode dibawah ini , yaitu :
·
Media lisan, baik yang disampaikan secara
langsung (percakapan, tatap muka atau radio komunikasi antar penduduk), maupun
secara tidak langsung (lewat radio, kaset, dll).
·
Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan
(foto, majalah pedesaan, selebaran, poster, dll) yang dibagi-bagikan,
disebarkan atau dipasang di tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai oleh
sasarannya (di jalan pasar).
·
Media terproyeksi, berupa gambar dan atau
tulisan lewat slide, pertunjukkan film. Kegiatan penyuluhan melalui media
merupakan metode penyuluhan yang paling dimengerti karena ada unsur hiburannya.
Biasanya Kementerian Kehutanan mengirimkan mobil unit kegiatan penyuluhan yang
dilengkapi dengan perangkap audio visual yang cukup modern dan diperlengkapi
dengan beberapa judul film hiburan selain dari film mengenai penyuluhan yang
akan ditayangkan.
è
Pendekatan
monitoring partisifatif
Partisipatory Monitoring merupakan aktifitas yang
melibatkan pihak terkait didalam mencari dan merekam informasi yang berkaitan
dengan proyek secara reguler – harian. Mingguan atau kwartalan – sebagai bagian
pekerjaan rutin dan sebagai bagian desain Monitoring dan Evaluasi. Tujuan
monitoring bukanlah membuat penilain akhir atas keberhasilan atau kegagalan
tetapi mendorong perubahan dan penyesuaian selama masa aktifitas, yang
diperuntukkan bagi tahapan aktifitas kedepan atau aktifitas baru.
Pendektan-pendekatan
Evaluasi
è
Evaluasi
partisifatif
Evaluasi partisipatif belum memiliki definisi yang jelas,
namun secara umum dapat dipahami sebagai: (1) evaluasi dilakukan melalui
kerjasama antar berbagai pihak stakeholder termasuk didalamnya penerima manfaat
tingkat lokal, (2) evaluasi dimana banyak pihak yang terlibat secara aktif
berpartisipasi di semua proses dari evaluasi perenacaaan, pencarian dan analisa
informasi, rencana tindak untuk pelaksanaan dan perbaikan. Namun demikian,
lingkup stakeholder dan keluasan dan partisipasi sangat tergantung pada donor
dan proyek.
Participatory Evaluation merupakan aktifitas yang
melibatkan pihak terkait dalm periodik pelinaian yang melihat dari aspek
effisiensi dan relevansi proyek, termasuk dampaknya terhadap konteks pencapaian
tujuan. Participatory Evaluation secara langsung melibatkan komunitas –
tingkatan stakeholder didalam perencanaan dan pelaksanaan evaluasi karena
mereka sering memiliki informasi yang dibutuhkan proyek, dimana hal tersebut
diharapkan dapat merubah perilaku mereka untuk memberikan kontribusi waktu dan
upaya terhadap proyek, dan menindak lanjuti aktitas proyek oleh pihak luar.
Keterlibatan semua stakeholder kunci dalam evaluasi membantu membangun
konsensus terhadap pendekatan proyek dan mendorong saling pengertian.
Tabel 5. Pendekatan evaluasi konvensional dan partisipatif.
Evaluasi
Konvensional
|
Evaluasi
Partisipatoris
|
|
Siapa yang merencanakan dan mengelola proses
|
Manajer Senior atau pakar dari luar
|
Masyarakat setempat, manajer dan staf proyek, dan stakeholder
lain, kerapkali dibantu seorang fasilitator
|
Peranan stakeholder Utama (Kelompok
sasaran)
|
Hanya memberi informasi, bahkan sering tidak diterlibatkan
|
Mendesain dan mengadaptasi metodologi, mengumpulkan dan menganalisis
data, menyebarluaskan temuan dan mengaitkannya dengan tindakan, partisipasi
luas
|
Bagaimana sukses diukur
|
Ditentukan dari luar, terutama indikator kuantitatif
|
Indikator ditentukan secara internal, termasuk penilaian yang lebih
kualitatif
|
Pendekatan
|
Ditentukan sebelumnya
|
Adaptif
|
Fokus
|
Akuntabilitas
|
Pembelajaran
|
Metode
|
Metode formal
|
Metode partipatif
|
Pemilikan
|
Pendana
|
Partisipan evaluasi
|
Outsiders
|
Evaluator
|
Fasilitator
|
Pendekatan pertama biasanya dikenal dengan pendekatan
konvensional dan kedua adalah pendekatan partisipatif. Kedua pendekatan ini
tidak dimaksudkan untuk saling meniadakan tapi saling melengkapi. Kedua
pendekatan ini berbeda secara signifikan, meskipun kadangkala menggunakan
metode dan teknik yang sama dalam operasinya. Alat-alat evaluasi tidak bersifat partisipatif atau nonpartisipatif
secara inheren (serta-merta). Tergantung pada bagaimana metode digunakan. Juga
perencanaan, analisa dan penggunaan data. Jadi definisi evaluasi partisipatif
adalah adanya keterlibatan konstituen (target group/klien). Jika konstituen
hanya berperan memberi informasi maka tidak bersifat partisipatif.
Metode partisipatori
memberikan keterlibatan secara aktif dalam pengambilan keputusan bagi yang
berkepentingan terhadap program atau proyek atau strategi dan membangkitkan
rasa memiliki terhadap hasil dan rekomendasi kegiatan monitoring dan evaluasi. Kegiatan
yang dilakukan dapat meliputi : analisis stakeholder, benefisiaries assessment,
dll.
Kegiatan evaluasi ini
memiliki tujuan yaitu :
a)
Mengidentifikasi
permasalahan yang timbul selama implementasi program
b)
Memberikan
pengetahuan dan ketrampilan bagi masyarakat
Keunggulan pendekatan Evaluasi
partisifatif diantaranya :
a)
Memeriksa
isu-isu yang relevan dengan melibatkan pemain-pemain kunci dalam rancangan
b)
Menetapkan
kemitraan dan kepemilikan lokal dari program yang dilaksanakan
c)
Meningkatkan
pembelajaran lokal kapasitas manajemen dan ketrampilan
d)
Memberikan
ketepatan waktu dan informasi yang dapat diandalkan (reliable) bagi pengambilan
keputusan
Kelemahan :
a)
Kadang-kadang
terlihat kurang obyektif (adanya dominasi atau penyalahgunaan)
b)
Menghabiskan
banyak waktu jika stakeholders kunci dilibatkan secara penuh
è Survey
Survey dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi standar smpel yang
dipilih secara hati-hati dari masyarakat atau rumah tangga. Survey sering dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dapat
diperbandingkan bagi jumlah penduduk/masyarakat yang relatif besar dalam
kelompok target tertentu
Kegunaan survey
diantaranya untuk :
a)
Menyediakan
baseline data dimana kinerja dari strategi, program atau proyek dapat
dibandingkan
b)
Membandingkan
kondisi aktual dengan target
c)
Menyediakan
input kunci bagi evaluasi dampak (impact) dari program atau proyek
Keunggulan survey :
a)
Temuan
dari sampel dapat diaplikasikan pada target group yang lebih luas
b)
Perkiraan
kuantitatif besar dan luasnya dampak dari program
Kelemahan survey :
a)
Proses dan
analisis dapat menjadi terhambat untuk survey yang lebih besar
b)
Banyak
jenis informasi yang sulit diperoleh melalui wawancara formal
Studi Dampak
(Impact Point)
Impact Assessment
(Kajian Dampak) merupakan Identifikasi
secara sistematis dari suatu akibat (baik positif maupun negatif, diharapkan atau
tidak), yang diakibatkan oleh pelaksanaan program atau kegiatan. Evaluasi
dampak dapat dilakukan dalam skala yang besar (large scale sample surveys) atau
skala kecil (small scale rapid assessment).
Kegunaan Impact Assessment (Kajian Dampak) :
a)
Mengukur outcome
dan impact yang diakibatkan oleh kegiatan yang dilaksanakan dan memisahkannya
outcome dan impact dari faktor-faktor lain yang berpengaruh
b)
Membantu
dalam klarifikasi apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan aktivitas yang
dilaksanakan
c)
Proses
pembelajaran dalam memperbaiki rancangan dan manajemen untuk kegiatan
selanjutnya
keunggulan Impact Assessment (Kajian Dampak) diantaranya:
a)
Memberikan
perkiraan besaran outcome dan impact
b)
Memberikan
jawaban atas pertanyaan : seberapa besar perubahan yang telah dilakukan ? Apa
hasil nyatanya ? Bagaimana kita dapat melakukan lebih baik ?
c)
Memberikan
tambahan keyakinan bagi manajer untuk pengambilan keputusan
Sedangkan kelemahan Impact
Assessment (Kajian Dampak) dapat
menjadi mahal dan menghabiskan banyak waktu sehingga mengurangi kemanfaatannya
jika pengambil keputusan membutuhkan informasi secara cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar