A. TUJUAN MANAJEMEN
Tujuan
seorang pengusaha pertanian pada umumnya dan petani sebagai pengelola dan
manager usahatani pada khususnya adalah:
a. Untuk
memperolah kesempatan menyelenggarakan hidup yang baik atau sebaikmungkin dan
b. Untuk
dapat membina masa depan yang terjamin bagi keturunannya.
Tujuan
manajemen usahatani pada khususnya adalah menjalankan perusahaan sedemikian
rupa sehingga dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang
semaksimal-maksimalnya secara terus menerus dengan pemakain
sumberdaya-sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien.
Untuk
mencapai manajemen tersebut seorang manajer harus selalu mempunyai sifat:
agresif, adaftif, fleksibel, inovativ dan produktif.
1. Sifat
Agresif
Dalam
pengertian bahwa seorang manajer harus selalu mencari dan mendapatkan kesempatan-kesempatan
untuk memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya baik di pasar maupun di
dalam pemasaran ataupun di bidang mencari jenis-jenis tanaman baru atau
berusaha menekan biaya pokok dari barang yang di hasilkan. Agresif berarti pula
bahwa si pengusaha/ manajer harus memegang inisiatif, prakarsa dalam segala hal
tanpa menunggu ada perintah dari orang lain.
2. Sifat
Adaptif
Berarti
bahwa dalam batas-batas tertentu si pengusaha (manajer) harus mempunyai
kemampuan untuk menyusuaikan diri dengan kondisi yang berubah-rubah, yang
mungkin menimbulkan kerugian ataupun keuntungan kepadanya, maka kesempatan
tersebut harus di gunakan sebenar-benarnya.
3. Sifat
Fleksibel
Dalam
pengertian bahwa si pengusaha dalam menghadapi tantangan-tantangan dari luar
tidak seharusnya menantang atau melawan sehingga bertumbukan dengan yang lain.
4. Sifat
Inovatif
Berarti
bahwa si pengusaha harus selalu bertujuan untuk memperbaharui usaha-usahanya,
dala arti mencari akal-akal bary, jenis-jenis usaha baru dengan tujuan yang
sama, yaitu memperoleh hasil yang setinggi – tingginya, biaya pokok produk
serendah-rendahnya, serta pendapatan yang setinggi-tingginya tanpa merugikan
kepentingan pihak lain atau petani lain.
5. Sifat
Produktif
Berarti
bahwa setiap pengusaha/manajer usahatani harus mampu menciptakan kegiatan yang
menghasilkan produk yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi perusahaan
maupun bagi keluarga.
6. Sikap
Proaktif
Artinya
bahwa sikap yang tidak menunggu tetapi menjemput bola dengan penuh perhitungan
dengan risiko terendah.
Keenam
sifat tersebut harus terdapat pada setiap pengusaha/manajer usahatani agar apa
yang di ingin di capainya dapat terlaksanan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
B. UNSUR-UNSUR
MANAJEMEN PERUSAHAAN PERTANIAN
Dalam
pelaksanaannya manajemen usahatani berpegang pada lima unsur yaitu
1. Pengurusan
Pengurusan
adalah menjalankan perusahaan menurut cara-cara yang sudah berlaku secara
turun-temurun dengan usaha untuk memperoleh tambahan pendapatan untuk melakaukan
hal-hal yang sudah biasa tersebut. Tujuan pengurusan adalah untuk menjamin
bahwa perusahaan dapat mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Cirri dari
perusahaan yang baik adalah pertumbuhan kondisi perusahaan setiap tahun baru
harus melebihi tahun yang sebelumnya.
2. Pelaksanaan
Tujuan
pokok dari setiap perusahaan tidak lain adalah untuk mencapai sesuatu tujuan
yang telat ditetapkan dalam rencana. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila
perusahaan tersebut dapat berjalan secara terus menerus, dalam bahwa sekali
berjalan tetap terus berjalan.
3. Kewaspadaan
Yang
dimaksud dengan kewaspadaan adalah melindungi diri terhadap
kemungkinan-kemungkinan terjadinya risiko atau kerugian. Tindaka-tindakan si
pengusaha/ petani harus diperhitungkan menurut ukuran, ruang dan waktu
sedemikian rupa sehingga di peroleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi
perusahaan. Kewaspadaan dalam mengambil keputusan harus didasarkan pada
berbagai informasi yang lengkap, baik informasi dari dalam usahatani sendiri
maupun dari luar.
4. Resiko
usaha
Tiap
usaha selalu akan menghadapi risiko, besar kecilnya risiko yang dialami seorang
pengusaha atau petani tergantung pada keberanian untuk mengambil suatu
keputusan. Dalam usahatani resiko itu sulit untuk diduga karena faktor-faktor
yang mempengaruhi kegiatan usahatani sebagian besar belum di kuasai secara
sempurna oleh manusia, misalnya faktor iklim dan perubahannya. Oleh karena itu,
risiko dalam usahatani setiap saat akan mengancam petani, baik peroroangan
maupun kelompok.
5. Sarana
penunjang
Yang
di maksud dengan sarana penunjang adalah segala peralatan yang dapat menunjang
kelancaran kegiatan pelaksanaan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
di tetapkan. Sarana ini dapat berupa sarana fisik maupun nonfisik. Sarana fisik
adalah peralatan kerja yang sesuai dengan kegiatan yang di lakukan. Sedangkan
sarana nonfisik misalnya ketenagan kerjaan dan lingkungan kerja.
C. FUNGSI
MANAJEMEN USAHATANI
Fungsi
manajemen perusahaan pertanian secara umum ada lima macam yaitu:
1. Membuat
perencanaan
Perencanaan
dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sisitematis
kegiatan-kegian yang akan di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Dalam setiap perencanaan harus mencakup hal-hal berikut:
a) Pekerjaan-pekerjaan
apa yang diperlukan dan berapa jumlah tenaga yang di butuhkan untuk setiap
pekerjaan tersebut.
b) Kapan
berbagai sumber akan digunakan dan berapa jumlahnya dalam setiap pemakainnya
c) Kesulitan-kesulitan
apa yang mungkin dialami dalam setiap kegiatan.
d) Jenis-jenis
barang apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlah setiap jenis barang tersebut,
e) Bagaimana
pola penerimaan yang di kehendaki dari kegiatan tersebut
f) Bagaimana
pola pemasaran yang akan dilakukan terhadap barang yang diproduksi tersebut.
g) Berapa
kira-kira biaya produksi tiap unit barang yang dihasilkan.
h) Berapa
kira-kira keuntungan yang mungkin diperolehnya, dari setiap jenis barang
tersebut.
Dalam
rencana usahatani, hal-hal tersebut akan dipengaruhui oleh jenis komoditi yang
diusahakan dan pola tanam yang dilaksanakan untuk setiap lahan yang dikuasai
petani.
2. Menyusun
organisasi perusahaan
Menyusun
organisasi perusahaan adalah menyusun personalia yang akan mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam rencana, sesuai dengan bidang
keahliannya.
Secara
umum. bagian dari organisai perusahaan dapat di bedakan menjadi dua bagian (1)
bagian pengadaan (2) bagian penjualan.
Organisasi
bagian pengadaan atau penyediaan berfungsi atau bertugas menyediakan segala
sesuatu yang diperlukan dalam usaha produksi,khususnya barang-barang, bahan dan
alat-alat.
Bagian
penjualan mempunyai tugas untuk mencari informasi harga, mencari
pembeli/konsumen, dan melakukan penjualan barang-barang yang dihasilkan.
3. Melaksanakan
usaha
Melaksanakan
usaha tidak lain adalah pekerjaan produksi yang sebenarnya yaitu menjalankan,
menggerakkan organisasi yang telah disusun, kemudian organisasinya sesuai
dengan kegiatan yang telah direncanakan, maka pekerjaan pelaksanaan tidak boleh
bertemu dengan permasalahan.
4. Mengawasi
jalannya perusahaan
Mengawasi
jalannya perusahaan tidak lain dari mengamati dengan cermat, agar segala
sesuatu dalam perusahaan berjalan sesuai dengan rencana. Dalam kegiatan
usahatani fungsi pengawasan ini sulit untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
karena organisasi usahatani tersebut tidak merupakan organisasi yang berdiri
sendiri terpisah dari organisasi rumahtangga, sehingga bila terjadi penympangan
terhadap rencana yang telah dibuat sulit untuk diawasi.
Hal-hal
yang diawasi oleh setiap pengusaha diantaranya adalah : Ukuran produk yang
dihasilkan, baik yang menyangkut ukuran berat, ukuran panjang atau kualitasnya.
Pengawasan hal-hal tersebut tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Dapat
disimpulkan bahwa pada hakekatnya tugas mengawasi tersebut adalah untuk
menghindarkan kemungkinan-kemungkinan kerugian perusahaan , baik kerugian
bersifat ekonomis maupun kerugian non ekonomis.
5. Evaluasi
(membuat penilaian terhadap hasil-hasil usaha)
Tugas
membuat penilaian terhadap hasil usaha dapat berjalan bersama-sama dengan tugas
mengawasi jalannya perusahaan.
Pertumbuhan
perusahaan (usahatani) dapat dilihat dari segi teknis, ekonomis dan sosial.
a) Dari
segi teknis penggunaan faktor produksi harus makin efektif dan efisien, hal ini
dapat ditunjukkan oleh meningkatnya produktivitas per satuan pemakain faktor
produksi yang terus meningkat, atau dari hasil per satuan luas tertentu
misalnya hasil per hektar.
b) Dari
segi ekonomi bahwa usahatani tersebut harus bertambah kegiatan atau cabang
usahanya, meskipun modal untuk memperluas usaha itu berasal dari pinjaman atau
kredit.
c) Dari
segi sosial yang dapat menunjang pada kemajuan perusahaan adalah adanya kepercayaan
dari para konsumen atau pemberi kredit misalnya bank dll, sebab dengan adanya
kepercayaan yang baik tersebut akan memudahkan memperoleh fasilitas-fasilitas
ekonomi yang di perlukan dalam menunjang usaha-usaha pada masa-masa berikutnya.
Untuk
memudahkan evaluasi (penilaian hasil-hasil usaha tani ) sangat penting bagi
pengusaha/petani adalah adanya pembukuan (pencatatan) yang lengkap dan teliti
setiap kegiatan produksi dilakukan pada setiap periode tertentu, baik yang
menyangkut aspek teknis, ekonomi, maupun sosial serta permasalahan-permasalahan
yang timbul selama kegiatan usaha tersebut berlangsung.
6. Jenis
pengelolaan usahatani
Ditinjau
dari segi manajemennya usahatani di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
1) Usahatani
individual (indifidual farm)
2) Usahatani
kooperativ (cooperative farm)
3) Usahatani
kolektif (collective farm)
4) Usahatani
perkebunan (estate management)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi sistem pengelolaan usahatani adalah:
a) Ukuran
luas lahan usahatani
b) Volume
usaha yang dijalankan
c) Ketersediaan
dan tingkat penggunaan sumber-sumber
d) Ketersediaan
fasilitas, serta tujuan yang akan dicapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Rodjak,
abdul. 2002. Manajemen usahatani. Penerbit pustaka
giratuna,Bandung
terimakasih, tulisan anda memberi banyak informasi bagi saya :)
BalasHapusya, sama-sama :)
Hapusmba penjelasan tentang petani pada buku rodjak adanya pada halaman brp !
Hapusduh lupa, udah lama banget bukanya juga pinjem dari perpus :)
Hapus