photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Rabu, 02 Oktober 2013

TEORI KONSUMSI KEYNES – ABSOLUT INCOME HYPOTHESIS

  Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.  
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.
Fungsi konsumsi Keynes dapat dijelaskan sebagai berikut
1.    Fungsi Konsumsi Keynes :  C=Co +cYd
Dimana
§  Co > 0. à Co adalah Konsumsi subsidi (The Otonom Consumption)   yaitu sejumlah konsumsi yang diterima oleh konsumen apabila pendapatan mereka tidak ada, atau  Y = 0.
§  Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
Yd = Y – Tx + Tr
§  Tx  adalah Pajak dan Tr  adalah  Subsidi atau transfer
2.    Rata-rata konsumsi ( APC = Average Propensity to Consume) adalah ratio antara jumlah konsumsi terhadap pendapatan, APC=C/Y.
3.    Kecenderungan tambahan mengkonsumsi (MPC = c = DC/DY =Marginal Propensity to Consume) adalah sejumlah perubahan konsumsi sebagai akibat dari berubahnya tingkat pendapatan.
4.    Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi   adalah lebih besar dari pada kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau APC > MPC
5.    APC tidak boleh konstan jika C0  adalah tidak nol. Jika Co = 0 maka fungsi konsumsi akan mengurangi  ”absolut income hypothesis ” dimana  konsumsi sebanding dengan pendapatan. Dan hal ini tidak konsisten dengan Keynes.

Keynes melakukan penelitian hubungan fungsi konsumsi dengan mengambil data dari tahun 1929 – 1941. Hasil penelitian di Amerika Serikat tersebut menunjukkan adanya pengaruh pendapatan disposable dengan konsumsi, seperti yang terlihat dari gambar berikut:




Gambar 1. Fungsi konsumsi Masyarakat  Amerika Serikat Tahun 1929-1944

Sumber :  ocw.usu.ac.id

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan fungsi konsumsi yaitu
Fungsi Konsumsi Keynes : C = 832 + 0.42 Yd
Dimana :
§  Co =832  > 0
§  APC  adalah lebih besar dari  MPC
§  Peningkatan pada pengeluaran konsumen tampaknya lebih kecil dari peningkatan pendapatan disposal.
§  Hal ini mendukung bahwa  MPC <1.
Menurut Keynes, meningkatnya pendapatan menyebabkan menurunnya APC dan MPC. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu antara ”waktu untuk hidup” dan ”waktu untuk bekerja” dari perilaku konsumsi itu sendiri. Karena masa hidup seseorang lebih lama dari masa kerja, maka orang perlu menabung untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan sesudah orang tidak lagi mampu bekerja.  Disamping itu semakin besar pendapatan seseorang, semakin tinggi pula konsumsinya. Tetapi peningkatannya tidak dalam proporsi yang  sama besar. Proporsi kenaikan pendapatan lebih besar dari konsumsi ( MPC < 1)
Selanjutnya Keynes juga melakukan penelitian dengan menggunakan data cross section yaitu data tahun 1935 dan tahun 1941. Pada tahun 1935 dissaving meningkat sebagai persentase dari pendapatan, bahkan peningkatannya lebih tinggi dibandingkan pada kondisi perekonomian yang relatif makmur di tahun 1941. Mengapa rumah tangga harus mengorbankan manabung untuk ”membela” (mempertahankan ) gaya hidup mereka ? . Kondisi ini kemudian  diteliti kembali  oleh Duesenberry melalui Relatif Income Hypothesis dan Franco Modigliani melalui Life Cycle Hypothesis. Hasil penelitian Keynes dengan menggunakan data cross section tersebut ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini.



Gambar 2. Fungsi Konsumsi Berdasarkan Data Cross Section Tahun 1935
Sumber :  ocw.usu.ac.id

Dari hasil kedua penelitian tersebut, baik dengan menggunakan data time series, dan data cross section dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Kurva fungsi konsumsi berada berdekatan dengan data konsumsi, kecuali data tahun 1946 – 1949. Hal ini terjadi, karena pada waktu itu terjadi resesi ekonomi.

2.   Kedua fungsi permintaan memiliki konstanta, dan besarnya  MPC < 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar