Menururt
Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam
perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya
konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC =
Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula
pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada
kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan selisih antara
produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi
(penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga
kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat
konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah
tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi
nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Fungsi
konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi
jangka pendek.
Keynes tidak
mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes ” in the long
run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka panjang, kita semua akan mati,
sehingga jangka panjang tidak perlu diprediksi.
Fungsi konsumsi
Keynes dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Fungsi Konsumsi Keynes : C=Co +cYd
Dimana
§ Co > 0. à Co adalah Konsumsi
subsidi (The Otonom Consumption) yaitu sejumlah konsumsi yang diterima oleh
konsumen apabila pendapatan mereka tidak ada, atau Y = 0.
§
Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap
dikonsumsi
Yd = Y – Tx + Tr
Yd = Y – Tx + Tr
§ Tx adalah Pajak dan Tr adalah Subsidi atau transfer
2.
Rata-rata konsumsi ( APC = Average Propensity
to Consume) adalah ratio antara jumlah konsumsi terhadap pendapatan, APC=C/Y.
3. Kecenderungan tambahan mengkonsumsi (MPC
= c = DC/DY =Marginal Propensity to Consume) adalah sejumlah
perubahan konsumsi sebagai akibat dari berubahnya tingkat pendapatan.
4. Rata-rata kecenderungan
mengkonsumsi adalah lebih besar dari pada
kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau APC > MPC
5.
APC tidak boleh konstan jika C0 adalah tidak nol. Jika Co = 0 maka fungsi
konsumsi akan mengurangi ”absolut income
hypothesis ” dimana konsumsi sebanding
dengan pendapatan. Dan hal ini tidak konsisten dengan Keynes.
Keynes melakukan
penelitian hubungan fungsi konsumsi dengan mengambil data dari tahun 1929 –
1941. Hasil penelitian di Amerika Serikat tersebut menunjukkan adanya pengaruh
pendapatan disposable dengan konsumsi, seperti yang terlihat dari gambar
berikut:
Gambar 1. Fungsi konsumsi Masyarakat Amerika Serikat Tahun 1929-1944
Sumber : ocw.usu.ac.id
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan fungsi
konsumsi yaitu
Fungsi Konsumsi Keynes : C = 832 + 0.42 Yd
Dimana :
§
Co =832 >
0
§
APC adalah
lebih besar dari MPC
§
Peningkatan pada pengeluaran
konsumen tampaknya lebih kecil dari peningkatan pendapatan disposal.
§
Hal ini mendukung bahwa MPC <1.
Menurut
Keynes, meningkatnya pendapatan menyebabkan menurunnya APC dan MPC. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan waktu antara ”waktu untuk hidup” dan ”waktu untuk bekerja” dari
perilaku konsumsi itu sendiri. Karena masa hidup seseorang lebih lama dari masa
kerja, maka orang perlu menabung untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan sesudah
orang tidak lagi mampu bekerja.
Disamping itu semakin besar pendapatan seseorang, semakin tinggi pula
konsumsinya. Tetapi peningkatannya tidak dalam proporsi yang sama besar. Proporsi kenaikan pendapatan
lebih besar dari konsumsi ( MPC < 1)
Selanjutnya
Keynes juga melakukan penelitian dengan menggunakan data cross section yaitu
data tahun 1935 dan tahun 1941. Pada tahun 1935 dissaving meningkat sebagai
persentase dari pendapatan, bahkan peningkatannya lebih tinggi dibandingkan
pada kondisi perekonomian yang relatif makmur di tahun 1941. Mengapa rumah
tangga harus mengorbankan manabung untuk ”membela” (mempertahankan ) gaya hidup
mereka ? . Kondisi ini kemudian diteliti
kembali oleh Duesenberry melalui Relatif
Income Hypothesis dan Franco Modigliani melalui Life Cycle Hypothesis. Hasil
penelitian Keynes dengan menggunakan data cross section tersebut ditunjukkan
pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Fungsi Konsumsi
Berdasarkan Data Cross Section Tahun 1935
Sumber : ocw.usu.ac.id
Dari hasil kedua
penelitian tersebut, baik dengan menggunakan data time series, dan data cross
section dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kurva fungsi konsumsi berada berdekatan dengan
data konsumsi, kecuali data tahun 1946 – 1949. Hal ini terjadi, karena pada waktu
itu terjadi resesi ekonomi.
2. Kedua fungsi permintaan memiliki
konstanta, dan besarnya MPC < 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar