Policy Analysis Matrix (PAM) atau Matriks
Analisis Kebijakan merupakan Model analisis yang digunakan untuk menganalisis
keunggulan komparatif (analisis ekonomi) dan keunggulan kompetitif (analisis
financial) terhadap suatu komoditi yang diperkenalkan pertama kali oleh Monke
dan Pearson pada tahun 1989. Menurut Scott Pearson (2005), terdapat
tiga tujuan dari analisis PAM, yaitu :
1) Menghitung tingkat
keuntungan privat sebuah ukuran daya saing usahatani pada tingkat harga pasar
atau harga aktual.
2) Menghitung tingkat
keuntungan sosial sebuah usahatani yang dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat
harga efisiensi (social opportunity cost).
3) Menghitung transfer effect, sebagai dampak dari
sebuah kebijakan. Dengan membandingkan pendapatan dan biaya, untuk selanjutnya
dinamakan sebagai budget sebelum dan sesudah
penerapan kebijakan.
Hasil analisis PAM dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu negara memiliki daya saing yang tinggi
atau rendah dalam suatu sistem produksi komoditi dilihat dari teknologi dan
wilayah tertentu, serta bagaimana suatu kebijakan dapat memperbaiki daya saing
tersebut melalui penciptaan efisiensi usaha dan pertumbuhan pendapatan. Selain
digunakan untuk mengukur daya saing suatu komoditas, PAM juga dapat melihat
sejauh mana dampak kebijakan harga input, kebijakan harga output, atau kombinasi
keduanya yang dilakukan pemerintah terhadap produsen.
Menurut
Scott Pearson (2005), matriks PAM terdiri atas dua identitas, identitas tingkat
keuntungan (profitability identity) dan identitas
penyimpanan (divergences identity). Identitas keuntungan
pada sebuah tabel PAM adalah hubungan perhitungan lintas kolom dan matriks.
Keuntungan didefinisikan sebagai pendapatan dikurangi biaya. Semua angka di
bawah kolom bernama profits dengan sendirinya
identik dengan selisih antara kolom yang berisi revenue dan kolom yang berisi costs (termasuk di dalamnya
biaya input tradable dan faktor domestik).
Identitas penyimpangan (divergences identity) adalah hubungan lintas
baris dari matriks. Divergensi menyebabkan harga privat suatu komoditas berbeda
dengan harga sosialnya. Divergensi meningkat, baik karena pengaruh kebijakan
yang distortif,, yang menyebabkan harga privat berbeda dengan harga sosialnya,
atau karena kekuatan pasar gagal menghasilkan harga efisiensi. Semua angka pada
baris ketiga dari tabel PAM didefinisikan sebagai effect of divergences dan sama dengan selisih
antara pada baris pertama (private price) dan baris kedua (social
price).
Matriks PAM terdiri dan
tiga baris dan empat kolom (Tabel 6). Baris pertama mengestimasi keuntungan
privat yaitu perhitungan penerimaan dan biaya berdasarkan harga yang berlaku,
yang mencerminkan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Baris
kedua mengestimasi keunggulan ekonomi dan daya saing (komparatif), yaitu
perhitungan penerimaan dan biaya berdasarkan harga sosial (shadow price)
atau nilai ekonomi yang sesungguhnya terjadi di pasar tanpa adanya kebijakan
pemerintah. Sedangkan baris ketiga merupakan selisih antara baris pertama dan
kedua yang menggambarkan divergensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel
7. Komponen penyusun policy analysis matrix.
Komponen
|
Penerimaan
|
Biaya Faktor Produksi
|
Keuntungan
|
|
Tradable
|
Non-tradable
|
|||
Harga privat
|
A
|
B
|
C
|
D
|
Harga social
|
E
|
F
|
G
|
H
|
Divergensi
|
I = A – E
|
J = B – F
|
K = C - G
|
L = D - H
|
Sumber
: Monke dan Pearson (1995)
Keterangan
:
A = Penerimaan
Privat G = Biaya Input Non Tradable
Sosial
B = Biaya Input Tradable
Privat H = Keuntungan Sosial
C = Biaya Input Non Tradable
Privat I = Transfer Output
D = Keuntungan
Privat J = Transfer Input Tradable
E = Penerimaan Sosial K = Transfer Faktor
F = Biaya Input Tradable
Sosial L = Transfer Bersih
Menurut
Scott Pearson (2005), metode PAM dapat mengidentifikasi tiga analisis, yaitu
analisis keuntungan (privat dan sosial), analisis daya saing (keunggulan
komparatif dan keunggulan kompetitif), dan analisis dampak kebijakan. Dalam
metode PAM, terdapat asumsi-asumsi yang digunakan dalam antara laian :
1) Perhitungan berdasarkan
harga privat (privat cost) yaitu harga yang benar-benar diterima
produsen dan konsumen atau harga yang terjadi setelah adanya kebijakan.
2) Perhitungan berdasarkan
harga sosial (social cost) atau harga bayangan (shadow price)
yaitu harga pada kondisi pasar persaingan sempurna atau harga yang terjadi bila
tidak ada kebijakan pemerintah. Pada komoditi tradable harga bayangan adalah
harga yang terjadi di pasar Internasional.
3) Output bersifat tradable dan input dapat
digolongkan ke dalam komponen tradable dan komponen non tradable.
4) Eksternalitas positif
dan negatif dianggap saling menghilangkan.