photo IKLAN_zps0bd7cdbd.png

Rabu, 09 Oktober 2013

Klasifikasi UsahaTani

Soehardjo & Dahlan Patong mengemukakan bahwa usaha tani sebagai objek pengamatan dapat dilihat dari berbagai segi dan dalam bukunya tersebut ia meninjau 4 segi pengamatan Yaitu :
1. Menurut bentuknya
2. Menurut Coraknya
3. Menurut Polanya
4. Menurut Tipenya

1. Menurut Tipenya
Berdasarkan cara penguasaan unsur- unsure produksi dan pengelolaannya usahatani digolongkan dalam 3 macam yaitu :
• Usahatani yang penguasaan unsure produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh seseorang
• Usahatani yang penguasaan unsure produksi dan pengelolaannya dilakukan oleh banyak orang secara kolektif.
• Usahatani yang merupakan bentuk peralihan dari usahatani perseorangan ke usahatani kolektif.

• Usahatani perseorangan (individual farm).
Dalam usahatani ini, unsure- unsure produksi ditentukan oleh seseorang dn pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi pda usahatani ini masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan- penggolongan yang lebih halus.

Tenaga kerja yang diperlukan didapatkan dari berbagai sumber.Ada yang berasal dari petani sendiri beserta anggota keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga berdasarkan gotong royong atau upah.Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa berbentuk :
o Tenaga kerja tetap
o Tenaga kerja harian
o Tenaga kerja musiman

Di Indonesia sendiri banyak terdapat tenaga kerja yang sebagian besar dari keluarga petani itu sendiri. Sebagian besar pendapatan petani dalam setahun berasal dari usahataninya. Ini disebut dengan usahatani keluarga (family farm)
Ciri-cirinya :
a Sedikitnya separo dari seluruh jumlah tenaga kerja pria yang diperlukan usahataninya berasal dari petani penggarapnya dan anggota keluarga.
b Sedikitnya separo dari jumlah pendapatan kotor yang diterima oleh keluarga petaninya berasal dari usaha tani tersebut.

Luas tanah tidak dapat dijadikan ukuran untuk mendefinisikan usaha tani keluarga. Usaha tani keluarga dapat pula terdiri dari tanah yang sempit.Karena tiap tanah memberikan sifat dan kesuburan yang berbeda-beda maka pemakaian luas tanah untuk mendefinisikan luas tanah tiak mudah. Jumlah kerja yang diperlukan dan pendapatan kotor tang diterima petani lebih tepat dijadikan dasar untuk mendefenisikan usahatani keluarga.

• Usahatani Kolektif (collective farm)
Adalah usaha tani yang unsure-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi diperoleh organisasi dari membeli,menyewa,menyatukan milik perorangan atau berasal dari pemerintah.Usaha tani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan keluarga, karena sistem pemerintahan suatu Negara atau factor lingkunggan dimana mereka berada.
Kolektivitas dikenal pada abad ke 10. Tujuannya sendiri dalah untuk meniadakan unsure-unsur produksi milik perseorangan. Dengan penyautuan alat-alat produksi pertanian tang tidak dikenal atau sukar dilaksanakan pada usaha tani perseorangan. Pengunaan tanah dan tenaga kerja diharapkan lebih efisien.

• Usahatani Kooperatif (cooperative farm)
Merupakan bentuk peralihan antar usaha tani perseorangan dan usahatan kolektif.Pada usaha tani ini tidak semua unsure- unsure produksi dan pengelolaannya dikuasai bersama.tanahnya masih milik perorangan.Usaha bersama dituangkan dalam bentuk kerja sama di beberapa segi seperti :
o Kerjasama dalam penjualan hasil
o Kerjasama dalam pembelian sarana produksi
o Kerjasama dalam tenaga kerja.

Usaha tani kooperatif ini terbentuk karena petani-petani kecil dengan modal yang lemah tidak mampu membeli alat-alat pertanian yang berguna untuk mengembangkan kegiatan usahanya.Dengan menggabungkan modal yang dimilki mereka dapat membeli alat- alat untuk digunakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat pertanian.

2. Menurut Coraknya
Tujuan kegiatan usaha tani berbeda-beda karena pengaruh lingkungan alam dan kemampuan pengusahanya. Ada petani yang kegiatannya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang disebut dengan usaha tani pencukup kebutuhan keluarga (selfsufficient farm / subsistences farms), dan adapula kegiatannya yang bertujuan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya yang disebut dengan usahaani komersial (commercial farm).

Karena cirri dan sifat yang dimilki oleh usahatani komersial & pencukup kebutuhan keluaraga, beberapa ahli memberikan nama lain kepada kedua usahatani ini.Usaha tani komersial disebut juga dengan nama usahatani dinamis & usahatani tidak komersial disebut usahatani statis. Penggolongan tsb dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat tertentu , karena setiap usahatani statis dapat berubah melalui masa peralihan menjadi usaha tani dinamis.

Para ahli telah banyak menegemukakan pendapatnya untuk membedakan apakah suatu usahatani tergolong subsisten atau komersil.. Salah satu ukuran itu adalah tindakan ekonomi petani dalam penggunaan unsure-unsur produksi.penggunaan usnur produksi misalnya penggunaan tenaga kerja & pemilihan cabang usaha sering didasarkan pada kebiasaan.
Hubungan petani dengan dunia luar usahataninya merupakan dasar pengukur tingkat perkembangan usaha tani.

Beberapa ukuran yang banyak untuk menyatakan tingkat & sifat integrasi petani dengan desa dan kota sekitarnya adalah :
a Perbandingan antara jumlah produk yang dijual ke pasar dan yang dikonsumsi.
b Perbandingan antara jumlah korbanan yang dibeli terhadap jumlah seluruh korbanan yang digunakan dalam proses produksi.
c Tingkat Teknologi.

3. Menurut Polanya 
Pola usahatani ditentukan menurut banyaknya cabang usaha tani yang diusahakan.Berdasarakan jumlah cabang usahatani yang diusahakan usahatani dapat dibedakan sbb :
Usaha tani Khusus
• Apabila usahatani hanya mempunyai satu cabang saja maka disebut dengan usahatani khusus.Contohnya : usahatani tembakau, usahatani padi , usahatani sapi perah.

Faktor yang mempengaruhi petani memilih hanya 1 cabang ialah :
• Keadan fisis tanah yaitu apakah mendapat air pengairan spanjang tahun sehingga cocok ditanami padi.
• Prisnsip keuntungan komperatif yaitu mengusahakan cabang usahatani yang memeberikan keuntungan paling besar dibandingkan dengan cabang usahatani lain.

Usaha tani tidak khusus.
Petani yang juga mengusahakan bermacam-macam usahatani. Seperti ternak atau ikan.
Hal ini dapat dilkukan kalau petani memliki dan mengusahakan berbagai macam tanah seperti : tanah sawah,tanah darat, padang rumput dan kolam.

Usahatani Campuran
Merupakan bentuk usahatani yang diusahakan secara bercampur antara tanaman dengan tanaman, tanaman dengan ternak, tanaman dengan ikan dsb. Usahatani ini juga dikenal dengan tumpang sari, misalnya tumpang sari antara jagung dengan kacang tanah, tumpang sari antara padai dan ikan.
Kombinasi antara tanaman ternak mendapatkan perhatian besar dibeberapa daerah. Kombinasi antara tanaman dan tenak dikenal dengan isatilah mixed farm.

Keutuntungannya adalah :
• Ternak memberikan tenaga kerja dalam waktu- waktu tertentu.
• Ternak memberikan makan berupa protein


4. Menurut Tipenya
Usahatani dapat digolongkan dlam beberapa jenis /tipe tanaman yang diusahakan.
Dari penggolongan ini dikenal usahatani padi, usahatani jagung, usahatani ternak, usahatani sapi, usahatani ternak ayam, dan usahatani kubis. Tiap daerah mempuyai kondisi yang berbeda dengan daerah lainnya. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan fisik, perbedaan ekonomi dan perbedaan lainnya yang tidak termasuk pada keduanya. Karena itu jenis tanaman dan hewan yang tumbuh dapat diusahakan pada suatu daerah berbeda-beda pula.
Tiap tanaman dan hewan memerlukan kondisi fisis tertentu untuk hidup dan berkembang dengan baik .

Faktor fisis
Factor ini sangat mempengaruhi tipe usaha tani yang terdiri dari, iklim,tanah, dan topografi.
Apabila factor fisik di suatu tempat tidak sesuai dengan usahatani yang diinginkan petani harus mengubah keinginannya atau pindak ke daerah lain yng mempunyai factor fisik yang sesuai.

1. Iklim
Hal penting dari iklim yang banyak mempengaruhi tipe usahatani ialah : curah hujan,temperature, pancaran sinar matahari dan kelembapan curah hujan mencakup factor – factor seperti curah hujan dalam setahun, penyebaran hujan dan variasinya dari tahun ke tahun .Tiap tanaman memerlukan curah hujan tertentu sebagai sayarat untuk tumbuh baik. Penyebaran hujan penting juga bagi pertumbuihan tanaman. Tiap fase dari pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan berbeda. Tanaman kapas sangat baik diusahakan di daerah yang mempunyai perbedaan yang nyata anatara hujan dan musim kemarau. Pancaran sinara matahari baik intensitas penyinarannya maupun panjang penyinarannya, mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanama kopi tidak tahan terhadap sinar langsung yang terik sehingga diperlukan pohon pelindung.

2. Tanah
Tanah – tanah pada setiap tempat berbeda dalam tingkat kesuburannya, dalam tekstur, dan dalam tebal atau dalamnya lapisan. Setiap jenis tanaman memerukan syarat – syarat tertentu untuk tumbuh baik. Ada tanaman yang hanya dapat tumbuh pada tanah yang subur dan ada pula yang dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Hara yang terdapat dalam tanah sangat penting artinya tanah yang mengandung banyak kapur akan menghasilkan banyak tanaman runput yang baik untuk usaha tani ternak. Tekstur tanah juga memberikan pengaruh pada macam tanaman yang akan ditanam. Tanah – tanah dengan tekstur halus merupakan tanah berat yang sukar dikerjakan. Dengan demikian tanaman – tanaman yang diusahakan diatasnya adalah tanaman – tanaman intensif. Pada tanah – tanah ringan banyak diusahakan tanaman – tanaman intensif.

3. TOPOGRAFI
Pengaruh topografi pada tipe usaha tani berhubunggan erat dengan iklim dan tanah.Perbedaan tinggi diatas permukaan laut menyebabkan perubahan pada iklim.Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut makin rendsah suhunya dan makin panjang masa tumbuhnya.Hal ini berarti harus ada perbedaan tipe usaha tani di dataran tinggi dengan dataran rendah.Tanah-tanah subur ummunya terdapat didataran rendah.
Topografi juga penting sehubungan dengan penggunaan alat-alat mekanisasi.Mesin-mesin pertanian sukar digunakan ditanah yang tidak datar.Karena itu di daerah yang berbukit kurang tepat untuk tanaman intensif yang memerlukan banyak tenaga kerja pada musim menanam dan musim panen.Perkembangan penggunaan alat-alat mekanisasi mempengaruhi perkembangan usaha tani karena pengaruhnya terhadap biaya produksi,sebagai contoh ialah pemindahan penanaman kapas yang tadinya diusahakan dari tanah-tanah miring ke daerah-daerah datar.
Pemgaruh topografi penting juga artinya pada perbedaan tataniaga.Jarak yang sama jauhnya lebih cepat ditempuh pada tanah datar dari pada tanah miring.Dengan demikian topografi mempengaruhi penjualan hasil usaha tani ke pasar.Daerah-daerah dataran tinggi yang jauh dari pasar umumnya ditanami tanaman-tanaman yang tahan lama,sehingga resiko kerusakan karena lamanya tiba di pasar dapat dihindari.

Faktora Ekonomi 
Disamping factor fisik yang tterdiri dari iklim tanah dan topografi,juga factor ekonomi turut menentukan tipe usaha tanai di suatu daerah.Faktor-faktor ekonomi berubah dari waktuke waktu.Perubahan faktopr ekonomi tidak sama dari tahun ke tahun.Karena itu petani harus mengenal sebab dan akibat dari perubahan factor-faktor ekonomi yang terjadi di daerahnya.Ia harus mampu menbedakan perubahan yang kekal dan sementara.

Tiga factor ekonomi yang banyak mempengaruhi tipe udaha tani dapat diurakan sebagai berikut :
1.biaya tataniaga
Perbedaan biaya tataniaga yaitu biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak dari produsen ke konsumen mempengaruhi tipe usaha tani yang diusahakan di suatu daerah.Biaya ini meliputi biaya pengangkutan ,biaya pengolahan,biaya penyimpanan dan biaya penjualan.Pendapatan yang diterima petani dari hasil penjualan produksi usaha taninya ialah jumlah uang yang diyerima setelah dikurangi dengan biaya tataniaga.Biaya ini umumnya sebanding dengan jarak dari petani ke konsumen.Karena itu petani didaerah dekat pasar mempunyai kecendrungan untuk mengusahakan tanaman yang tidak dapat disimpan lama misaknya sayuran,buah dan susu.

2.perubahan harga produksi
perubahan harga produksi usaha tani mempengaruhi tipe usaha tani di satu daerah.Sekitar tahun 1956 dan 1959 harga tembakau didaerah Jember,Jawa Timur lebih baik dari pada haega padi.Perubahan harga ini membawa akibat pemindahan kerja dan pemakaian tanah kearah tanaman yang lebih menguntungkan.Dengan demikian ada perubahan tipe usaha tani didaerah tersebut.
Perubahan harga produksi mempunyai sifat kekal atau sifat sementara yang dalam wakyu yang relatif singkat akan kembali menjadi normal.Dengan demikian petani harus nanpu nenbedakan antara sifat perubahan yang kekal dan yang sementara.Jangan terlalu cepat mengunah tipe usaha tani apabila perubahan harga itu bersifat sementara.Contoh di AS dalam PD II.Pada waktu itu harga kacang tanah sangat tinggi.Bnayak petani kapas yang cepat-cepat mengubah usahanya ke kacang tanah tetapi kemudian mereka kecewa tahu akhir PD II harga kacang tanah tidak tinggi lagi. 
Mengenal sifat perubahan harga dapat dilakukan dengan menggunakan alat statistik perubahan harga-harga produksi usahatani. Data itu dapat diperoleh dari dinas pertanian rakyat atau dari catatan-catatan petani berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun. Perubahan harga ada hubungannya dengan jumlah produksi. Pada saat prooduksi banyak di waktu panen harga menjadi rendah. Kejadian ini kemudian diikuti oleh pengurang produksi dan sedikit demi sedikit harganya menjadi tinggi. Apabila harga tinggi,petani akan berusaha memproduksi sebanyak-banyaknya. Akibatnya adalah harga turun. Akibat dari penurunan harga ialah bahwa petani akan berusaha mengurangi produksinya yang nantinya kembali menaikkan harga.

(3) Persediaan modal 
Modal lebih banyak mempengaruhi besarnya usahatani daripada tipenya. Tetapi bagi petani muda yang baru mulai berusaha,besarnya modal yang tersedia akan menentukan tipe usahataninya. Ia akan memilih tipe yang memberi kemungkinan pengembalian modal aslinya dengan cepat. Usahatani ternak daging memerlukan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan usahatani tanaman untuk mengembalikan modal aslinya.

C. Lain – Lain
Disamping faktor – faktor fisik dan ekonomi, ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi terhadap tipe usaha tani misalnya hama dan penyakit, tipe usaha tani tetangga dan pilihan pribadi. Tetapi pengaruh faktor ini sangat kecil di bandingkan dengan pengaruh faktor fisik dan ekonomi. Jikalau seorang mengabaikan faktor – faktor iklim, jenis tanah, topografi, dan faktor – faktor ekonomi maka ia pasti akan mengalami kegagalan. Pada dasar nya kesempatan memenuhi keinginan pribadi sangat terbatas.

Selasa, 08 Oktober 2013

Perbedaan antara makroekonomi dan mikroekonomi

   bagaimana kaitan antara kedua bidang tersebut?
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
  • Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
  • Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
  • Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.

Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada penekanan. Ekonomi mikro membahas perilaku unit ekonomi secara individual seperti tingkah laku individual konsumen rumah tangga, perusahaan atau produsen, dan pemerintah dengan unit-unitnya dalam menetukan pilihan (choice). Ekonomi Mikro juga mempelajari bagaimana interaksi ketiga pelaku ekonomi ini dikoordinasikan oleh kekuatan pasar.
Pelaku ekonomi dalam ekonomi makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah tangga, atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-negara lain (foreign countries), dan lembaga keuangan (financial). Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan makro. Sedangkan dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua kelompok saja, yaitu konsumen dan produsen.
Pasar pada ekonomi makro dibedakan berdasarkan jenis komoditi aggregate yang ditransaksikan, yaitu pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar uang atau financial. Sedangkan pada ekonomi mikro pasar dibedakan menurut individu komoditi, misalnya pasar beras, pasar jagung, pasar pakaian dan lain-lain
 Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis
Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhanMasalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
   
Mengapa para ekonom membuat model ?
Mikroekonomi adalah studi tentang bagaimana rumah tangga dan perusahaan mengambil keputusan dan bagaimana para pengambil keputusan ini berinteraksi di pasar. Prinsip utama mikroekonomi adalah bahwa rumah tangga dan perusahaan berusaha mencapai optimalisasi–mereka melakukan hal yang terbaik yang bisa dilakukan untuk mereka sendiri berdasarkan tujuan dan hambatan yang mereka hadapi. Dalam model-model mikroekonomi, rumah tangga memilih pembeliannya untuk memaksimalkan tingkat kepuasan, yang disebut ekonom dengan utilitas (utility), dan perusahaan-perusahaan mengambil keputusan-keputusan produksi untuk memaksimalkan laba (profit) mereka.Karena peristiwa-peristiwa ekonomi muncul dari interaksi banyak rumah tangga dan banyak perusahaan, maka mikroekonomi dan makroekonomi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Bila kita mempelajari perekonomian secara menyeluruh, kita harus mempertimbangkan keputusan-keputusan dari para pelaku ekonomi individu. Misalnya, untuk memahami apa yang menentukan pengeluaran konsumen total, kita harus memikirkan keluarha yang memutuskan berapa banyak uang yang harus dibelanjakan hari ini dan berapa yang harus ditabung untuk esok hari. Untuk memahami apa yang menentukan pengeluaran investasi total, kita harus memikirkan perusahaan yang memutuskan apakah akan membangun pabrik baru. Karena variabel-variabel agregat hanyalah merupakan jumlah dari variabel-variabel yang menggambarkan banyak keputusan individu, maka teori makroekonomi berdiri di atas pondasi mikroekonomi (microeconomic foundation). Karena, peristiwa-peristiwa makroekonomi muncul dari interaksi mikroekonomi, para ekonom makro menggunakan banyak sarana mikroekonomi.Meskipun keputusan-keputuasan mikroekonomi selalu melandasi model-model ekonomi, namun banyak model perilaku optimalisasi rumahtangga dan perusahaan bersifat implisit ketimbang eksplisit. Begitu pula, dalam banyak kajian makroekonomi, perilaku optimalisasi rumahtangga dan perusahaan bersifat implisit.



Minggu, 06 Oktober 2013

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi


    1. Masalah kemiskinan
    Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
    1. Masalah Keterbelangkangan
    Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
    1. Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
    Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
    1. Masalah kekurangan modal
    Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.

    Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
    1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
    2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
    3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.

Jenis- Jenis Lahan Pertanian berdasarkan Bentuk Fisik dan Ekosistemnya

Lahan pertanian menurut bentuk fisik dan ekosistemnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Lahan basah dan Lahan kering. Berikut ini adalah penjelasan  dua macam bentuk fisik dan ekosistem lahan pertanian, yaitu :
1.      Lahan Basah
Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Lahan basah adalah suatu wilayah yang tergenang air, baik alami maupun buatan, tetap atau sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau, termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada waktu air surut paling rendah. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.
Manfaat Lahan Basah, antara lain:
1)      Mencegah banjir
2)      Mencegah abrasi pantai
3)      Mencegah intrusi air
4)      Menghasilkan material alam yang bernilai ekonomis
5)      Menyediakan manusia akan air minum, irigasi, mck, dsb.
6)      Sebagai sarana transportasi
7)      Sebagai sarana pendidikan dan penelitian
Berikut ini adalah jenis-jenis lahan basah, diantaranya :
A.    Sawah
Sawah adalah sebidang lahan pertanian yang kondisinya selalu ada dalam kondisi basah dan kadar air yang dikandungnya selalu di atas kapasitas lapang. Sebidang sawah dicirikan oleh beberapa indicator, yaitu :
1)      Topografi selalu rata
2)      Dibatasi oleh pematang
3)      Diolah selalu pada kondisi berair
4)      Ada sumber air yang kontinyu, kecuali sawah tadah hujan an sawah rawa
5)      Kesuburan tanahnya relative stabil meskipun diusahakan secara intensif, dan
6)      Tanaman yang utama diusahakan petani padi sawah
Sawah berdasarkan system irigasinya / pengairan dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut :
1)      Sawah pengairan teknis : sawah yang bersumber pengairannya berasal dari sungai, artinya selalu tersedia sepanjang sepanjang tahun, dan air pengairan yang masuk ke saluran primer, sekunder, dan tersier volume terukur. Oleh karena itu, pola tanam pada sawah teknis ini lebih fleksibel dibandingkan dengan sawah lainnya. Ciri sawah jenis ini dalam pola tanamnya sebagian besar selalu padi – padi, meskipun ada pola tanam lain biasanya terbatas di daerah – daerah yang para petaninya sudah mempunyai orientasi ekonomi yang tinggi, seperti di daerah kebupaten Kuningan dan kabupaten Garut.
2)      Sawah pengairan setengah teknis : sawah yang sumber pengairannya dari sungai, ketersediaan airnya tidak seperti sawah pengairan teknis, biasanya air tidak cukup tersedia sepanjang tahun. Pola tanam pada sawah ini biasanya padi – palawija atau palawija – padi. Sawah tipe ini banyak terdapat di daerah kabupaten Garut bagian selatan, kabupaten Cianjur selatan, dan kabupaten Sukabumi selatan.
3)      Sawah pengairan pedesaan : sawah yang sumber pengairannya berasal dari sumber-sumber air yang terdapat di lembah-lembah bukit yang ada di sekitar sawah yang bersangkutan. Prasarana irigasi seperti saluran, bendungan dibuat oleh pemerintah desa dan petani setempat, serta bendungan irigasi umumnya tidak permanen. Pola tanam pada sawah pengairan pedesaan ini biasanya padi – padi, dan padi – palawija, atau padi – bera. Petani yang melakukan padi – padi biasanya terbatas di daerah-daerah yang berdekatan degan sumber air saja, sedangkan yang jauh biasanya hanya  ditanami padi sekali saja pada musim hujan dan pada musim kemarau dibiarkan bera. Sawah jenis ini hampir di seluruh kabupaten ada namun luasanya terbatas sekali.
4)      Sawah tadah hujan : sawah yang sumber pengairannya bergantung pada ada atau tidaknya curah hujan. Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerah-daerah yang topografinya tinggi dan berada di lereng-lereng gunung atau bukit yang tidak memungkinkan dibuat saluran irigasi. Oleh karena itu, pada sawah semacam ini pola tanamnya adalah padi – bera, padi – palawija, dan palawija – padi.
5)      Sawah rawa  : sawah yang sumber airnya tidak dapat diatur. Karena sawah ini kebanyakan terdapat di daerah lembah dan cekungan atau pantai. Kondisinya selalu tergenang air karena airnya tidak dapat dikeluarkan atau diatur sesuai dengan kebutuhan. Ciri utama sawah rawa adalah diolah atau ditanami pada musim kemarau dan dipanen menjelang musim hujan. Tanaman yang utama adalah padi rawa yang mempunyai sifat tumbuhnya mudah menyesuaikan dengan permukaan air apabila tergenang melebihi batas permukaan atau dilanda banjir. Sawah rawa banyak terdapat di kabupaten Kawarang sebelah utara, kabupaten Indramayu, dan di pulau-pulau luar Jawa, seperti Kalimantan Selatan, Jambi, Sumatera Selatan.
6)      Sawah rawa pasang surut : sawah yang system pengairannya dipengaruhi naik dan turunnya air laut (pasang laut). Ciri khas sawah pasang surut ini adalah bahwa pengolahan tanah sangat sederhana yaitu hanya pembabatan rumput pada musim kemarau menjelang musim hujan tiba dan panen pada musim hujan. Sawah rawa pasang surut ini banyak terdapat sepanjang sungai yang besar – besar seperti di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Irian Jaya.
7)      Sawah Lebak : sawah yang terdapat dikanan-kiri tebing sungai dan di delta-delta sungai yang besar. Sawah ini sumber pengairannya dari sungai yang bersangkutan. Pemasukan airnya dilakukan dengan memakai alat pengeduk seperti timba atau kincir air yang dibuat di sebelah kiri kanan sawah yang bersangkutan. Sawah jenis ini biasanya ada pada musim kemarau ketika air sungai yang bersangkutan surut, pengolahan dan penanaman pada musim kemarau dan panen menjelang musim hujan. Sawah lebak terdapat di Jawa Timur lembah Bengawan Solo, Kali Berantas, dan Delta Musi di Sumatera Selatan.
B.     Rawa : lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis / semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Rawa-rawa adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut "pembersih alamiah", karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya.
C.      Hutan mangrove :
 suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusmana et al, 2003). Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis ”Mangue” dan bahasa Inggris ”grove” (Macnae, 1968 dalam Kusmana et al, 2003). Dalam bahasa inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut maupun untuk individu-individu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen dan hutan payau (bahasa Indonesia). Selain itu, hutan mangrove oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menjatuhkan akarnya. Pantai-pantai ini tepat di sepanjang sisi pulau-pulau yang terlindung dari angin, atau serangkaian pulau atau pada pulau massa daratan di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung (Nybakken, 1998).
D.    Terumbu karang
 : sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang. Zooxanthellae merupakan suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang.
E.     Padang lamun
ekosistem khas laut dangkal di perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin. Padang lamun hanya dapat terbentuk pada perairan laut dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Terkadang, vegetasi lamun dijumpai setelah vegetasi mangrove dan fungsinya dapat berperan sebagai filter lumpur /tanah yang hanyut bersama air ke pantai setelah mampu lolos tertahan oleh perakaran vegetasi mangrove. Padang lamun juga dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosistem mangrove dan terumbu karang. Di Taman Nasional Komodo, lamun adalah sumber pakan utama duyung.
F.      Danau :
 suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi   makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.
 Berikut ini adalah jenis-jenis danau yang ada di Indonesia :
1.      Danau Buatan / Waduk : danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya. Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat.
2.      Danau Karst : danau yang berada di daerah berkapur di mana yang berukuran kecil disebut doline dan yang besar dinamakan uvala.
3.      Danau Tektonik : danau yang terjadi akibat adanya aktivitas / peristiwa tektonik yang mengakibatkan permukaan tanah pada lapisan kulit bumi turun ke bawah membentuk cekung dan akhirnya terisi air. Contoh yakni : Danau Toba di Sumatera Utara.
4.      Danau Vulkanik / Danau Kawah : danau yang terbentuk pada bekas kawah gunung berapi. Contoh yaitu : Danau Batur di Bali.
G.    Sungai : 
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang terbentuk secara alami dan letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat / saluran mengalirnya air tawar  dari darat menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.
Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran.
i.    Sungai Hujan : sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mataair. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
ii.    Sungai Gletser : sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungaiyang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)  boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
iii. Sungai Campuran : sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser) ,dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Diguldan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
 Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral
i.   Sungai Permanen : sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam diKalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
ii.   Sungai Periodik : sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapatdi pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah.Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantasdi Jawa Timur.
iii.  Sungai Episodik : sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan padamusim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulauSumba.
iv.  Sungai Ephemeral : sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya sajapada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

2.      Lahan Kering
Lahan kering adalah lahan yang digunakan untuk usaha petanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya mengharapkan dari curah hujan. Lahan ini memiliki kondisi agro-ekosistem yang beragam, umumnya berlereng dengan kondisi kemantapan lahan yang kurang atau peka terhadap erosi terutama bila pengolahannya tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah.
Lahan usahatani kering menurut keadaan fisiknya dapat dibedakan atas :
1)      Ladang : lahan usahatani kering yang bersifat berpindah-pindah. Cara terbentuknya ladang adalah sebagai berikut, hutan ditebang lalu di bakar, setelah dibakar lalu ditanami pada ladang / huma atau palawija seperti jagung, kacang-kacangan, dll. Baik yang ditanam secara tersendiri maupun dengan cara tumpangsari. Setiap lahan ladang ini biasanya hanya untuk empat sampai enam musim tanam saja, untuk selanjutnya ditinggalkan yang kemudian hari dapat dibuka kembali setelah subur kembali. Biasanya pada waktu akhir ditanami, ladang tersebut ditanami tanaman tahunan seperti karet atau kopi sebagai bukti bahwa ladang tersebut telah ada yang menguasainya, dan berfungsi sebagai batas apabila di kemudian hari akan dibuka kembali.
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan pada lahan ladang ini petani tidak melakukan usaha pelestarian kesuburan lahan. Peningkatan produktivitas lahan terjadi secara alami saja, karena itu apabila pengembalian produktivitas tersebut tidak berjalan dengan baik, maka menimbulkan padang alang-alang secara meluas. Ladang lahan ini banyak terdapat di Sumatera bagian selatan, Lampung, dan Kalimantan Selatan. Sistem usaha berladang (shift-ing cultivation) ini merupakan salah satu usaha pemborosan sumber daya alam tanah.
2)      Tegalan : kelanjutan dari system berladang, hal ini terjadi apabila hutan yang mungkin dibuka untuk kegiatan usaha pertanian tidak memungkinkan lagi. Lahan usahatani tegalan sifatnya sudah menetap. Pola tanam biasanya campur atau tumpang sari antara padi ladang dan palawija (jagung, kacang-kacangan, ubikayu, dll). Di lahan tegal biasanya hanya diusahakan pada musim hujan saja, sedangkan pada musim kemarau diberakan (dibiarkan) tidak ada tanaman. Pada lahan tegal, usaha pelestarian produktivitas sudah ada dengan cara pemupukan meskipun terbatas pada saat ditanami saja, sedangkan pelestarian selanjutnya berjalan secara alami, atau dibiarkan tumbuh tanaman liar, yang selanjutnya dibabat pada saat akan ditanami kembali dengan dengan tanaman ekonomi. Produktivitas lahan ini umumnya rendah dan tidak stabil karena keadaan topografinya tidak mendatar dan tidak dibatasi oleh pematang atau sengkedan penahan erosi.
3)      Kebun : lahan pertanian / usahatani yang sudah menetap, yang ditanami tanaman tahunan secara permanen / tetap, baik sejenis meupun secara campuran. Tanaman yang biasa ditanam di lahan kebun antara lain kelapa dan jenis buah-buahan, seperti mangga, rambutan, dll.
4)      Pekarangan : sebidang lahan usahatani yang ada di sekitar rumah yang dibatasi oleh pagar tanaman hidup atau pagar mati.  Tanaman yang bisa ditanami di pekarangan adalah buah-buahan, sayur untuk memelihara ternak unggas atau terbak kecil, seperti kambing dan biri-biri.
5)      Kolam : lahan usaha basah tetapi ada di lingkungan kering. Kolam dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kolam air diam dan kolam air deras (running water). Kolam biasa digunakan untuk memelihara ikan atau katak hijau. Usahatani di kolam biasanya dilakukan secara kontinyu dengan periode produksi sekitar 3 -6 bulan. Jadi dalam setahun dapat empat atau dua kali panen, ikan yang dipelihara di kolam biasanya secara campur atau secara tunggal / satu jenis ikan. Usahatani ikan di kolam ada yang bersifat komersial dan ada juga bersifat hanya untuk keperluan keluarga saja.
6)      Tambak : tempat usaha pemeliharaan ikan yang airnya payau (campran ai laut dan air tawar). Lokasi tambak umumnya di daerah pantai. Jenis ikan yang dipelihara di tambak, antara lain bandeng, udang, nila, baik secara tunggal atau campuran.

MANAJEMEN USAHATANI

A.    TUJUAN  MANAJEMEN
Tujuan seorang pengusaha pertanian pada umumnya dan petani sebagai pengelola dan manager usahatani pada khususnya adalah:
a.       Untuk memperolah kesempatan menyelenggarakan hidup yang baik atau sebaikmungkin dan
b.      Untuk dapat membina masa depan yang terjamin bagi keturunannya.

Tujuan manajemen usahatani pada khususnya adalah menjalankan perusahaan sedemikian rupa sehingga dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang semaksimal-maksimalnya secara terus menerus dengan pemakain sumberdaya-sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai manajemen tersebut seorang manajer harus selalu mempunyai sifat: agresif, adaftif, fleksibel, inovativ dan produktif.
1.      Sifat Agresif
Dalam pengertian bahwa seorang manajer harus selalu mencari dan mendapatkan  kesempatan-kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya baik di pasar maupun di dalam pemasaran ataupun di bidang mencari jenis-jenis tanaman baru atau berusaha menekan biaya pokok dari barang yang di hasilkan. Agresif berarti pula bahwa si pengusaha/ manajer harus memegang inisiatif, prakarsa dalam segala hal tanpa menunggu ada perintah dari orang lain.
2.      Sifat Adaptif
Berarti bahwa dalam batas-batas tertentu si pengusaha (manajer) harus mempunyai kemampuan untuk menyusuaikan diri dengan kondisi yang berubah-rubah, yang mungkin menimbulkan kerugian ataupun keuntungan kepadanya, maka kesempatan tersebut harus di gunakan sebenar-benarnya.
3.      Sifat Fleksibel
Dalam pengertian bahwa si pengusaha dalam menghadapi tantangan-tantangan dari luar tidak seharusnya menantang atau melawan sehingga bertumbukan dengan yang lain.
4.      Sifat Inovatif
Berarti bahwa si pengusaha harus selalu bertujuan untuk memperbaharui usaha-usahanya, dala arti mencari akal-akal bary, jenis-jenis usaha baru dengan tujuan yang sama, yaitu memperoleh hasil yang setinggi – tingginya, biaya pokok produk serendah-rendahnya, serta pendapatan yang setinggi-tingginya tanpa merugikan kepentingan pihak lain atau petani lain.
5.      Sifat Produktif
Berarti bahwa setiap pengusaha/manajer usahatani harus mampu menciptakan kegiatan yang menghasilkan produk yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi perusahaan maupun bagi keluarga.
6.       Sikap Proaktif
Artinya bahwa sikap yang tidak menunggu tetapi menjemput bola dengan penuh perhitungan dengan risiko terendah.
Keenam sifat tersebut harus terdapat pada setiap pengusaha/manajer usahatani agar apa yang di ingin di capainya dapat terlaksanan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

B.     UNSUR-UNSUR MANAJEMEN  PERUSAHAAN PERTANIAN
Dalam pelaksanaannya manajemen usahatani berpegang pada lima unsur yaitu
1.      Pengurusan
Pengurusan adalah menjalankan perusahaan menurut cara-cara yang sudah berlaku secara turun-temurun dengan usaha untuk memperoleh tambahan pendapatan untuk melakaukan hal-hal yang sudah biasa tersebut. Tujuan pengurusan adalah untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Cirri dari perusahaan yang baik adalah pertumbuhan kondisi perusahaan setiap tahun baru harus melebihi tahun yang sebelumnya.
2.      Pelaksanaan
Tujuan pokok dari setiap perusahaan tidak lain adalah untuk mencapai sesuatu tujuan yang telat ditetapkan dalam rencana. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila perusahaan tersebut dapat berjalan secara terus menerus, dalam bahwa sekali berjalan tetap terus berjalan.
3.      Kewaspadaan
Yang dimaksud dengan kewaspadaan adalah melindungi diri terhadap kemungkinan-kemungkinan terjadinya risiko atau kerugian. Tindaka-tindakan si pengusaha/ petani harus diperhitungkan menurut ukuran, ruang dan waktu sedemikian rupa sehingga di peroleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Kewaspadaan dalam mengambil keputusan harus didasarkan pada berbagai informasi yang lengkap, baik informasi dari dalam usahatani sendiri maupun dari luar.
4.      Resiko usaha
Tiap usaha selalu akan menghadapi risiko, besar kecilnya risiko yang dialami seorang pengusaha atau petani tergantung pada keberanian untuk mengambil suatu keputusan. Dalam usahatani resiko itu sulit untuk diduga karena faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani sebagian besar belum di kuasai secara sempurna oleh manusia, misalnya faktor iklim dan perubahannya. Oleh karena itu, risiko dalam usahatani setiap saat akan mengancam petani, baik peroroangan maupun kelompok.
5.      Sarana penunjang
Yang di maksud dengan sarana penunjang adalah segala peralatan yang dapat menunjang kelancaran kegiatan pelaksanaan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Sarana ini dapat berupa sarana fisik maupun nonfisik. Sarana fisik adalah peralatan kerja yang sesuai dengan kegiatan yang di lakukan. Sedangkan sarana nonfisik misalnya ketenagan kerjaan  dan lingkungan kerja.

C.     FUNGSI MANAJEMEN USAHATANI
Fungsi manajemen perusahaan pertanian secara umum ada lima macam yaitu:
1.      Membuat perencanaan
Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sisitematis kegiatan-kegian yang akan di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam setiap perencanaan harus mencakup hal-hal berikut:
a)      Pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan dan berapa jumlah tenaga yang di butuhkan untuk setiap pekerjaan tersebut.
b)      Kapan berbagai sumber akan digunakan dan berapa jumlahnya dalam setiap pemakainnya
c)      Kesulitan-kesulitan apa yang mungkin dialami dalam setiap kegiatan.
d)     Jenis-jenis barang apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlah setiap jenis barang tersebut,
e)      Bagaimana pola penerimaan yang di kehendaki dari kegiatan tersebut
f)       Bagaimana pola pemasaran yang akan dilakukan terhadap barang yang diproduksi tersebut.
g)      Berapa kira-kira biaya produksi tiap unit barang yang dihasilkan.
h)      Berapa kira-kira keuntungan yang mungkin diperolehnya, dari setiap jenis barang tersebut.
 Dalam rencana usahatani, hal-hal tersebut akan dipengaruhui oleh jenis komoditi yang diusahakan dan pola tanam yang dilaksanakan untuk setiap lahan yang dikuasai petani.

2.      Menyusun organisasi perusahaan
Menyusun organisasi perusahaan adalah menyusun personalia yang akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam rencana, sesuai dengan bidang keahliannya.
Secara umum. bagian dari organisai perusahaan dapat di bedakan menjadi dua bagian (1) bagian pengadaan (2) bagian penjualan.
Organisasi bagian pengadaan atau penyediaan berfungsi atau bertugas menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dalam usaha produksi,khususnya barang-barang, bahan dan alat-alat.
Bagian penjualan mempunyai tugas untuk mencari informasi harga, mencari pembeli/konsumen, dan melakukan penjualan barang-barang yang dihasilkan.

3.      Melaksanakan usaha
Melaksanakan usaha tidak lain adalah pekerjaan produksi yang sebenarnya yaitu menjalankan, menggerakkan organisasi yang telah disusun, kemudian organisasinya sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan, maka pekerjaan pelaksanaan tidak boleh bertemu dengan permasalahan.

4.      Mengawasi jalannya perusahaan
Mengawasi jalannya perusahaan tidak lain dari mengamati dengan cermat, agar segala sesuatu dalam perusahaan berjalan sesuai dengan rencana. Dalam kegiatan usahatani fungsi pengawasan ini sulit untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena organisasi usahatani tersebut tidak merupakan organisasi yang berdiri sendiri terpisah dari organisasi rumahtangga, sehingga bila terjadi penympangan terhadap rencana yang telah  dibuat sulit untuk diawasi.
Hal-hal yang diawasi oleh setiap pengusaha diantaranya adalah : Ukuran produk yang dihasilkan, baik yang menyangkut ukuran berat, ukuran panjang atau kualitasnya. Pengawasan hal-hal tersebut tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya tugas mengawasi tersebut adalah untuk menghindarkan kemungkinan-kemungkinan kerugian perusahaan , baik kerugian bersifat ekonomis maupun kerugian non ekonomis.

5.      Evaluasi (membuat penilaian terhadap hasil-hasil usaha)
Tugas membuat penilaian terhadap hasil usaha dapat berjalan bersama-sama dengan tugas mengawasi jalannya perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan (usahatani) dapat dilihat dari segi teknis, ekonomis dan sosial.
a)      Dari segi teknis penggunaan faktor produksi harus makin efektif dan efisien, hal ini dapat ditunjukkan oleh meningkatnya produktivitas per satuan pemakain faktor produksi yang terus meningkat, atau dari hasil per satuan luas tertentu misalnya hasil per hektar.
b)      Dari segi ekonomi bahwa usahatani tersebut harus bertambah kegiatan atau cabang usahanya, meskipun modal untuk memperluas usaha itu berasal dari pinjaman atau kredit.
c)      Dari segi sosial yang dapat menunjang pada kemajuan perusahaan adalah adanya kepercayaan dari para konsumen atau pemberi kredit misalnya bank dll, sebab dengan adanya kepercayaan yang baik tersebut akan memudahkan memperoleh fasilitas-fasilitas ekonomi yang di perlukan dalam menunjang usaha-usaha pada masa-masa berikutnya.
 Untuk memudahkan evaluasi (penilaian hasil-hasil usaha tani ) sangat penting bagi pengusaha/petani adalah adanya pembukuan (pencatatan) yang lengkap dan teliti setiap kegiatan produksi dilakukan pada setiap periode tertentu, baik yang menyangkut aspek teknis, ekonomi, maupun sosial serta permasalahan-permasalahan yang timbul selama kegiatan usaha tersebut berlangsung.

6.      Jenis pengelolaan usahatani
Ditinjau dari segi manajemennya usahatani di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
1)      Usahatani individual (indifidual farm)
2)      Usahatani kooperativ (cooperative farm)
3)      Usahatani kolektif (collective farm)
4)      Usahatani perkebunan (estate management)
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan usahatani adalah:
a)      Ukuran luas lahan usahatani
b)      Volume usaha yang dijalankan
c)      Ketersediaan dan tingkat penggunaan sumber-sumber
d)     Ketersediaan fasilitas, serta tujuan yang akan dicapai.


DAFTAR PUSTAKA
Rodjak, abdul. 2002. Manajemen usahatani. Penerbit pustaka giratuna,Bandung